32. ANEH

6 7 0
                                    

"Apa maksud dari sikapmu?"

***

Keempat remaja itu sudah memasuki mobil, posisinya kini Starla dan Gavin berada dikursi penumpang sedangkan Inggit didepan bersama dengan Rakha yang mengendarai mobil. Tentu saja sebelum posisi ini terjadi ada sedikit perdebatan namun Starla yang sudah merasa lelah dengan segera mengakhiri pertikaian itu.

Didalam mobilpun mereka tidak banyak bicara,

"Lo kalau ngantuk tidur aja." Ujar Gavin memecah keheningan mencuri perhatian semua yang ada didalam mobil.

"Hah?" ujar Starla yang tak mengerti maksud dari ucapan Gavin.

Pria itu menghela nafas lalu tersenyum dan menggeser posisi duduknya lebih dekat pada Starla lalu menuntut kepala gadis itu untuk bersandar dipundaknya.

"Apaansih." Dorong Starla dengan sikap aneh Gavin.

"Uuuu gue kayanya mencium aroma-aroma pasangan baru yaaacchh." Goda Inggit

Sementara itu Gavin malah tersenyum menanggapi kalimay dari Inggit, lain halnya dengan Starla yang sudah menatap sinis ke arah dirinya.

"Rumah lo dimana?" pertanyaan terkesan tidak enak itu keluar dari mulut Rakha yang sedaritadi fokus menyetir.

"Lo nanya siapa?" tanya balik Gavin.

"Lo."

"Ya udah lo anterin gue aja sampe kostnya Starla, gue bisa naik taxi sendiri dari sana." Jawab Gavin.

"Kenapa gak dari awal aja naik taxi." Terdengar nada yang meremehkan dari Rakha.

"Lo-"

"Udah nanti lurus dikit lagi terus belok kanan." Tahan Starla memotong ucapan yang akan dilontarkan oleh Gavin.

"Oke."

Sementara itu Gavin melayangkan tatapan protes pada Starla namun juga heran, "Lo kok tau rumah gue?"

"Nyokap lo udah ngasi tau."

Beberapa menit kemudian setelah percakapan itu selesai, mobil yang mereka kendarai kini berhenti tepat didepan rumah yang tak terlalu besar namun tidak bisa juga disebut kecil.

Gavin turun ketika mobil itu telah berhenti beberapa detik, ia mengambil barang-barangnya lalu setelah itu kembali menutup pintu mobil. Sebelum mobil itu pergi ia mengucapkan beberapa kata pada Starla.

"Nanti kalau udah sampai rumah kabarin ya." Pintanya.

Starla terdiam bingung, "Ngapain gue kabarin lo?"

"Biar gue tau lo aman sampai tujuan." Jawabnya melirik pria yang mengemudi.

"Bawel banget sih." Sinis Starla tak bersuara dan memilih membuang muka untuk tidak melihat wajah menyebalkan milik Gavin.

"Ya udah kak kita pamit dulu ya." Ujar Inggit pada Gavin.

Belum sempat Gavin mengeluarkan kalimat perpisahannya, Rakha sudah terlebih dahulu menginjak gas untuk meninggalkan pekarangan rumah pria itu.

Setelah jauh dari rumah Gavin, dengan heboh Inggit mengubah posisi duduknya mengarah pada Starla, "Kok lo bisa sih deket begitu sama kak Gavin? Lo berdua udah jadian? Waahh pantes lo nolak Zidan ternyata lo suka sama yang lebih tua. Kalau sama kak Gavin gue setuju deh secara dia kan temennya kak Dion, seru juga tuh kitab isa double dat-"

CCCIIIITTTTT

Pemberhentian secara mendadak itu membuat serentetan kalimat dari Inggitpun ikut berhenti.

"Lo kalau bawa mobil yang bener dong!" omel Inggit pada sepupunya.

"Sorry."

"Lagian lo ngapain berhenti disini sih? Kost Starla masih jauh!" timpal Inggit.

"Katanya lo mau beli buku? Tuh mumpung lagi lewat." Acuh Rakha menunjuk toko buku yang berada disebrang.

"Oh iya, gue mau beliin kak Dion buku. Untung aja lo ingetin." Inggit bersiap-siap untuk turun, sebelum itu ia menoleh pada Starla.

"Star sorry ya gue duluan, lo pulang sama Rakha gapapakan?" tanya Inggit yang di jawab anggukan oleh Starla.

"Hati-hati lo bawa mobilnya." Ancam Inggit pada Rakha sebelum benar-benar meninggalkan mereka berdua.

Kini tinggal mereka berdua yang berada dalam mobil, Rakha menghela nafas ketika melihat Inggit sudah tidak berada dalam pandangan mereka lagi lalu pandangannya jatuh pada Starla yang masih berada di belakang.

Sementara itu, Starla yang mendapat tatapan tak terbaca dari Rakha tentu saja membuat dirinya kaku dan tak berani menatap balik.

"Lo gak mau nenemin gue didepan?"

"Hah?" ujar Starla menatap Rakha dengan bingung.

"Lo anggep gue supir daripada temen?" senyum tipis Rakha membuat Starla dengan segera turun dan pindah posisi berada didepan, disamping Rakha.

Melihat tingkah gadis itu sontak membuat Rakha menahan senyumnya lalu perlahan ia menjalankan mobilnya. "Good girl." Gumamnya.

Beberapa menit mobil berjalan mobil, tidak ada percakapan diantara keduanya, hening. Starla berusaha agar tidakmenatap kearah Rakha yang fokus menyetir, ia lebih memilih untuk melihat lurus ke arah depan, menatap lurus jalanan didepannya.

Mengapa mereka harus berdua?

Kepala Starla rasanya benar-benar tidak bisa digerakan, bahkan matanya sekalipun takut untuk melirik pria disampingnya.

Mengapa harus ada perasaan takut dalam dirinya? Apakah dia takut mengetahui bahwa hatinya masih milik pria itu?

"Ekheem." Suara deheman itu nampaknya sengaja dikeluarkan oleh Rakha untuk membuyarkan keheningan.

"Lo udah makan?" tanyanya.

Starla tak langsung menjawab, lalu beberapa detik kemudian kepalanya mengangguk dengan pelan, "Udah."

Terdengar tawa hambar dari Rakha yang membuat Starla menatapnya bingung, "Gue lupa, lo kan tadi sama pacar lo mana mungkinlah dibiarin kelaperan."

"Pacar?" awalnya Starla tak mengerti maksud dari kalaimat Rakha tadi namun setelah otaknya bekerja, "Bukan! Gue gak pacarana sama Gavin."

Seketika itu juga dengan segera Rakha meminggirkan mobilnya lalu berhenti, "Kalau begitu apa alasan lo ngejauhin gue dua minggu belakangan ini?"

Mendengar hal itu tentu membuat Starla terdiam. Mengapa pria itu harus mempertanyaan hal yang jawabannya tidak boleh ia ketahui?

"Gavin kan yang nyuruh lo jauhin gue? Kenapa lo gak pernah cerita kalau kalian berdua pacaran? Sebegitu posesifnya dia ke lo?" pertanyaan itu seperti memojokan Starla.

Starla masih terdiam mendenar cercaan pertanyaan dari Rakha, kali ini fikirannya bukan lagi tentnag jawaban yang harus ia berikan, namun ia terkejut dan heran tentang pertanyaan yang dilontarkan Rakha.

"Kenapa lo diem?"

"Dugaan gue bener kan?" lanjut Rakha dengan tatapan penuh tuntutan.

Gadis itu menghela nafas panjang, ia seperti bukan sedang berbicara dengan Rakha yang dikenalnya.

"Yang pertama, gue gak pacarana sama Gavin!" jawab Starla dengan menatap dalam mata Rakha yang masih menatapnya.

"Yang kedua..." Starla menggantung kalimatnya.

"Emang apa masalahnya kalau gue ngejauh dari lo!?"

TBC
Maaf telat up lagi🙏
Bagaimana part ini? Apakah seru? Atau kalian mulai geregetan sama sikap Rakha?
Jangan lupa vote, komen dan share ya☺

Ig: rshntds_18

Ily❤


HAI TUAN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang