41. MERANCANG RASA SAKIT

10 4 0
                                    

"Tumpukan rasa sakit ini terlalu banyak."

***

Dari dalam mobil Starla melihat motor yang yang tak asing sedang parker di halaman kostnya. Benar saja, saat ia turun pandangannya langsung bertemuu dengan Rakha yang duduk di bangku depan kamarnya.

Pria itu berdiri sebagai tanda penyambutan kehadiran Starla lalu tatapannya berubah sinis ketika melihat Gavin yang juga turun dari mobil.

"Lo ngapain ke sini?" tanya Starla bingung, pasalnya ia tak buat janji apa-apa.

"Gak boleh? Gue ganggu lo lagi pacaran ya?"

"Tu sadar." Sambar Gavin yang langsung mendapat tatapan sinis.

"Lo udah lama nunggu gue?" Starla mengalihkan pertanyaannya.

Rakha menggeleng pelan, "Gak."

"Lo gak suruh dia pulang?" lanjut Rakha.

Merasa di usir secara tidak langsung, Gavin lalu merangkul bahu Starla dan tersenyum kemenangan ke arah Rakha, "Kalau gue gak mau?"

Starla menarik nafas sedalam-dalamnya lalu mengehembuskannya secara perlahan untuk menghadapi dua pria yang selalu beradu mulut ketika bertemu, "Mending lo sekarang pulang." Ujarnya melepas rangkulan Gavin.

Melihat adegan didepannya lantas membuat Rakha tersenyum miring penuh kemenangan.

"Ada syaratnya." Ujar Gavin tak mau kalah.

Starla tak langsung menjawab, ia terdiam sejenak memikirkan bagaimana cara mengatasi masalah ini, "Oke, apa?"

Gavin yang mendengar hal itu lantas tersenyum lalu perlahan kedua tangannya memegang kedua pipi Starla agar gadis itu menatap dirinya sepenuhnya, "Nanti malam gue jemput jam 8, oke?"

Pria itu tak menunggu jawaban dari Starla, ia lalu menoleh ke arah Rakha, "Gue pergi atas permintaan Starla, bukan karna lo!" ujarnya lalu pamit.

"Jangan lupa ya." Ujar Gavin di dalam mobil sebelum benar-benar meninggalkan keduanya.

Starla kini bisa bernafas lega karna satu kepusingannya berkurang, ia lalu menatap Rakha yang masih ada di hadapannya.

"Jadi, lo kesini ada perlu apa?"

"Lo lupa sama kesanggupan lo yang kemarin?" tanya balik Rakha, nampaknya pria itu masih kesal dengan kejadian tadi.

"Ooohh, jadi apa yang bisa gue bantu?" Starla berjalan untuk membuka kamar kostnya dan masuk diikuti oleh Rakha, tak lupa mereka juga membiarkan pintu kamar itu terbuka.

"Pertama-tama, lo bantu gue pilihin resto yang bagus karna rencananya gue bakal nembak dia di resto." Rakha mulai menjelaskan rencanya.

"Kenapa harus di resto?"

"Karna menurut Yasmine tempat paling romantis tu di resto, dia gak suka yang di alam-alam begitu." Jawab pria itu.

Keduanya kini pergi menelusuri beberapa restoran yang serasa cocok untuk dijadikan lokasi, beberapa kali Rakha menolak tempat yang di rasa Starla cocok namun lagi-lagi mereka harus mencari karna penolakan pria itu.

"Sepakat ni?" tanya Starla ketika pria itu menyetujui restoran ke delapan yang mereka datangi.

"Iya sepakat."

Setelah mendenga hal itu, kedeuanya lalu berbincang dengan pihak restoran untuk membooking satu meja yang akan digunakan pada tanggal 6 Januari mendatang.

Mulai dari makanan hingga musik, Starla lah yang mengatur semuanya dan tentu itu semua persetujuan dari Rakha.

"Trus apa lagi?" tanya Starla merasa semua persiapan hampir selesai.

HAI TUAN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang