53. MAAF KHA

13 8 0
                                    

"Karna gue juga gak suka sama lo!"

***

Hari-hari berikutnya berjalan dengan semestinya dan Starla masih tetap pada perjanjiannya. Walaupun terkadang ia harus berpapasan dan tidak punya alasan untuk tidak meladeni ocehan Rakha yang terus-terusan mendesaknya, namun ia tetap berusaha sebisa mungkin menciptakan jarak diantara mereka,

"Lo gak lagi ngejauhin gue kan?", "Lo jauhin gue ya?", "lo ngehindar dari gue?", pertanyaan yang dilontarkan Rakha selama 6 bulan ini sesekali terdengar di telinga Starla ketika mungkin pria itu tersadar akan sikap anehnya.

"Gak kok, perasaan lo doang." Hanya kalimat itu yang bisa menjawab pertanyaan Rakha.

Jika boleh jujur, Starla mulai lelah dengan kebohongan ini, jika boleh jujur hatinya sangat teriris setiap kali harus mencoba untuk menjauh dari Rakha. Ia sangat rindu ketika dirinya bebas berbicara dan menatap mata teduh pria itu.

Enam bulan berlalu dengan kebohongan yang ia sembunyikan bukanlah hal yang mudah bagi Starla. Bahkan dirinya harus menyiapkan hatinya sebelum sekolah, ia harus memikirkan bagaimana lagi caranya menjauh ketika nanti ia bertemu dengan Rakha di sekolah.

"Gue tau lo lagi ngehindar dari Rakha tapi bukan berarti lo harus ngurung diri di kelas." Geram Inggit. Semenjak perjanjian itu, Starla selalu datang pagi buta dan jarang keluar kelas seperti hari ini ia sama sekali tidak meninggalkan kelas dari dirinya datang hingga menjelang pulang.

"Gak ada hubungannya sama Rakha, gue cuma lagi males aja."

Setelah mendengar jawaban yang tidak memuaskan dari Starla, Inggit memilih untuk pamit pulang terlebih dahulu karna papanya sudah berada didepan untuk menjemputnya. Sedangkan Starla masih di kelas untuk menyelesaikan catatan yang ada di papan tulis.

Selang beberapa menit berlalu tanpa Starla sadari kini hanya tersisa dirinya yang masih menghuni ruangan itu, ia menghela nafas panjang ketika rasa lelah sudah bersemayam di sekujur tubuhnya, rasanya ia ingin segera pulang untuk memeluk kasur dan gulingnya.

Matanya tertuju pada lapangang basket yang kosong dengan sinar matahari yang menyengat itu, "Udah 6 bulan, bentar lagi kita bakal lulus."

Starla berjalan dengan tatapan lesunya di koridor, rasanya hampa.

"DOOORRR." Teriakan itu tentu saja mengejutkannya dengan segera ia melihat pelaku yang sedang berdiri di belakangnya. Awalnya ia hendak marah namun ketika melihat bahwa Rakha yang melakukan itu, amarah itu berubah menjadi sendu. Starla tak mengatakan apapun dan memilih untuk berjalan cepat meningalkan Rakha.

"Eeeee mau kemana?" tahan Rakha menggenggam tangan Starla.

"Mau pulanglah." Jawab Starla dengan datar lalu melepas genggam tangan Rakha namun lagi-lagi pria itu menahan tangannya.

"Lo kenapa sih akhir-akhir ini, cuek banget ke gue." Rakha tidak bodoh, ia amat sangat menyadari perubahan sikap drastis dari sahabatnya itu dan ini kesekian kalinya ia menanyakan apa alasan dibalik sikap Starla padanya.

"Gak kok-"

"Perasaan lo doang!" Sambar Rakha yang sudah hafal dengan jawaban Starla.

"Gak! Gue gak mau jawaban itu lagi, sekarang lo jujur! Lo kenapa? gue salah apa?" tuntut Rakha memegang kedua bahu Starla.

"Liat gue Star!" ujar Rakha, walaupun mereka berhadapan namun tatapan Starla mengarah ke samping seperti enggan menatap dirinya yang ada didepan.

Starla menghela nafas jengah lalu menatap Rakha dengan malas, "Lo berharap jawaban apa dari gue?"

HAI TUAN (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang