Fiveteen

6.6K 200 2
                                    

Terima kasih untuk dukungan dan sarannya sampai sejauh ini. Author jadi terharu. 🤭🤭🤭 gak nyangka ada banyak yang antusias nunggu lanjutan kisah Renata Elvano.

Love you pokoknya. Heheheh

Happy reading.

Untuk kedepannya Author akan berusaha update seminggu sekali setiap malam kamis. Kalau Author lupa boleh di ingetin😆

Udah itu aja cuap2 nya kali ini.

Jangan lupa bahagia semuanya.

*
*
*

Renata mengangguk cepat tanpa berpikir panjang.

"Kalau begitu berhenti bertemu dengannya."

"Tapi El, kami hanya berteman, akan aneh kalau aku tiba-tiba menjauh darinya." Renata mengatakan isi pikirannya. Ia merasa tidak enak dengan Devan karena dari dulu pria itu selalu membantunya.

"Kalau begitu kamu bisa melanjutkan kegiatanmu." Elvano menatap tak percaya ke arah Renata. Ternyata kehadiran pria itu cukup penting baginya.

"Baik El, aku akan melakukan hal yang kamu minta, agar kamu percaya padaku."

"Baguslah kalau kamu mengerti."

* * *

"Pak, saya tidak terima di mutasi ke bagian lain." Vina tidak terima dirinya tiba-tiba di pindahkan ke bagian marketing, yang benar saja, bisa-bisa kesempatannya untuk bertemu dengan Elvano semakin berkurang.

Tatapan Elvano tidak beralih sedikitpun dari dokumen yang sedang ia baca. Ia sama sekali tidak tertarik dengan ocehan Vina padanya "Seharusnya kamu bersyukur, saya hanya melakukan mutasi bukan PHK."

"Kamu udah berubah El. Padahal dulu, sikapmu tidak sekasar ini padaku." Vina sengaja mengeluarkan kartu as yang selama ini ia simpan, mungkin sudah waktunya untuk memanfaatkan masa lalu mereka, agar Elvano bisa selalu berada di bawah kendalinya. Ya, sama seperti dulu. Saat Elvano begitu mencintainya dan melakukan apapun untuk dirinya. Vina ingin sosok Elvano yang begitu mencintainya itu kembali.

"Apa maksudmu? Memangnya kita pernah bertemu sebelumnya?" Elvano tidak mengerti dengan ucapan Vina. Tiba-tiba saja wanita itu mengungkit masa lalu yang bahkan dirinya sendiri tidak bisa mengingatnya sama sekali.

Vina menatap wajah Elvano sendu, ia sengaja memasang ekspresi semenyedihkan mungkin, agar pria itu luluh padanya. "Ya, kita memang pernah saling bertemu sebelum kamu hilang ingatan."

"Apa kamu sedang berusaha membohongiku?" tanya Elvano penasaran, ia merasa ragu dengan perkataan Vina.

"Aku tidak bohong, aku punya buktinya." Vina mengambil ponsel dari kantongnya. Lalu mengotak atik benda tersebut sebelum akhirnya ia berikan kepada Elvano.

Di dalam ponsel tersebut, Elvano dapat melihat dirinya yang tengah berlutut di hadapan Vina dengan sebuah kotak beludru kecil di tangannya. Tampak Vina yang menyambut hal tersebut dengan senyum bahagia sembari mengulurkan tangannya. Setelah itu Elvano yang tersenyum senang langsung memasangkan cincin tersebut kepada Vina. Keduanya tampak tersenyum bahagia di akhir video.

Elvano yang melihat video tersebut tampak sangat terkejut. Terlihat jelas bahwa video yang Vina tunjukan memang benar dirinya dan bukan hasil editan sama sekali. "Apa dulu kita sepasang kekasih?"

"Iya El, kita dulu saling mencintai."

"Tapi, bagaimana mungkin, apa yang sebenarnya terjadi?" Elvano benar-benar bingung. Sebenarnya apa yang sudah terjadi padannya. Kenapa ia sama sekali tidak bisa mengingat apapun yang terkait masa lalu.

Istri Buruk RupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang