PRETENSE - 14

2.1K 253 32
                                    




Setelah tiga bulan menikah dengan Reksa, Sadine benar-benar menghabiskan waktunya dengan merenung dan berpikir. Dia juga sering menonton kajian-kajian dari semua ustadz serta kiai mengenai urusan pernikahan serta kehidupan berumah tangga di Youtube untuk menenangkan hati dan pikirannya yang sejak awal menikah selalu diliputi oleh rasa takut, resah dan juga khawatir. Kesulitannya untuk mempercayai Reksa serta keraguannya untuk memberi kesempatan pada pria itu juga turut menjadi salah satu penyebab kenapa dia selalu bersikap kurang ramah terhadap suaminya itu.

Namun adakalanya Sadine juga ingin berdekatan dengan Reksa. Merasakan sentuhannya, merasakan afeksinya. Semuanya. Dan dari sekian banyak perasaan-perasaan negatif yang melingkupi hati serta pikirannya itu setidaknya dia masih mempunyai suatu rasa dimana dia bisa dengan bebas menyalurkan keinginannya untuk mendapatkan afeksi dari Reksa selaku suaminya.

Dan rasa itu adalah cinta.

Cinta yang sudah tumbuh di hati Sadine sejak dirinya masih duduk di bangku SMP. Cinta yang masih terus ia pendam dalam-dalam dan berharap tidak akan pernah bisa keluar dari ruang istimewa di hatinya itu sampai kapanpun. Karena kalau sampai Reksa tahu bahwa dirinya menyimpan rasa cinta itu, Sadine takut jika suaminya itu tidak memiliki perasaan yang sama dengannya. Sadine mungkin memang sangat mencintai Reksa sepenuh hati, tapi itu bukan berarti dia akan tunduk. Dia tidak boleh lemah karena cinta, apalagi jika cinta itu hanyalah sebuah cinta sepihak belaka.

Kini Sadine sudah mulai merasa lebih baik. Dia tidak lagi ketakutan setiap kali mendengar nama Noura, tidak lagi tidur dalam kegelisahan sehingga Reksa harus repot-repot memeluknya sambil melantunkan surah Al-Mulk untuk menenangkannya, dan tidak lagi bersikap dingin dan sarkas pada suaminya itu. Dia menerima semua usaha yang Reksa lakukan meski dia masih membiarkan benteng tak kasatmata yang mengelilinginya terus menghalangi Reksa untuk meraih hatinya. Selama Reksa belum bisa menyatakan cinta padanya, maka Sadine juga tidak akan pernah memberikan hati serta seluruh kepercayaannya pada lelaki itu.

Kalaupun Sadine terpaksa harus terus berpura-pura untuk menunjukkan kebahagiaan semu nya pada semesta bersama Reksa, itu tidak menjadi masalah. Toh dari awal pun dia memang sudah sendirian. Sadine sudah tidak bisa mempercayai siapapun lagi termasuk dirinya sendiri. Jadi satu-satunya yang bisa ia percayai hanyalah Tuhan yang maha esa. Dia akan menyerahkan segalanya kepada yang maha kuasa mulai dari sekarang dan juga berusaha untuk menjadi seorang wanita yang kuat apapun yang terjadi.

Dan tekadnya itu berhasil ia buktikan saat dia berhasil melawan konfrontasi yang dilakukan oleh Noura secara terang-terangan di toilet aula hotel tadi.

"Lama banget lo ke toiletnya! Semedi dulu ya?" tanya Yuanita diiringi tawa teman-teman mereka yang lain sedangkan Sadine hanya membalasnya dengan senyum geli.

"Tadi gue ketemu Noura di toilet." ujar Sadine kalem membuat Reksa, Yuanita serta teman-teman yang lain langsung menghentikan tawa mereka dan kompak menatap ke arahnya. Sadine mengangkat kedua alisnya heran. "Kenapa? Emang kalian belum ketemu dia?"

"Lah jadi dateng dia?" Harya melirik Hemma yang terlihat sama kagetnya.

"Tadi sih dia bilang sama gue kalau urusan kerjaannya udah selesai dia bakal sempetin dateng. Gue pikir dia nggak akan dateng karena sekarang aja udah jam setengah 10. Setengah jam lagi pestanya udah mau kelar juga." jelas Hemma.

"Eh itu dia orangnya!" Hazmi, suami Jira, menunjuk Noura yang baru saja keluar dari toilet dan berjalan dengan anggun menuju pelaminan. "Kayaknya dia baru dateng juga deh, tapi mungkin ke toilet dulu buat rapi-rapi lagi."

Reksa terdiam selama beberapa saat. Penampilan Noura yang terlihat sangat cantik dengan gaun panjang berwarna merah maroon nya itu cukup berhasil membuatnya sulit berkata-kata. Sepasang matanya menatap lurus pada sosok anggun yang kini sedang mengantri di pelaminan untuk memberikan selamat pada kedua mempelai. Dan ternyata bukan hanya Reksa saja yang fokus memandangi Noura, orang-orang disekitarnya, terutama yang laki-laki juga tak luput untuk menyegarkan mata mereka dengan terus memandangi perempuan itu. Beberapa di antara mereka juga melontarkan pujian dalam bentuk bisikan karena tidak ingin membuat Noura risih.

PRETENSE (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang