PRETENSE - 19

2.1K 258 23
                                    


Setelah pertengkaran kecil itu terjadi, Sadine jadi bisa merasakan adanya jarak yang sedikit terbentang antara dirinya dan Reksa.

Ya. Pria itu sengaja menciptakan jarak antara mereka berdua dengan tujuan agar Sadine bisa memiliki ruang untuk berpikir lebih jernih lagi. Reksa juga memberi kesempatan pada istrinya itu untuk bersenang-senang dengan dirinya sendiri. Dia bahkan kembali membiarkan Sadine untuk mengendarai mobilnya sendiri lagi, membiarkan dia menghabiskan waktunya dengan Yuanita, membiarkan dirinya mengisi pikirannya dengan hal-hal yang positif lagi tanpa ada niatan untuk mengganggunya sama sekali.

Well, caranya lumayan berhasil tentu saja, karena dengan begitu Sadine jadi lebih bisa menikmati waktu untuk dirinya sendiri. Namun tetap saja hal itu tidak membuatnya bahagia. Raganya begitu dekat dengan Reksa, tapi jarak yang prianya itu berikan membuat hubungan mereka terasa semakin menjauh.

"Gue perhatiin lo kok bebas banget sih akhir-akhir ini? Ada apaan?"

Sadine yang baru saja menuangkan saus barbeque di atas piring berisi wagyu steak nya sontak terdiam. Tentu saja dia tidak akan bisa menghindari apalagi menyangkal pertanyaan ini dari Yuanita mengingat bahwa sahabatnya itu jauh lebih berpengalaman dalam menghadapi kasus-kasus yang sedang terjadi di dalam rumah tangga. Perceraiannya dengan Ferdy adalah salah satu alasannya.

"Kan sebelum-sebelumnya gue emang bebas juga, Yu." jawab Sadine sambil tertawa.

"Tau kok. Tapi nggak yang sebebas ini juga sih," Sepasang mata Yuanita memicing curiga pada Sadine sementara tangannya bergerak untuk mengambil gelas berisi fruit punch miliknya itu. "Biasanya kan Reksa suka banget ngintilin lo. Bayangin dalam 5 hari kerja, 4 hari dia pake buat antar-jemput lo setiap pagi padahal tempat kerja kalian aja berlawanan arah. Kemana dia sekarang? Udah capek buat yakinin lo? Udah nyerah?"

"Nggak. Dia nggak nyerah," Sadine menggelengkan kepalanya. "Dia cuma lagi menjauh sedikit buat ngasih gue sedikit ruang untuk enjoy dengan diri gue sendiri."

Raut sinis yang tergambar di wajah Yuanita perlahan memudar. Tadinya dia berniat untuk mencaci Reksa seperti biasanya. Tapi begitu mendengar jawaban yang lumayan tak terduga itu dari Sadine, dia pun jadi merasa agak khawatir. Karena meskipun dia sangat kesal dengan kelakuan Reksa pada Sadine dulu, dia sama sekali tidak berharap pasangan itu akan berakhir seperti dirinya dan Ferdy. Terlepas dari semua dosa di masa lalunya dulu, pada dasarnya Reksa adalah pria yang sangat baik dan sangat ideal untuk dijadikan pasangan hidup. Yuanita berani bertaruh bahwa jika perjodohan itu tidak ada dan Reksa tetap melanjutkan hubungannya dengan Noura, mereka pasti akan menjadi pasangan yang luar biasa.

Kadang Yuanita berharap Sadine bisa mendapatkan kebahagiaannya sendiri bersama pria yang benar-benar ia cintai. Sudah cukup sahabatnya itu menanggung penderitaan dengan ditinggal anggota keluarga intinya, dikejar-kejar oleh keluarga ayahnya yang ingin dia menghilang dari dunia ini, dan terakhir, menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia cintai.

"Lo lagi berantem sama Reksa?" tanya Yuanita. Nada suaranya kini terdengar lebih lembut dan hati-hati.

"Hmm cuma berargumen sedikit aja. Tapi ternyata efeknya sampe sekarang." Sadine tertawa hampa.

"Udah dari kapan diem-diemannya?"

"10 hari, mungkin? Tapi nggak yang fully diem-dieman juga kok. Kadang kita berdua masih sering ngomong satu sama lain walaupun cuma sekedarnya aja," Sadine memasukkan sepotong daging sapi ke dalam mulutnya dan mengunyahnya ogah-ogahan. "Tapi kali ini gue yang salah kok, Yu. Bukan Reksa."

"Beneran? Emang lo ngapain sampe bikin dia menjauh kayak gitu?"

"I... I asked him to divorce me."

PRETENSE (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang