"Jadiii... gimana honeymoon lo sama si brengsek itu?"
Sadine tertawa mendengar nada judes yang keluar dari mulut Yuanita tepat setelah mereka sama-sama keluar dari mobil perempuan itu begitu sudah sampai di mall. Meskipun sudah 8 tahun berlalu sejak kelulusan SMA mereka, Yuanita masih menyimpan amarah yang cukup besar untuk Reksa atas semua perlakuan buruknya terhadap Sadine dulu. Karena itu setiap kali Yuanita bertemu dengan Reksa, perempuan itu pasti selalu bersikap sinis padanya. Reksa sendiri memilih untuk tidak melawan balik dan menerima semua perlakuan sinisnya itu dengan lapang dada disertai dengan senyum pedih serta bersalahnya.
Beruntung Sadine selalu ada untuk meredam emosi Yuanita jika sahabatnya itu sudah mulai kelewatan dalam menghujat Reksa.
"Udah 8 tahun berlalu loh, Yu. Masih sensi aja lo sama laki gue." kekeh Sadine membuat Yuanita langsung mendengus emosi.
"Laki lo brengsek sih! Kalau aja gue tau lebih awal soal gimana dia memperlakukan lo dulu, udah gue pites macem kutu kali tuh dia!"
Sadine menggeleng-gelengkan kepalanya masih dengan senyum geli yang sama. Keduanya berjalan beriringan menjelajahi seisi mall yang tidak terlalu ramai itu sambil sesekali mampir ke toko pakaian. Sadine tidak ada keinginan untuk membeli baju pesta lagi karena dia sudah membelinya bulan lalu.
"Jadi bridesmaid nya Khansa cuma lo sama Jira aja?" tanya Yuanita sambil memilih-milih gaun pesta yang tergantung rapi di salah satu toko.
"Iya. Hemma kan udah punya seragam sendiri pasti. Sedangkan temen Khansa yang paling deket dan lumayan sering main sama dia cuma Jira sama gue doang."
Yuanita mengangguk-anggukan kepalanya paham tapi tak lama setelahnya dia menghela nafas pelan.
"Jujur sampe sekarang gue masih nggak nyangka kalau Jerome bakal nikah sama Khansa. Lo sendiri tau kan gimana gedenya skandal yang melibatkan orang tua mereka di sekolah dia dan sekolah kita?"
Kali ini gantian Sadine yang menghela nafas. Sejujurnya dia merasa sangat kasihan pada Khansa yang terpaksa harus menikah dengan Jerome karena skandal yang terjadi di antara orang tua mereka. Sewaktu Harya mengirimkan undangan secara online di grup angkatan sekolah mereka bulan lalu semua tanggapannya benar-benar menunjukan keterkejutan yang luar biasa. Sadine saja bahkan sampai miris sekali melihat beberapa komentar mereka tentang Khansa yang menurutnya cukup menyinggung hati. Dan kebanyakan komentar itu berasal dari sesama perempuan.
"Kayaknya Jerome punya alasan deh kenapa dia mau nikah sama Khansa. Reksa juga bilang kalau dia itu tipe orang yang sangat observatif dan hati-hati banget dalam mengambil sebuah keputusan, jadi gue yakin dia nggak akan mungkin main terobos gitu aja tanpa dipikirin mateng-mateng dulu."
"Iya sih. Tapi pada dasarnya Khansa sendiri juga baik sih orangnya. Gue inget banget dulu temen-temen gue di Ranajaya cerita kalau Khansa di hujat habis-habisan gara-gara skandal ibunya itu. Mana pas mau ujian kelulusan pula kejadiannya. Gue nggak bisa bayangin seberat apa beban yang ditanggung Khansa waktu itu."
Sadine menganggukkan kepalanya setuju. Dia memang mendengar banyak cerita Yuanita yang memiliki beberapa teman di SMA Ranajaya tentang Khansa yang menjadi bulan-bulanan satu sekolah gara-gara skandal perselingkuhan ibunya tersebar. Seandainya saja Khansa bersekolah di Paramarta, mungkin Sadine akan ikut membela dan menjaganya seperti yang dilakukan oleh Jira karena dia tahu bahwa Khansa sama sekali tidak ada kaitannya dengan skandal itu.
"Kalau nggak ada Jira yang masih mau dan setia temenan sama dia, mungkin mentalnya Khansa bakal anjlok banget nggak sih, Yu?" Sadine menatap Yuanita yang langsung menganggukkan kepalanya setuju. "Jerome mungkin masih beruntung karena temen-temen deketnya ngejagain dia banget jadi nggak ada satu pun yang berani ngehujat dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
PRETENSE (✔)
RomanceTerkadang apa yang terlihat bagus didepan sering kali berbeda dengan apa yang terjadi di belakang. Sama hal nya dengan kehidupan pernikahan antara Areksa Rafisqy dengan istrinya Sadine Jenar Isvarani. Pernikahan mereka terlampau tenang dan aman bahk...