"Yah nggak seru. Padahal gue menantikan keributan yang ekstra besar dari lo berdua."
Reksa melemparkan tatapan ganas pada Yogas yang sedang duduk santai sambil memakan kue lidah kucing buatan mami di ruang TV sementara Sadine duduk di bersebelahan dengannya sambil bersedekap. Ekspresinya sangat tenang cenderung datar. Namun justru itu lah yang membuat hati Reksa ketar-ketir sekarang. Sejujurnya Reksa memang berniat untuk memberitahu Sadine soal proyek yang akan dia lakukan bersama Noura selama 2 bulan itu, tapi dia tidak menyangka bahwa Yogas lah yang berinisiatif untuk membocorkannya terlebih dahulu guna untuk memupuk kepercayaan Sadine sedari dini.
Yah meski caranya terlalu ekstrim, ternyata itu cukup berpengaruh juga pada Sadine.
"Jadi proyeknya sampe 2 bulan?" tanya Sadine setelah mendengar semua penjelasan dari Reksa yang benar-benar sangat tersusun rapi tanpa ada penambahan apalagi pengurangan sama sekali. Bahkan sepasang mata pria itu menunjukkan kesungguhan yang luar biasa sampai-sampai Sadine jadi ingin tertawa geli melihatnya.
"I-Iya... t-tapi selama 2 bulan itu aku ditemenin juga kok sama Yogas! Aku nggak bakalan berduaan doang sama Noura! Beneran deh!" jawab Reksa dengan nada panik bercampur gugup.
"Maksudnya? Jadi Yogas bakalan ikut nemenin kamu setiap visit ke kantornya Noura gitu?"
"Iya."
Yogas tersenyum bangga bercampur mengejek. "Angkat aku jadi selir lakimu beb."
Sadine kembali tertawa. Sesungguhnya dia memang tidak benar-benar ingin menghakimi Reksa soal foto itu. Ditambah lagi, yang mengirimnya adalah Yogas, salah satu orang yang sangat ia percayai setelah mami, papi, dan Yuanita. Yogas tidak akan berani melakukannya jika apa yang terjadi di dalam foto itu bukan suatu hal yang serius.
"Lo mendingan cari istri baru deh, Gas!" tukas Reksa keki.
"Ih nggak mauuu! Aku maunya sama kamu ajaaa! Hidupnya udah terjamin soalnyaaa!" rengek Yogas manja membuat Sadine kembali mengumandangkan tawanya manisnya itu.
Rasanya sudah lama sekali dia tidak tertawa dengan sangat begitu leluasa seperti ini. Keraguan serta rasa curiga yang sempat menguasai relung hatinya tadi pun perlahan memudar seiring dengan ekspresi takut dan panik Reksa yang entah kenapa terlihat sangat menggemaskan sekali. Baru kali ini Sadine melihat kepanikan yang nampak begitu nyata tergambar dari wajahnya yang sangat tampan itu.
"Kamu nggak marah kan, Dee?" tanya Reksa takut-takut.
"Tadinya sih sempet mau marah, tapi nggak jadi karena ternyata itu cuma keisengannya Yogas aja. Nggak tau kalau kamunya macem-macem nanti." jawab Sadine apa adanya.
"Insha Allah aku nggak akan macem-macem, Dee. Makanya aku minta Yogas buat nememin aku selama proyek ini berjalan untuk menghindari hal-hal yang nggak diinginkan terjadi."
"Berarti kamu takut kelepasan gitu ya sampe bawa-bawa Yogas buat nemenin kamu kayak gini?"
"Ya nggaklah! Anggap aja itu sebagai bentuk antisipasi aku, sayang. Akunya Insha Allah nggak akan mungkin macem-macem, tapi Noura? Dia bisa melakukan apa aja buat bikin hubungan kita kacau. Contohnya kayak pas dia dateng ke sini buat kenalan sama mami waktu itu. Kamu inget kan pasti?"
Sadine terhenyak. Tentu saja dia masih ingat bagaimana Noura dengan percaya dirinya datang ke rumah ini sebagai seseorang yang merasa dekat dengan Nindy guna untuk mendapatkan hati mami. Dia mungkin sudah mendapatkan hati tante Ameera karena beberapa waktu yang lalu tantenya itu mulai menanyakan soal status Noura dan berniat untuk mengenalkannya pada Yogas. Beruntung Yogas langsung menolak mentah-mentah keinginan ibunya itu disertai dengan pernyataan bahwa dia belum ada keinginan untuk menikah lagi untuk sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRETENSE (✔)
RomanceTerkadang apa yang terlihat bagus didepan sering kali berbeda dengan apa yang terjadi di belakang. Sama hal nya dengan kehidupan pernikahan antara Areksa Rafisqy dengan istrinya Sadine Jenar Isvarani. Pernikahan mereka terlampau tenang dan aman bahk...