PRETENSE - 17

2.2K 238 39
                                    


Reksa terbangun dari tidurnya secara perlahan lalu kemudian menolehkan kepalanya untuk menatap Sadine yang sedang terlelap dengan begitu nyaman tepat di sebelahnya itu dalam-dalam.

Setelah sempat berargumen sedikit di mobil tadi, kini mereka sudah berada di dalam kamar mereka yang sudah terkunci rapat-rapat dalam keadaan tanpa busana dan hanya berlapiskan selimut. Mereka bercinta selama hampir 2 jam dan tertidur setelahnya karena sudah terlalu lelah dengan beragam aktivitas yang mereka lakukan sejak pagi tadi.

Reksa melirik ke arah jam dinding yang terpasang tepat di atas meja belajarnya semasa sekolah dan kuliah itu dulu sekilas. Masih jam setengah 2 pagi rupanya. Pria itu memejamkan matanya selama beberapa detik sebelum akhirnya dia memiringkan tubuhnya untuk kembali memandangi wajah cantik Sadine yang sedang tertidur lelap itu. Tangannya bergerak untuk menyentuh kepala sang istri dan mengusapnya dengan penuh afeksi.

She loves me.

Itu adalah kalimat pertama yang muncul di dalam kepala Reksa. Tangannya masih terus bergerak di antara helaian demi helaian rambut Sadine yang panjang dan indah itu sementara otak dan hatinya mulai bertanya-tanya. Sejak kapan Sadine mulai mencintainya? Sejak kapan perempuan itu jatuh hati padanya? Dan kenapa dirinya tidak bisa menyadari itu dan justru malah mempercayai semua kepura-puraan yang perempuan itu tunjukkan?

"Since when?" gumam Reksa dengan nada sepelan dan sehalus mungkin agar tidak terdengar oleh Sadine. "Since when you did fall for me?"

Tidak ada respon sama sekali karena nampaknya Sadine benar-benar sangat lelah. Dengkur halusnya terdengar begitu menenangkan dan Reksa merasa sangat lega karena wanitanya itu bisa menikmati waktu tidurnya dengan baik setelah sekian lama mengalami kesulitan untuk terlelap di jam yang normal.

Reksa menghela nafas pelan sembari ikut memejamkan matanya. Setelah mengetahui perasaan Sadine yang sebenarnya, Reksa jadi bingung dengan perasaannya sendiri. Dia juga tidak tahu harus bagaimana menghadapi Sadine begitu wanitanya ini membuka mata nanti sebab perasaannya sendiri masih belum menemukan jawaban yang pasti. Dia cemburu saat melihat Sadine didekati pria lain, tapi disaat yang bersamaan dia juga ragu apakah kecemburuan itu berasal dari rasa cinta, atau hanya sebuah keinginan untuk menjaga dan melindungi kehormatan sang istri.

"Will you wait for me?" sekali lagi Reksa menggumam meski dia tahu Sadine tidak akan meresponnya karena begitu lelapnya ia tertidur. "Wait for me, yeah? I'll do my best to return your love."

Reksa mengecup dahi Sadine lama lalu kemudian kembali memejamkan matanya sambil menikmati kehangatan yang tercipta dari kulit telanjang mereka berdua yang bersentuhan dengan begitu intim. Namun tak berapa lama, Reksa bisa merasakan adanya pergerakan dari tubuh perempuan yang sedang ia dekap itu. Sadine menggeliat pelan seiring dengan sepasang matanya yang perlahan terbuka. Dan begitu dia mendapati wajah Reksa yang kini sedang tersenyum manis padanya, dia pun mengerang sedikit.

"Jam berapa sekarang?" tanya Sadine dengan suara yang agak sedikit serak.

"Jam setengah 2 pagi," jawab Reksa lembut. "Tidur lagi aja, Subuhnya masih lama."

"Tapi kita belum junub."

"Nggak apa-apa. Nanti satu jam sebelum subuh, aku bangunin."

Sadine terdiam selama beberapa detik. Apakah Reksa baru saja menyebut dirinya 'aku'? bukan 'gue'?

"What did you just say?" Sadine mengerutkan dahinya sembari memasang telinga lebar-lebar untuk mendengar jawaban Reksa yang mungkin saja akan berubah setelah ini. Tentunya dia akan maklum jika hal itu terjadi sebab nyawanya sendiri saja masih belum sepenuhnya terkumpul. Sebagian masih tertinggal di alam mimpi jadi wajar jika telinganya juga tidak mampu mendengar dengan baik.

PRETENSE (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang