PRETENSE - 21

2.4K 235 15
                                    



Acara lamaran Harya dan Gista berjalan dengan sangat lancar tanpa ada kendala apapun. Seluruh anggota keluarga besar mereka hampir semuanya hadir dan mengenakan pakaian yang rapi dan cukup formal mengingat bahwa lamaran adalah acara yang juga lumayan sakral selayaknya akad nikah. Beruntung rumah orang tua Gista yang besar dan luas mampu menampung semua orang yang hadir itu, termasuk teman-teman dari kedua calon pengantin itu.

Gista juga tidak melakukan polesan apapun secara berlebihan pada wajahnya karena baju kebaya yang dikenakannya sendiri sudah cukup heboh untuk menunjang penampilannya. Tapi Sadine yakin alasannya pasti lebih dari sekedar itu. Dan itu semua terjawab dari gerutuan Lila, sahabat dekat Gista sejak SMA, yang terus saja mengomentari penampilan sang sahabat yang nampak begitu biasa sekali dimatanya itu.

"Harusnya tadi gue tambahin dikit lagi tuh warna lipstiknya biar bibir dia nggak pucat-pucat amat kayak gitu! Gista mah susah banget dibilangin!" gerutu Lila tak habis-habis.

"Rambutnya juga kurang aksesoris tuh! Tadi gue tawarin pake tiara kecil dianya nggak mau! Katanya 'gue kan mau lamaran Nic, bukannya mau catwalk ala-ala Miss Universe. Ngapain pake tiara segala?' ngeselin banget!" Nicole, teman kantor sekaligus teman SMA Gista juga ikut menimpali gerutuan Lila.

Sadine berusaha setengah mati menahan tawa bersama Khansa dan Jira yang duduk sebaris dengannya. Sejujurnya Sadine tidak terlalu mengenal Gista sebaik dia mengenal Khansa yang meskipun berbeda sekolah, setidaknya dia pernah beberapa kali bertemu dan mengobrol dengan perempuan itu karena sekolahnya dan sekolah Khansa memiliki hubungan pertemanan yang cukup baik. Sadine hanya tahu bahwa Gista adalah sahabat Harya sejak kecil, bersekolah di Kastara International High School dan sekarang bekerja sebagai arsitek.

Begitu Sadine mengetahui bahwa Gista dan Harya memiliki hubungan yang tak jauh berbeda darinya dan Reksa lalu sekarang mereka berniat untuk mengganti status persahabatan menjadi sepasang suami-istri, Sadine pun mulai bertanya-tanya dalam hati. Apakah mereka melakukannya secara terpaksa atau keduanya memang sama-sama menginginkan itu? Sadine benar-benar merasa sangat penasaran sekali.

"Tapi Gista kan emang cuek banget anaknya." komentar Khansa sambil tertawa. "Kayaknya kalau acara lamaran ini sifatnya nggak formal, dia pasti lebih suka pake kaus sama celana jeans doang sih."

"Ya ampun... gue nggak bisa bayangin..." Lila memijit pangkal hidungnya tidak habis pikir meski dalam hati dia pun mengiyakan komentar Khansa.

"Dan gue yakin Harya pasti ngedukung juga! Dia kan gesrek orangnya!" Nicole tertawa geli. "Dari dulu tuh Harya nggak pernah berubah. Kalau udah sayang sama orang bucinnya pasti gila-gilaan. Dulu juga dia kayak gitu sama gue, ya... walaupun cuma sebentar doang sih."

Kedua alis Sadine terangkat bingung. Apakah Nicole baru saja mengumumkan bahwa dia dan Harya pernah memiliki hubungan khusus dulu? Tapi kenapa semua orang yang duduk di situ terlihat santai sekali seolah-olah itu adalah hal yang biasa. Seandainya saja Noura yang berkata seperti itu, Sadine yakin reaksi mereka pasti tidak akan seperti ini. Dan melihat kebingungan Sadine, Reksa buru-buru berbisik.

"Nicole itu mantan pacarnya Harya waktu SMA."

"Oh." Sadine mengangguk-anggukkan kepalanya paham tapi masih tetap merasa heran sekaligus kagum karena baik Nicole maupun Harya dan Gista terlihat santai sekali berinteraksi sebelum acara lamarannya di mulai.

Bagaimana Gista bisa terlihat sesantai itu saat melihat Harya bercanda dengan Nicole? Dan bagaimana cara Harya untuk mengendalikan keadaan agar tidak ada kecanggungan yang terjadi antara calon istri dengan mantan kekasihnya itu? Benar-benar berbanding terbalik sekali dengan kasusnya bersama Reksa dan Noura.

PRETENSE (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang