Jenderal Agung

76 11 0
                                    

Chapter III
---
Dua bulan kemudian...

Perang masih juga belum selesai. Kekaisaran Lykos dan Kekaisaran Alogo melakukan gencatan senjata sementara. Mereka memutuskan untuk istirahat sejenak dan berdiskusi tentang perjanjian yang akan mereka lakukan. Karena hal itulah Leandra, sang Jenderal Agung bagi Kekaisaran Lykos serta pasukannya mundur kembali menuju kekaisaran.

Saat ini Leandra sedang menunggangi kudanya menuju ibu kota kekaisaran, yaitu Kota Chislon. Dibelakangnya terdapat sekitar ribuan pasukan dan mereka adalah orang orang yang selamat dari perang. Selama perjalanannya ia masih memikirkan arti dari surat yang dikirim oleh istrinya. 'Keadaan bersuka cita' masih terngiang dipikirannya. Ditengah kegiatan berpikir tersebut, Jaren yang merupakan pengawal pribadi sekaligus asistennya itu memanggilnya.

"Yang Mulia" panggilnya pada Leandra.

Merasa dirinya dipanggil, Leandra pun menoleh ke arah asal suara tersebut.

"Katakanlah, Jaren." ucapnya memberi izin.

"Tolong izinkan kami untuk beristirahat, Yang Mulia." jelasnya pada sang Jenderal Agung.

Mendengar hal itu Leandra menolehkan kepalanya kebelakang. Dibelakang banyak dari mereka yang sudah kelelahan. Setelah melihat hal itu Leandra kembali berfokus pada jalan didepannya. Ia lalu menghela napasnya.

"Jangan terlalu lama, kita tak boleh membuat Kaisarina menunggu." ucapnya.

Setelah izin diberikan, Jaren langsung memberitahukan pasukan tersebut untuk beristirahat. Mereka berhenti disebuah tanah lapang terdekat.
---
Di saat mereka membangun tenda peristirahatan, Leandra masih bergulat dengan pikirannya. Kepalanya masih berpikir keras apa maksud dari kata 'Bersuka cita' yang ada di surat istrinya.Ia tak berpikir disaat negaranya sedang berada dalam situasi seperti ini bisa disebut dengan bersuka cita. Pikirannya terasa dijalan buntu. Ia merasa frustasi akan hal tersebut. Pada akhirnya ia tak juga menunjukkan titik terang.
---
Jaren yang sedari tadi melihat tingkah majikannya itu hanya bisa diam membisu. Ia tak tahu apa yang membuat tuannya bertingkah seperti itu. Beliau tampak sangat frustasi.

Jaren adalah seorang pengawal yang ditugaskan sang Dewa untuk mengawal Leandra Zevlycan seumur hidupnya. Ia adalah seorang Vlokken yang merupakan makhluk khusus ciptaan sang Dewa untuk melayani 'Darah Murni' yang tak lain adalah keturunan langsung dari sang Dewa itu sendiri. Ia tak ditugaskan sendirian. Partnernya yang merupakan pengasuh atau pelayan pribadi milik Leandra memiliki nama Cherryl. Tugasnya tak berbeda jauh dengan Jaren. Cherryl bertugas sebagai pengasuh disaat ibu dari Leandra tak dapat melakukan tugasnya.
---
Di malam hari setelah makan malam...

Leandra masih saja memikirkan isi surat tersebut. Ia terus fokus mencari jawaban didalam tendanya. Matanya tertutup dan dahinya ia kerutkan. Jaren yang sejak tadi berdiri disampingnya tak tahan lagi dan ia pun bertanya.

"Yang Mulia?" panggilnya.

Merasa terpanggil, Leandra membuka matanya dan menoleh ke asal suara tersebut.

"Ada apa?" tanyanya pada Jaren.

"Apakah ada masalah hingga anda mengkerutkan dahi anda, Yang Mulia?" tanyanya.

Leandra tak menjawab dan justru kembali melihat kedepannya.

"Kenapa saat ini Mansion Blanche bisa dalam keadaan bersuka cita?" tanyanya tiba tiba.

Mendengar hal itu, Jaren hanya diam tak menjawab. Sebab ia juga tak tahu apa maksud dari sang Tuan.

Malam itu Leandra maupun Jaren diam dengan pikiran masing masing.
---
Pagi harinya...

Leandra tengah bersiap siap untuk melanjutkan perjalanannya. Jaren dan Cherryl membantunya. Ditengah kegiatan bersiapnya, Leandra menanyakan pertanyaan yang sama pada Cherryl seperti ia bertanya pada Jaren.

"Cherryl, bagaimana bisa Mansion Blanche dalam keadaan bersuka cita disaat seperti ini?" Tanyanya.

Cherryl menghentikan tangannya dan terdiam sembari menatap Leandra.

"Maaf, Yang Mulia?" Tanyanya memastikan.

"Disaat seperti ini mansion tengah bersuka cita, menurutmu apa sebabnya?" Ia mengulang pertanyaannya.

Cherryl tampak berpikir sejenak. Tak berapa lama ia pun menjawab pertanyaan tuannya tersebut.

"Mungkinkah Grand Duchess mendapatkan sesuatu?" Jawabnya.

Leandra memikirkan jawaban tersebut dan merasa bahwa jawaban tersebut memungkinkan.
---
"Kau sudah bekerja keras, Jenderal." Ucap seorang wanita bergelar Kaisarani itu.

Leandrina Dil Lykos adalah Kaisarina yang menjabat saat ini. Leandrina merupakan adik dari Leandra sendiri. Leandrina atau yang kerap dipanggil Rina atau Baginda memiliki ciri fisik yang mirip dengan kakaknya.

Saat ini Leandra tengah melaporkan keadaan yang terjadi saat perang dan negosiasi beberapa hari lalu.

"Terima Kasih, Baginda." Ucapnya datar.

Leandrina hanya tersenyum masam melihat sikap kakaknya itu.

"Apakah kau akan terus bersikap seperti itu? Padahal hanya kita diruangan ini tetapi kau masih bersikap sangat formal." Keluhnya.

Tak ada jawaban dari Leandra atas keluhan adiknya tersebut. Melihat hal itu Leandrina pun akhirnya menyerah. Wanita itu mulai membicarakan perihal gencatan senjata bersama sang Jenderal Agung. Dalam kurun waktu yang cukup lama mereka membicarakanya. Hingga tak terasa bahwa hari sudah mulai gelap lagi.

---
Seorang wanita tengah duduk disebuah rumah kaca yang berada di bagian selatan istana. Wanita itu tengah meminum secangkir teh ditemani beberapa manisan buah. Ia menyesap teh tersebut dengan elegan. Disampingnya terdapat seorang pria yang ikut duduk bersamanya. Pria itu melakukan kegiatan yang sama yaitu menyesap teh dari cangkirnya. Di tengah suasana yang damai dan tenang, datanglah pelayan pribadi dari wanita itu dan memberitahukan kedatangan seorang tamu.

"Baginda, Jenderal Agung ingin bertemu dengan anda." Ucap  pelayan tersebut.

"Izinkan dia masuk, Anne." Izin diberikan oleh wanita tersebut.

Tak berapa lama masuk seorang pria yang merupakan Jenderal Agung, yaitu Leandra Zevlycan.

"Salam saya sampaikan pada Baginda Ibu Suri serta Ayahanda semoga kebahagiaan selalu menyertaimu." Pria itu menunduk memberi salam pada wanita yang dipanggil Ibu Suri.

"Angkatlah kepalamu dan perlihatkan wajahmu, Putraku." Balas wanita itu dengan senyuman yang tipis.
---

Jangan lupa komen dan vote ya, terima kasih^^~

Grand Duke & Grand Duchess [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang