Wanita Itu

89 12 0
                                    

Chapter IV

---
Pertemuan dengan Ibu Suri berlangsung lama. Leandra baru kembali ke tempatnya saat hari sudah gelap.

"Jaren, kau di luar?" Tanya Leandra memanggil pengawalnya tersebut.

"Ya, saya disini, Yang Mulia." Suara balasan terdengar dari balik pintu.

"Ambilkan kertas dan tinta untukku." Titahnya pada Jaren.

"Baik, Yang Mulia." Ucap Jaren.

Tak berapa lama pintu terbuka dan tampak Jaren sedang membawa kertas dan tinta seperti yang diperintahkan Leandra. Jaren meletakkan kertas dan tinta tersebut di atas meja kerja Leandra.

Leandra keluar dari kamar mandi dan langsung duduk di kursinya. Ia pun mulai menuliskan kata kata di atas kertas tersebut.

"Maaf jika lancang. Tetapi, untuk siapakah itu, Yang Mulia?" Tanya Jaren.

"Untuk Duchess." Ucapnya tanpa menoleh atau pun berhenti menulis.

Tak berapa lama kegiatan menulis surat selesai. Leandra melipat surat tersebut dan memasukkannya ke dalam sebuah amplop. Di atas amplop tersebut lelehan lilin dituangkan dan diletakkannya cap. Beberapa saat kemudian cap tersebut di angkat dan terukirlah lambang Zevlycan. Leandra memberikan amplop surat tersebut kepada Jaren.

"Kirimkan ini ke mansion di utara." Ucapnya pada Jaren.

Jaren menerima amplop surat itu dan langsung pamit pergi untuk mengirimkannya ke Mansion Blanche.
---

Ketukan terdengar dari balik pintu. Jaren mengetuk pintu guna membangunkan Leandra.

"Yang Mulia, Lady Coline berkunjung." Ucap Jaren dari balik pintu.

Erangan terdengar di dalam ruangan. Leandra bangkit dari tidurnya dan duduk di pinggir kasur. Ia mengusap wajahnya.

"Siapa berkunjung?" Tanya Leandra.

"Lady Coline berkunjung, Yang Mulia." Ucap Jaren lagi menjawab pertanyaan Leandra.

"Lady Coline...Sina?" Gumamnya.

"Masuklah Jaren dan bantu aku untuk bersiap." Titahnya pada Jaren.

Pintu terbuka dan Jaren pun masuk. Tak butuh waktu lama bagi Leandra untuk bersiap.
---
Di ruang tamu seorang wanita sedang duduk sembari menikmati teh yang disiapkan oleh pelayan. Pintu terbuka. Dari luar ruangan tampak seorang pria dengan setelannya dan tepat disampingnya berdirilah Jaren. Pria tersebut memasuki ruangan dan wanita yang di dalamnya pun bangkit.

"Salam saya sampaikan kepada Yang Mulia Grand Duke semoga kebahagiaan selalu menyertaimu." Ucap wanita tersebut.

Grand Duke yang tak lain adalah Leandra duduk setelah mendengar salam tersebut. Dan wanita itu pun mengikutinya dan duduk di sebelah kanannya.

"Jadi, ada urusan apa kau kemari, Lady Coline?" Tanya nya tanpa basa basi.

Wanita yang bernama lengkap Sina Coline itu hanya tersenyum menatap Leandra.

"Saya datang kemari sebab mendengar kabar anda sudah kembali, Yang Mulia." Ucapnya dengan lemah lembut.

Leandra hanya menatap Sina datar. Ia pun memalingkan wajahnya ke arah yang berlawanan.

"Saya... rindu dengan anda, Duke."
---
Ruangan hening selama beberapa saat. Leandra pun menghela napasnya.

"Lady Coline. Hubungan kita saat ini hanya sebatas sesama darah murni, tidak lebih. Masing-masing dari kita pun sudah menikah dan memiliki pasangan sah di mata kekaisaran." Ucap Leandra menjelaskan.

"Pernikahan anda mau pun saya terjadi atas hal politik. Bukankah kita berdua saling mencintai sebelumnya, Ian?" Ucap wanita tersebut diakhiri dengan panggilan untuk Leandra.

"Aku tak pernah mengizinkanmu untuk memanggilku dengan nama panggilan itu, Lady." Ucapnya dengan kata terakhir yang ditekankan.

"Tetapi-" Perempuan itu ingin melanjutkan.

"Cukup. Cherryl!" Panggil Leandra.

Tak lama datanglah Cherryl.

"Saya disini, Yang Mulia?" Ucap Cherryl.

"Tamu kita sudah mau pergi, antarkan dia." Ucap Leandra dengan tatapan dingin.
---
"Baginda, Ibu Suri datang berkunjung." Ucap seorang penjaga.

Pintu pun terbuka dan masuklah seorang wanita ke dalam ruangan. Di dalam ruangan tampak juga wanita lain yang mirip sedang duduk di kursinya.

"Kau masih bekerja hingga larut dengan keadaanmu yang seperti ini, Baginda?" Tanya Letricia, sang Ibu Suri.

Wanita yang di panggil 'Baginda' tersebut hanya tersenyum lembut pada sang Ibu Suri yang tak lain adalah ibu kandungnya.

"Saat saya masih bisa mudah bergerak, lebih baik saya mengerjakan hal yang bisa saya lakukan, Ibunda." Ucap Leandrina.

Letricia hanya menghela napas mendengar jawaban putrinya tersebut. Mengapa tidak, sebab saat ini Sang Kaisarina masih saja mengerjakan urusan kekaisaran di tengah kehamilannya yang memasuki usia 8 bulan. Tak berbicara lagi, Letricia pun duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan.

"Selesaikan yang sedang kau tulis saat ini, dan setelah itu istirahatlah, Rina." Ucap Letricia tanpa menoleh.

Leandrina mendengar hal itu pun tersenyum tipis.

"Baik, Ibunda. Akan ku selesaikan yang satu ini."
Ucapnya pada ibunya.
---
Keesokan harinya...

Saat ini Lazschra tengah duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya. Ia menikmati secangkir susu hangat ditemani beberapa roti sebagai sarapannya pagi ini. Pagi hari ini langit tampak cerah. Tak ada hujan salju dan semacamnya.

Suara ketukan pintu terdengar dari luar ruangan.

"Masuklah." Ucapnya pada pelaku yang mengetuk pintu tersebut.

Pintu terbuka dan tampak Roa di baliknya. Ia masuk dan menutup pintu kembali. Roa melangkah menuju tempat Lazschra berada.

"Ada kabar dari Duke?" Tanya Lazschra begitu Roa berdiri dibelakangnya.

"Grand Duke mengirimkan surat dari ibukota, Yang Mulia." Ucap Roa sembari menyerahkan amplop surat tersebut.

Lazschra mengangguk dan menerima amplop surat itu.

"Baiklah. Terima kasih, kau boleh pergi." Ucap Lazschra.

Roa pun berbalik dan keluar dari ruangan.

Begitu ruangan kosong, Lazschra menggunakan pisau kecil untuk membuka surat tersebut.

'Salam padamu Duchess. Saat ini aku tengah berada di ibukota untuk melaporkan keadaan perang pada Kaisarina. Aku akan kembali secepatnya 2 hari lagi. Ku harap saat diriku tiba di sana kau dalam keadaan yang baik.'

Leandra.

Kira kira seperti itulah isi dari surat tersebut.

Leandra mengernyitkan dahinya kala selesai membaca isi surat tersebut. Selama 2 bulan terakhir suaminya tak mengirimkan kabar. Dan saat lelaki itu mengirimkan surat isinya tertulis begitu singkat.
---

Jangan lupa komen dan vote ya, terima kasih^^~

Grand Duke & Grand Duchess [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang