1. Prolog

5.1K 424 25
                                    

Naruto menyandar santai pada kursi penumpang, hari ini dia akan berangkat sekolah. Pak Yamato yang mengantarkannya pagi ini, menuju sekolah.

Sementata Ayah dan Ibunya sibuk bekerja. Pandangannya menatap lurus pada kaca mobil, memperlihatkan jalanan yang ramai.

Sudah belasan tahun dia hidup di jepang jaman modern, rasanya lega sekali.

Setelah kematian pertamanya, Naruto berinkarnasi kemasa depan. Menjadi seorang anak pengusaha kaya raya, dimanja, bahkan semua keinginannya dituruti.

Ayah dan Ibunya masih sama disini, hanya saja sekarang mereka masih hidup dan merawatnya sampai dewasa.

Tak seperti dulu, Ayah dan Ibunya meninggal karena mereka adalah jendral perang kerajaan.

Bersyukur dirinya dijaman itu mati, dan bereinkaranasi kembali. Jika tidak, mungkin hidupnya akan tetap susah dan penuh persaingan.

Pada usia 20 tahun, dirinya dinikahi raja negara api. Tapi sayang sang raja tidak mencintainya, tidak memperdulikannya sampai dia menghembuskan nafas terakhir.

Hidupnya penuh persaingan dengan para selir yang gatal akan sentuhan sang raja dan haus akan kekuasaan.

Mereka berlomba-lomba membunuhnya dan saling membuat konspirasi. Meski Naruto tidak dicintai, tetap saja kebencian itu ada karena tahta yang dimilikinya.

Bahkan dirinya ingat, sang raja hanya memandangnya datar saat dirinya mati.

Raja menikahinya bukan karena cinta, tapi karena menuruti nasehat para tetua. Mengatakan bahwa ini adalah salah satu balas budi karena jasa orangtuanya yang begitu besar.

Tapi bukannya malah mendapat jackpot, Naruto malah mendapatkan banyak kotoran disana. Hidupnya malah sia-sia dan waktunya jadi tak berguna dibalik kokohnya tembok kerajaan, yang menjadi saksi penderitaanya selama ini.

Tapi sekarang Naruto tak peduli, hidupnya sekarang sudah sangat nyaman. Menjadi anak tunggal kaya raya, mungkin ini adalah balasan sang dewa atas kesabarannya

Mobil yanh dinaikinya berhenti di sebuah gedung Sekolah Elite yang mewah, tak terasa sudah sampai dengan cepat.

Dirinya turun dari dalam mobik itu, dengan pandangan semua orang yang menatap keindahannya.

Bukan hal yang aneh saat dirinya menjadi pusat perhatian, wajahnya yang rupawan dan kaya raya, ditambah otaknya yang juga encer. Membuat banyak orang menyukainya.

Satu kata untuk dirinya, terlalu sempurna!.

Saat melewati jalan menuju kelasnya, Naruto sesekali memberikan senyuman yang manis.

Mampu membuat orang-orang semakin terpana dan hilang akal di otaknya.

Dia betah menjalani kehidupan ini, semoga saja tak sesingkat kehidupannya dimasa lalu. Terlalu cepat dan mati muda.
.
.
.
.

Mata hitam itu menatap sendu tubuh yang terbaring lemah diatas ranjang mewah. Sudah 5 tahun dia terus tertidur seperti ini.

Perasaanya semakin bersalah karena sang Permaisuri tak bangun juga, andai saja dirinya merawat Permaisuri dengan baik saat dulu.

Tangannya mengusap pipi putih itu dengan sangat lembut dan pelan. Perasaanya semakin menyesal saat melihat tubuh yang terbaring itu.

Jika saja orang tak teliti, mungkin mereka akan menganggap bahwa Permaisuri mati, karena sudah lama terbujur diatas ranjang dan tak bangun lagi. Hanya deru nafas lemah yang menjadi tanda dirinya masih hidup.

Koma yang panjang membelenggu sang permaisuri dalam tidurnya.

"Naru... kau tidak mau bangun? Aku sudah menunggumu terlalu lama. Jangan menyiksaku seperti ini..." air mata itu mengalir dimanik hitamnya.

One Hundred Days : Rewind To Be Empress (SASUNARU) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang