8. Si Muka Dua

2K 266 13
                                    

Acara sarapan bersama itu telah selesai dengan cepat, Naruto merasa ingin segera pergi dari sini karena dirinya jujur saja merasa muak saat melihat wajah saudaranya sendiri. Karin terus memasang wajah masam, sementara dirinya jadi malas makan, moodnya langsung turun saat melihat wajah itu.

Sasuke menawarkan padanya untuk segera pulang kembali pada pavilium dan akan mengantarnya sampai sana, namun Naruto menolaknya tentu saja. Ingin tetap melihat bagaimana wajah para selir saat dirinya sudah tidak di dampingi Sasuke, apakah masih tetap datar atau akan berubah, expresi mereka tak boleh dirinya lewatkan sedikitpun.

"Naru, kalau begitu aku akan segera kembali bekerja. Jaga dirimu baik-baik, jika kau bosan kau bisa meminta salah satu dari mereka untuk menemanimu, jangan kelelahan oke! Nanti kau bisa demam kembali" Nasihatnya sebelum pergi.

Sementara Naruto hanya mengangguk mengiyakan saja. Toh dirinya juga ingin cepat pulang, bahkan tidak sudi untuk melihat mereka, apalagi ditemani seorang selir.

"Kalian semua  bersikap baiklah pada permaisuri, jangan sampai menyakitinya jika aku tau maka hukuman akan kalian dapatkan!" Ujarnya, sambil menatap selirnya dengan tegas. "Shisui, Izuna, setelah ini temui akau diruang pelatihan".

"Baik Tou-sama" ujar keduanya serempak, begitu patuh.

"Kalau begitu aku pergi, jaga dirimu baik-baik Chuuuppp....." Naruto sangat kaget, karena Sasuke mencium keningnya dengan tiba-tiba, ingin menamparnya. Tapi sayang, ini masihlah tempat umum, dia harus menjaga imagenya disini.

Naruto melihat Sasuke yang sudah keluar dari dalam ruangan, kemudian netra birunya melihat kearah para selir dan anak-anak Sasuke. Memutuskan untuk tidak peduli dan pergi dari sana, karena merasa sudah tidak ada keperluan lagi, wajah mereka tetap sama saja lagipula, expresinya tidaklah berubah.

Saat berdiri, Naruto merasakan Yukatanya seperti ditarik oleh seseorang, ternyata itu adalah Karin, yang menarik Yukatanya dengan kencang.

"Hallo Naru, lama sekali tidak berjumpa" menurutnya Karin begitu penuh basa-basi saat mulut busuknya berbicara. "Kau sudah sehat ? Ah.... bahagia sekali ya... karena sekarang Sasuke menjadi sangat perhatian padamu, bahkan mengembalikan statusmu sebagai permaisuri" seringainya sinis.

Dengan kasar, Naruto menepis tangan Karin yang memegang Yukata indah miliknya. "Jangan menyentuh bajuku dengan tangan kotormu Karin! Kau tau, aku merasa tidak memiliki hal apapun yang bisa membuatmu tersinggung!" Mata birunya menatap Karin dengan berani.

"Cih.... sekarang kau berani menjadi sombong rupanya!" Karin berdecih pelan.

"Fu*k....!!! this woman so annoy....." desis Naruto pelan. "Jadi maunya apa? Ingin aku terlihat lemah lembut ? Seperti ini ?" Naruto memberikan salam dan senyuman yang terlihat mengejek pada Karin, sehingga membuat wanita itu marah.

"Kau.... beraninya!" Tak terima diejek seperti itu.

"Karin! Sudahlah, apakah kau tidak malu bertengkar seperti itu ? Bersikaplah seperti seorang selir yang terhormat, jangan rendahkan harga dirimu sendiri, kau tampak seperti tak memiliki tatakrama!" Itu Izumi, yang mengintrupsi pertengkaran mereka.

"Nee-Chan.... Kau membelanya ? Tapi kau bisa lihat sendiri, dia sangat menyebalkan sekali...." tunjuknya pada Naruto.

Sementara Naruto tentu saja tidak terima jika dituduh seperti itu, lagipula dia sendiri yang memancing Naruto untuk berkelahi. Dasar jalang tidak tahu malu, pikir Naruto tersinggung.

"Aku tidak buta untuk melihat siapa yang salah disini, jadi berhentilah berdebat Karin!" Ujar Izumi kembali.

"Cihh... menyebalkan, Shisui! Ayo pergi..." Karena merasa kalah dan malu, Karin memutuskan untuk pergi dari sana, dalam hatinya merasa iri karena perlakuan Sasuke pada Naruto, yang sekarang tidak pernah di dapatnya lagi.

One Hundred Days : Rewind To Be Empress (SASUNARU) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang