Kurenai kebingungan saat melihat permaisuri yang menangis kencang dan berguling di lantai, menjerit-jerit dengan kaki menendang udara.
"Aku tidak mau disini huaaa.... Kurama sialan!" Tangisan itu terdengar sampai keluar ruangan.
"Yang Mulia, aku mohon bangunlah" mencoba membangunkan Naruto yang terus menangis tanpa henti.
Naruto pun duduk secara tiba-tiba, membuat Kurenai kaget bukan main.
"Katakan padaku Baa-san, ini bohongkan ? Aku sudah mati kan ? Ini adalah mimpi ? Benar ini pasti mimpi!" Mata birunya menatap penuh berlinang air mata pada Kurenai.
"Yang Mulia, apa yang kau bicarakan ? Bahkan kami bersyukur karena kau sudah terbangun kembali, ini bukanlah mimpi!" Kurenai balas menatap Naruto dengan serius.
Dia sudah mengabdi pada sang Permaisuri sejak kecil, menyayanginya seperti anak sendiri.
"Tapi aku tidak mau.... aku maunya mati! Bukannya hidup lagi!" Rengeknya manja.
Sementara para Dayang yang melihat hanya meringis pelan mendengar ucapan permaisuri mereka, karena tau betul kisah hidupnya yang pahit. Masih bisa dimaklumi, walaupun Permasuri mereka agak sedikit aneh.
"Yang Mulia... aku mohon jangan seperti ini" pintanya sedih.
Naruto benar-benar syok, saat Kurama tidak bercanda mengirimnya kembali pada masa ini.
Bagaimana dia bisa hidup, tidak ada internet! Tidak ada game center! Tidak ada ramen Teuchi! Tidak ada kakak kelasnya yang tampan! Dan yang paling penting adalah, TIDAK ADA AYAH DAN IBUNYA!.
"Kenapa Kurama tega sekali padaku hiks....." tangisnya kembali.
Yang membuat bingung Kurenai adalah kenapa Permaisuri selalu menyebut nama Dewa Kurama ? Apakah dia sangat sedih dan kecewa karena telah sadar ?.
Pasti karena ini ada hubungannya dengan masalalu yang menyakitkan, setidaknya hal ini membuat Kurenai mengerti perasaan Naruto.
"Yang Mulia Raja, akan memasuki ruangan!" Teriak seorang pengawal dari arah luar.
Membuat Naruto melotot kaget dan hampir jantungan, dia belum siap untuk bertemu si sialan itu!.
Kenapa harus datang secepat ini sih ?.
.
.
.
.Sasuke mendengar suara jeritan dari luar Pavilium permaisurinya, sementara para dayang hanya berdiri di depan pintu dan menunduk dalam sembari menutup telinganya.
"Ada apa ini ? Dimana Permaisuri ?" Tanyanya saat pada salah satu dayang.
"Di dalam Yang Mulia, ada Nyonya yang ikut menemani"
"Yang Mulia Raja, akan memasuki ruangan!" Teriak kasim.
Dengan cepat, Sasuke membuka pintu Pavilium Permaisurinya, masuk kedalam tak sabar ingin segera bertemu.
.
.
.
."Naruto..." Sasuke tersenyum cerah.
Semetara yang dipanggil hanya melotot terkejut, melihat kedatangan Sasuke yang secepat ini.
"Naru... aku merindukanmu" Sasuke langsung mendekatinya, lalu memeluk dengan cepat sehingga membuat Naruto semakin kaget.
Bahunya terasa basah, apakah si Uchia-Teme ini menangis ? Pikirnya bingung.
"Aku pikir, kau tidak akan pernah terbangun kembali" isaknya pelan.
Kurenai yang melihat itu menjadi terharu, karena mengetahui perjuangan sang raja selama ini. Dia mundur perlahan, lalu meninggalkan keduanya untuk memberikan ruang privasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Hundred Days : Rewind To Be Empress (SASUNARU)
De TodoSetelah berpikir mati dan menjalankan reinkarnasi pertamanya, Naruto dengan sangat bahagia hidup sebagai anak SMA yang kaya raya penuh perhatian dan kasih sayang. Namun setelah bangun dari tidurnya, kenapa dia malah kembali kepada tubuhnya yang dulu...