3. Misi Bunuh Diri ?! (Revisi dikit)

2.9K 338 17
                                    

Naruto sudah muak dikurung disini, ini bahkan mungkin sudah hampir seminggu lamanya. Setelah para dayang dan Sasuke memergokinya untuk bunuh diri.

Iya, bunuh diri! Karena dipikirannya adalah jika dirinya mati bunuh diri, maka rohnya akan kembali pada tubunya yang dimasa depan.

Tidak salah kan pemikirannya ? Meski itu adalah hal paling extreme yang ada di otaknya.

Pada pagi yang membosankan itu, otaknya sudah memikirkan cara-cara agar kembali menuju masa depan. Karena sudah tak sanggup hidup dizaman dulu seperti ini.

Jika orang-orang yang membaca novel ingin kembali kemasalalu dan menjadi orang penting dizaman kerajaan seperti tokoh utama.

Maka dirinya tidak mau! karena salah satu alasannya adalah dimasa depan dia lebih bahagia, kaya, berkuasa, banyak yang menyukai dirinya. Si paling anak tunggal kaya raya.

Oh... ayolah! Siapa juga yang mau hidup dijaman serba kekunoan ini ?. Pada masa ini hanya baju indah saja yang bisa dibanggakan, selebihnya tidak ada. Jika hanya seperti ini, dimasa depan juga dirinya bisa beli, Mommy dan Daddy'kan banyak uang.

Pikirannya kembali ke beberapa hari yang lalu, disaat rencanya benar-benar gagal oleh si Uchiha-Teme! Yang sekarang menjadi musuhnya.
.
.
.
.

Pagi itu setelah dirinya menolak ajakan sarapan pagi bersama. Karena tak ingin melihat Sasuke bersama para selirnya, maka Naruto memutuskan untuk mengurung diri dan membiarkan Kurenai baa-san, yang terus membujuknya untuk hadir.

Sasuke mendengar bahwa dirinya yang tidak mau ikut berkumpul, memutuskan untuk mengunjunginya dan memerintahkan para pelayan untuk membawa makanan ke pavilium Naruto.

Meninggalkan ke-4 selirnya yang merenggut kesal dan marah, karena tidak dipedulikan begitu saja.

Dia ingin menemani Naruto makan bersama, dulu Sasuke bahkan enggan untuk mengajak Naruto makan bersamanya.

Saat memasuki Pavilium permaisurinya, Sasuke langsung memandang sendu Naruto yang memunggunginya dan melihat kearah jendela.

Sasuke pikir, Naruto sedang sedih karena mengingat masalalunya dan tak mau melihatnya lagi. Semuanya Sasuke simpulkan karena bahkan Naruto menolak ajakan untuk sarapan bersamanya, dia pantas dibenci. Ini semua adalah salahnya sejak dulu, itulah yang ada dipikiran Sasuke saat ini.

Dengan langkah pelan, Sasuke mendekati Naruto yang masih sibuk menatap jendela kemudian memegang bahunya lembut, sehingga Naruto terperanjat kaget, hampir mengumpat kasar jika ini adalah masa depan.

Semua yang Sasuke bayangkan nyatanya salah, karena Naruto bukan sedang merenung sedih sambil menatap taman Pavilium.

Tapi uke satu ini sedang menatap seorang penjaga Pavilium yang sangat tampan, sembari membayangkan bisa memeluk bahu kokoh itu. Cuci mata dan cuci otak dengan sedikit melihat wajah-wajah mereka.

Naruto baru sadar, kemana saja dirinya selama ini ? Baru tahu jika para prajurit kerajaan kebanyakan tampan-tampan dengan tubuh atletisnya.

Namun sayang sekali, semuanya terganggu oleh bajingan Teme yang mengagetkannya saat menatap mereka. Rasanya ingin sekali mengumpat kasar, tapi dia mengurungkan niatanya dan hanya meracau tak jelas dalam hati.

"Naru makanlah, kau bisa kembali sakit nanti" Sasuke memegang jemari Naruto, saat pemuda itu berbalik menuju hadapannya.

Sementara Naruto langsung memasang wajah tak suka, melepaskan genggaman tangan itu. "Tak perlu, aku bisa makan nanti saja!" Ketusnya.

"Aku akan menemanimu sarapan disini, Ne!"

Dia ingin mengatakan sesuatu, namun terpotong karena para dayang memasuki kamarnya dengan begitu saja, membawa banyak makanan. Pasti ini perintah Sasuke!.

One Hundred Days : Rewind To Be Empress (SASUNARU) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang