Naruto menatap malas Sasuke yang datang kembali menemuinya, apakah pria itu tidak bosan ? Biasanya juga sibuk dengan perkerjaannya sebagai raja, sekarang malah terus-terusan mengganggunya, seakan tak memiliki rutinitas lain.
Mulutnya mengunyah buah peach dengan pelan, sementara matanya melirik Sasuke yang duduk disebelahnya dengan datar.
"Naru lihatlah, aku membawa hadiah untukmu. Kau akan suka!" Sasuke mengeluarkan sekotak perhiasan mewah diatas meja.
But... it's not my style! Enak saja..... meski hadiahnya semahal apapun Naruto tidak akan suka jika itu adalah tusuk konde....iya TUSUK KONDE!!!.
Hell.... dirinya tidak mau memakai benda tersebut, karena jiwanya sudah terlalu modern.... tidak ada seorang remaja lelaki dari masa depan yang mau memakainya.
"Aku tidak suka, bawa saja kembali!" Jawabnya datar.
Perkataan Naruto membuat Sasuke merasakan sakit hati, dia bahkan telah membuat semua ini selama Naruto koma. Men'Desainnya sendiri, berjanji akan memberikannya jika Naruto telah bangun.
"Tidak bisakah kau mencobanya dulu ?" Sasuke mencoba membujuknya dengan lembut.
"Tidak perlu, lagipula aku bisa mengikat rambutku dengan tali saja!" Itu lebih baik daripada memakai tusuk konde, mana mau dia memakainya.
"Tapi kau seorang Permaisuri, tak mungkin hanya mengikat rambut atau menggerainya begitu saja" mencoba tetap sabar akan tingkah Naruto.
"Bisakah kau tidak memaksaku untuk kali ini saja ? Lagipula sejak kapan aku menjadi permaisurimu ? Bukankan bagimu aku hanyalah jalang rendahan tak tau diri ?" Sifatnya berbeda dengan yang dulu, dirinya sekarang bukanlah orang yang sabaran.
"Aku mohon jangan ungkit itu lagi..... aku hanya ingin membuatmu bahagia, itu saja...." Sasuke memberikan tatapan penuh penyesalan.
"OH YA ?! BENARKAH?" Ujarnya sedikit keras. "Kalau kau ingin membuatku bahagia maka biarkan aku pergi!".
Sasuke terkejut mendengarnya. "Apa ?! Tidak! Bagaimana bisa seperti itu ? Aku tidak akan pernah melepaskanmu!".
"Kau pikir aku hampir mati karena siapa ? Tenggelam sendiri, begitu?! Itu semua karena kelakuan para selirmu, bukan hal mustahil jika mereka akan mencoba membunuhku kembali!" Teriaknya keras, bahkan para dayang dari arah luar mendengarkan perdebatan mereka.
Naruto tau yang membunuhnya adalah salah satu dari selir Sasuke, tapi dia belum tau siapa orangnya. Apakah Hinata, atau Ino sepupunya ?!.
"Itu tidak akan terjadi lagi, karena aku mencoba menjagamu dengan baik. Bahkan tempat ini sudah diberikan keamanan yang ketat!" Timpalnya.
"Cihh.... pembohong...!!!" Naruto mendelik sinis. "Lalu apa ini ?!" Tangannya melempar sebuah botol kecil ditangan.
Sasuke membawa botol kecil itu ditangannya, lalu membuka botol tersebut dan mencium isinya. "Siapa yang memberikan ini padamu ?" Tanyanya bingung.
"Seorang dayang diperintahkanmemberikan ini pada makananku tadi pagi, dia pikir aku bodoh. Orang buta juga tau bahwa itu racun!" Naruto bersedekap dada.
"Beraninya....." Sasuke menggeram marah. "Aku akan menangkapnya!".
"Tak perlu, aku sudah mengikatnya dalam peti pakaianku tadi!" Dagunya menunjuk kearah peti pakaian besar disudut ruangan. Jangan salah, keahlianya dalam karate ternyata berguna juga.
Sasuke bergegas membuka peti itu, dan melihat dayang yang sudah terbaring lemas didalamnya. Tau betul, bahwa dayang ini adalah salah satu kepercayaan Ino
"Beraninya dia...." wajahnya memerah marah.
"Jadi aku ingin meminta cerai saja! Toh kau mempunyai banyak selir untuk menggantikan poisisiku".
KAMU SEDANG MEMBACA
One Hundred Days : Rewind To Be Empress (SASUNARU)
DiversosSetelah berpikir mati dan menjalankan reinkarnasi pertamanya, Naruto dengan sangat bahagia hidup sebagai anak SMA yang kaya raya penuh perhatian dan kasih sayang. Namun setelah bangun dari tidurnya, kenapa dia malah kembali kepada tubuhnya yang dulu...