Naruto tertidur dan menyandar pada dada Sasuke yang sedang mengendarai kuda, mungkin karena lelah setelah seharian ini jalan-jalan dan mengelilingi kota.
Merasa senang karena akhirnya dia bisa membuat Naruto bahagia, setelah dirinya pikir bahwa ini adalah hal yang mustahil.
Kuda itu berhenti tepat di depan pekarangan Pavilium Naruto, dia menggendong Naruto secara perlahan dan mulai membawanya masuk kedalam kamar.
Para dayang menunduk saat menyambut kedatangan mereka, sementara Kurenai dengan sigap membukakan pintu melihat Sasuke yang kesusahan menggendong permaisuri mereka.
Wanita itu kemudian menutup pintunya kembali saat keduanya telah masuk kedalam Pavilium.
.
.
.
.
.Wajah tampannya tak berhenti tersenyum melihat Naruto yang sudah tertidur dengan sangat lelap, dia membelai wajah Naruto dengan sangat lembut dan halus.
Begitu damai dan indah secara bersamaan, berbeda lagi jika Naruto sedang terbangun. Mungkin dia akan menepis tangan Sasuke dengan kasar, lalu mengatakan 'Jangan sentuh aku! Wajahku bisa kotor nanti!'.
Terkekeh akan pemikiran konyolnya, Naruto semakin menggemaskan menurut Sasuke. Dia sangat betah saat berada disini, bahkan sudah lama sekali dirinya jarang mengunjungi para selir karena ya.... sekarang hati Sasuke hanya untuk Naruto.
"Selamat malam Naru, semoga kau mimpi indah" kemudian ikut naik keatas ranjang untuk ikut berbaring.
.
.
.
."Aaahhh......" jeritan seorang pelayan di pagi itu melihat tubuh salah satu dayang dalam keadaan sudah tak bernyawa dengan tubuh lebam seluruhnya.
"Te...Ten...Ten....??? TENTEN!!!!" Jeritnya kembali.
Bagaimana bisa ? Padahal kemari malam gadis teman seperjuangannya itu masih sehat dan tertawa bersamanya.
.
.
.
."Kepala Dayang, Kepala Dayang....!!!" Seorang gadis muda berlari mendekati Kurenai yang sedang menyirami bunga Pavilium.
"Kenapa kau berlari ? Dimana tatakramamu ?" Ujarnya marah.
"Maafkan saya Nyonya Kepala, Te...Ten...Ten...Tenten ditemukan tak bernyawa!" Dayang itu sedikit tergagap karena ketakutan.
"Apa ?" Kurenai menjatuhkan wadah air yang dipegangnya. "Bagaimana bisa....?" Bisik Kurenai tak percaya.
"Hamba tidak tau Nyonya, Tenten sudah ditemukan tak bernyawa pagi ini".
"Bawa aku kesana!" Perintahnya.
.
.
.
.Sasuke mendengar suara berisik dari arah luar, percakapan antara Kurenai dan seseorang Dayang yang tak dikenalnya terdengar begitu keras.
Bahkan informasi yang Dayang ity berikan membuatnya sangat terkejut. Apakah itu pembunuhan ?.
Dengan cepat dia bergegas keluar, memakai jubahnya dengan benar.
"Sasuke, kau mau kemana ?" Naruto terbangun karena guncangan diatas ranjangnya.
"Ada sedikit masalah diluar".
"Aku ikut!" Karena sebenarnya Naruto juga mendengar percakapan tadi meski samar-samar.
"Kaau disini saja...." perintahnya.
"Kalau begitu aku akan menyusulmu nanti" memustuskan untuk pergi nanti saja, karena Naruto juga merasa badannya lengket dan bau.
.
.
.
.Langkahnya berhenti tepat di kerumunan, melihat para dayang yang tak berani mendekati mayat di depannya.
"Minggir!" Sasuke menepiskan mereka yang menghalangi jalan, untuk melihat jasad Tenten.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Hundred Days : Rewind To Be Empress (SASUNARU)
RandomSetelah berpikir mati dan menjalankan reinkarnasi pertamanya, Naruto dengan sangat bahagia hidup sebagai anak SMA yang kaya raya penuh perhatian dan kasih sayang. Namun setelah bangun dari tidurnya, kenapa dia malah kembali kepada tubuhnya yang dulu...