14. Pelakunya adalah ?

1.6K 242 21
                                    

Sasuke selalu dihantui rasa bersalah pada Naruto setelahnya, dia merasa telah mempermainkan hati permaisurinya, padahal sejak dulu Naruto sangatlah baik.

Mungkin dirinya selalu berharap agar bisa bersama lagi, tapi apakah Naruto mau ? Di terlalu bajingan dan pengecut untuk meluruskan isi hatinya.

Meski Naruto selalu bilang tak apa, tapi tetap saja netra biru itu selalu ganjal saat menatapnya, seperti perasaan kecewa.

Dirinya dulu kembali merawat Naruto karena merasa bersalah. Naruto adalah salah satu bukti korban keegoisannya sendiri, bahkan berakhir tragis.

Setiap merenungkan semuanya, atas kesalahannya dan atas segala dosanya pada Naruto. Saat dulu dirinya selalu berfikir, masihkah pantas jika dia meminta Naruto untuk bangun dari komanya ?.

Tak menyangka jika doa setiap harinya pada Dewa Kurama, begitu cepat  dikabulkan. 5 tahun perjuangan mengurus Naruto yang terbaring, akhirnya dia sadar juga.

Disanalah Sasuke berpikir, jika dirinya akan benar-benar membahagiakan pemuda itu, lalu mencintainya sepenuh hati dan akan rela melakukan apapun untuk menebus dosanya.

Tapi sekarang lihatlah! Keadaannya malah terbalik, malah Naruto yang mencoba menjaganya dari belakang, bahkan membantu Sasuke mencari musuhnya yang sejak dulu sangat sulit untuk ditemukan.

Sekarang hanya tinggal Naruto, Ibunya, Izuna dan Shisui yang Sasuke miliki. Dia akan menjaga mereka dengan lebih baik lagi dan menjauhkan semuanya dari marabahaya.
.
.
.
.
.

Naruto berpikir untuk mengunjungi ibu suri Mikoto mertuanya, karena sudah lama tak melihat wanita itu, bahkan di pemakaman Hinata sekalipun.

Para dayang bilang, ibu suri sedanglah sakit dan seharian berbaring dikamarnya.

Jadi dengan persiapan yang matang, dia membawa banyak makanan kesana dan beberapa obat herbal untuk mengunjungi ibu suri di kediamannya.

Sesekali wajahnya menampilkan senyuman saat membayangkan wajah yang bahagia ibu suri akan segera ditemuainya.

Tandu yang dinakinya berhenti, saat sampai di pavilium matahari. Dengan pelan Naruto menginjakan kakinya ketanah untuk turun.

Dia melihat tidak ada dayang ataupun penjaga yang saat melewati gerbang, dengan langkah panik dirinya segera berjalan cepat untuk segera sampai di pavilium, sementara pengawal dan dayang miliknya diperintahkan untuk berjaga diluar.

Sangat panik saat mendengar suara teriakan marah dan lemparan barang didalam pavilium, apakah ada musuh yang akan mengintai ibu suri ? Pikirnya takut.

Namun saat langkahnya semakin dekat dan suara kemaran itu semakin jelas, Naruto jadi semakin kaget, itu suara ibu suri sendiri, bahkan berteriak dengan kata-kata kotornya.

Jadi dia terdiam diluar untuk memastikan percakapan ibu suri didalam pavilium, kemudian melubangi pintu pavilium yang terbuat dari kertas untuk mengintip.

*pintu khas jepang memang terbuat dari kertas kan ?.

"Kalian bajingan tengik sialan! Sungguh tidak berguna, membunuhnya saja tidak bisa!" Teriakan Mikoto terdengar sangat keras.

"Aku sendiri yang sudah memesan racun mahal itu! Tapi malah tertinggal di toko bunga, dasar tolol!" Cacian dan makian semakin kasar terdengar sangat jelas.

"Bodohnya lagi kau, Terumi sialan! Sudah aku bilang untuk memberikan makanan yang beracun itu pada Naruto, bukannya Hinata!".

"Maaf Yang Mulia, kupikir kesayangan Raja Sasuke adalah Hinata".

"BODOH!" suara lemparan terdengar kembali dari dalam.

"Tapi untung saja Kurenai sudah membunuh Tenten, dia adalah mata-mata dari Sasuke sendiri" Mikoto terdengar menghela nafas kasar. "Kalau begitu cepat Pergi!" Teriak Mikoto kembali.

One Hundred Days : Rewind To Be Empress (SASUNARU) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang