Mungkin setelah para tabib kerajaan berjuang dalam waktu 12 jam lamanya, Naruto mulai berangsur membaik. Meski belum sadarkan diri, tapi wajahnya sudah terlihat merona kembali.
Racun yang ada dalam tubuh itu setidaknya telah berhasil di keluarkan, tapi tetap saja tabib bilang jika mereka tidak tau Naruto bisa bertahan sampai kapan, karena racunnya sudah merusak beberapa bagian organ dalam.
Tak apa, setidaknya Sasuke ingin melihat Naruto membuka matanya lebih dahulu, jika Dewa memberikannya kesempatan untuk melihat mata biru yang indah itu kembali.
Dengan keyakinan yang sangat penuh, Sasuke terus berdo'a pada Dewa Kurama agar Naruto segera tersadar dari tidurnya.
Bahkan sejak tadi dirinya tak ingin meninggalakn Naruto yang masih berbaring, Sasuke ingin menjadi orang pertama yang Naruto lihat saat terbangun nanti.
Dia memegang tangan kecil yang nampak dingin itu dengan erat, namun sangat penuh kelembutan. Menyampaikan rasa khawatirnya lewat genggaman itu.
"Bagunlah Naru, jika kau masih terbaring. Aku akan tetap menemanimu disini sampai akhirnya kau sadar".
.
.
.
."Kau anak sialan! Tak rau diri!" Matanya menatap Itachi dengan nyalang.
"Maafkan aku ibu, jika kau tidak se'obsesi ini dan tidak menjadi seorang kriminal, mungkin aku masih bisa memaafkanmu".
"Kau tidak tau apapun! Anak tak tau diuntung sepertimu takkan pernah paham apa perasaanku sejak dulu!".
"Aku tau dan aku paham, karena keinginanmu sejak dulu adalah ingin balas dendam dan menggunakanku sebagai alatmu bukan ? Tapi aku sadar dan mengerti apa keinginan jahatmu!".
"Anak sialan! Seharusnya aku membunuhmu dan Sasuke sejak dulu!".
"Kenapa ? Menyesal ? Tapi sayangnya aku dilahirkan untuk membela kebenaran".
"Cuih... presetan dengan pikiran naifmu, tak tau diri tetaplah tak tau diri! Menyesal aku melahirkan kalian berdua".
Satu yang Itachi simpulkan, kegilaan ibunya benar-benar sudah diluar nalar.
"Kasim! Bacakan semua kejahatannya!".
"Baik Yang Mulia!" Kasim itu menunduk hormat terlebih dahulu, lalu membuka perkamen ditangannya. "Kudeta terhadap Kaisar Madara dan membunuhnya bersama pendukung Kaisar. Membunuh Kaisar Fugaku dan para mentri kerajan. Menghasut Yang Mulia Kaisar Sasuke dan membuat rakyat menderita kelaparan. Membunuh para selir dan Melakukan pembunuhan terhadap Yang Mulia Permaisuri meskupun gagal. Menghukum gantung banyak orang yang tidaj bersalah. Sedang melakukan kudeta untuk menggulingkan Kaisar Sasuke".
"Ini masihlah belum seberapa, masih banyak kejahatanmu yang lainnya ibu".
Mikoto yang mendengarkannya hanya memalingkan muka, seolah-olah dia tak perlu mendengar kejahatannya sendiri dan tak itu adalah hal yang tak penting.
"Kasim, lanjutkan!".
"Atas semua tuduhan tersebut, gelar Ibu Suri akan dicabut dari Uchiha Mikoto" ujar sang Kasim dengan sangat lantang.
Sementara Mikoto menyeringai, merasa puas jika hanya itu saja hukumannya, dia tau jika Itachi masih menyayangi dan menganggapnya seorang ibu.
"......dan dijatuhi hukuman mati atas semua perbuatan kejinya!".
Matanya terbelalak lebar, apakah dirinya tak salah dengar ? Itachi memberikan hukuman mati ?.
"A-apa ? Hukuman mati ? Itachi kau pastinya bercanda ? Oiii.... Itachi aku ini masih ibumu!!!" Jeritnya tak terima.
"Kita memang Ibu dan anak sebenarnya, tapi kau bilang sendiri barusan, menyesal karena telah melahirkanku. Jadi bersiaplah untuk masa penebusan kejahatanmu besok!".
KAMU SEDANG MEMBACA
One Hundred Days : Rewind To Be Empress (SASUNARU)
RandomSetelah berpikir mati dan menjalankan reinkarnasi pertamanya, Naruto dengan sangat bahagia hidup sebagai anak SMA yang kaya raya penuh perhatian dan kasih sayang. Namun setelah bangun dari tidurnya, kenapa dia malah kembali kepada tubuhnya yang dulu...