~TG Sepuluh~

738 78 2
                                    

Happy reading!
🌷

***

"Aku sudah menemukan buku herbologi yang direkomendasikan Neville." Ginny mengangkat sebuah buku yang berukuran cukup besar namun lembarannya tidak terlalu banyak. Ia kemudian duduk disalah satu kursi kosong dan membuka buku berjudul 'Herbologi dan semua jenis manfaatnya' itu.

Parvati ikut mendudukan dirinya disamping Ginny, "Ini buku yang bagus, tidak terlalu tebal dan penjelasannya sangat singkat dan mudah dipahami. Tidak heran jika kau meminta rekomendasi dari master Herbologi."

Ginny mengangguk bersemangat, "Aku harus berterimakasih dengan Neville setelah ini," ucapnya. Keduanya membuka lembar demi lembar dan sesekali membaca dan memperhatikan gambar-gambar yang ada dibuku itu.

Pansy datang mendudukan dirinya didepan Ginny dan Parvati, "Aku sudah selesai," ucapnya.

Ginny dan Parvati mendongak, "Sudah menemukan bukunya?" tanya Ginny.

Pansy mengangguk, "Aku membutuhkan waktu cukup lama untuk memilih buku transfigurasi ini," ucapnya. Ia sudah tidak merasa canggung berbicara dengan kedua gryffindor didepannya.

"Transfigurasi merupakan salah satu mata pelajaran terbaik, namun cukup sulit untuk menemukan buku yang bagus," timpal Parvati.

"Kau benar, tapi aku punya sedikit referensi jika kau mau membaca beberapa buku transifigurasi. Aku menemukan beberapa yang cukup bagus tadi," ucap Pansy.

"Terima kasih, mungkin nanti aku akan membutuhkannya saat mendekati Newt. Sekarang aku sedang fokus mempelajari bola ramalan."

Ginny mendengus, "Tidak ada gunanya mempelajari bola ramalan."

"Itu menurutmu. Ramalan adalah mata pelajaran favoritku selama di Hogwarts." Parvati tersenyum sumringah.

"Aku tidak terlalu menyukainya."

"Itu karena kau tidak pernah merasakan keajaiban yang terjadi."

"Benarkah? Hm, aku ingat saat Hermione menceritakan kebohongan Harry dan Ron ketika ujian menggunakan bola ramalan konyol itu, mereka berdua tidak belajar sama sekali sebelumnya, dan Ron hanya menyarankan untuk mengatakan sesuatu yang buruk dan kemudian mereka berdua mendapatkan nilai paling tinggi di kelas ramalan."

"Merlin menyukai mereka, kau tau." Parvati cemberut.

Pansy terkekeh, "Ramalan terkadang bisa saja benar, tapi kurasa seringkali tidak."

Ginny mengangguk menyetujui, "Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak terbahak-bahak saat mendengar cerita itu," ia tertawa keras.

"Nona Weasley, harap tenang." Madam Pince berseru membuat Ginny menghentikan tawanya seketika.

"Ups," ucapnya menutup mulut menatap Parvati dan Pansy yang terkekeh kecil.

"Sebaiknya aku kembali ke asrama, setengah jam lagi aku harus bersiap untuk latihan Quidditch."

Pansy mengangguk, "Aku juga akan kembali ke asrama."

***

"Aku membencimu."

"Aku tau."

"Aku sangat sangat sangat membencimu."

"Aku tau."

"Aku benci padamu."

"Kau sudah mengatakannya berkali-kali sejak dua jam yang lalu."

"Aku membencimu."

𝓣 𝓱 𝓻 𝓮 𝓮   𝓰 𝓸 𝓸 𝓭 𝓷 𝓮 𝓼 𝓼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang