~TG 21~

488 42 2
                                    

Happy reading !

Aula besar kini telah ramai dipenuhi oleh murid-murid dari berbagai asrama yang sudah datang untuk menikmati pesta. Murid-murid perempuan mengenakan gaun terbaik mereka, sedangkan murid lelaki menggunakan setelan formal. Semua murid nampak antusias, ada yang memilih mengobrol bersama pasangan atau temannya, beberapa juga memilih duduk sambil menikmati hidangan lezat yang tertata di atas meja.

Aula besar di dekorasi dengan sangat indah, dimana seluruh dindingnya diubah menjadi berwarna putih dengan perpaduan biru laut, di bagian langit-langit ruangan ada sebuah sihir ilusi yang menampilkan langit malam dengan bintang-bintang yang bersinar terang, dan terdapat tumbuhan merambat di tiang-tiang ruangan menjadikan pesta malam ini menimbulkan kesan keindahan alam di malam hari.

Para pengajar duduk di tempat yang berbeda dari para murid, mereka pun juga ikut menikmati pesta malam ini, dimana saling mengobrol dan sesekali membahas tentang bagaimana cara mereka mengajar di kelas.

"Kau harus mengajak ku berdansa Draco!" Gadis berambut hitam sepinggang dengan mengenakan gaun berwarna merah muda itu berucap dengan manja.

Draco mendengus, ia akan berbicara Blaise tentang gadis yang ia carikan untuknya kali ini. Gadis ini sangat menyebalkan dan cerewet.

"Lihat, aku sangat cantik, bukan?" Alice tersenyum menyebalkan, ia bergelayut pada Draco sambil melambai-lambaikan tangannya pada teman-temannya yang sekarang tengah mengacungkan jempol padanya.

"Draco," Theo datang bersama Pansy, selain itu ada Ginny dan Blaise yang berjalan disebelah mereka.

"Harry, Ron!" Ginny berseru, ia melambaikan tangan pada Ron, Harry dan seorang gadis yang ada disampingnya.

"Kau datang bersama adikku, Zabini?" Ron berdiri disebelah Blaise, ia berbisik pada pemuda itu sambil menyipitkan matanya.

Blaise mengangkat bahunya, "Adikmu mengajak ku pergi bersama, kau tau–" ia melirik Ginny sebentar lalu beralih lagi pada Ron, "Dia berteriak, 'Blaise Zabini! Kau harus pergi bersama ku saat pesta dansa!' Huh, aku tidak tau darimana sikap bar-barnya adikmu," ucapnya sepelan mungkin, agar tidak terdengar gadis berambut merah disebelahnya.

"Apa yang kalian bicarakan?" Ginny hanya memasang wajah polosnya. Ron dan Blaise hanya melirik satu sama lain, kemudian menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"T-tidak," ucap keduanya bersamaan.

"Kemana Hermione? Ia tidak pergi?" tanya Harry. Pemuda berkacamata itu menggunakan setelan formal berwarna biru malam.

"Sebentar lagi ia akan datang." Mendengar ucapan Ginny. Draco sontak melepaskan tangan Alice yang semula bergelayut padanya, membuat gadis itu merengut kesal.

"Eh, Ron? Kau tidak mengajak seseorang untuk datang bersama mu?" Tanya Ginny.

"Aku bersama Padma," balasnya, acuh tak acuh.

Ginny beralih pada Harry, "Dan kau, Harry?"

"Oh, aku–"

"Hai?" sebelum Harry menyelesaikan ucapannya, Astoria datang dan berdiri tepat disampingnya. Ia terlihat sangat cantik dengan gaun berwarna hijau dan rambutnya yang ia biarkan terurai. Ia tersenyum malu pada Harry.

𝓣 𝓱 𝓻 𝓮 𝓮   𝓰 𝓸 𝓸 𝓭 𝓷 𝓮 𝓼 𝓼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang