E N D I N G

1K 54 5
                                    

Happy reading !

"DASAR MUSANG!"

"SANGAT MENYEBALKAN, ARGGGHH!!"

Hermione menghentak-hentakkan kakinya, ia berjalan dengan cepat tanpa peduli bahwa sekarang ia mengenakan high heels yang pasti akan membuat kakinya sakit.

"Bahkan dia tidak mengejar ku sama sekali!"

Gadis itu berjalan menyusuri koridor yang sekarang sangat sepi dan gelap, ia menghela nafas sambil memperhatikan sekitar. Tidak ada orang lain selain dirinya disini. Apakah lebih baik ia kembali ke asrama saja? Membaca buku, mungkin? Tidur? Huft, tapi perasaannya sedang tidak karuan sekarang. Ia butuh tempat yang nyaman untuk menenangkan diri.

"Menemui Hagrid?" Tanyanya pada sendiri, sesaat kemudian ia menggeleng lesu.

"Huft, tidak. Dia pasti lelah dan butuh istirahat karena seharian membantu menyiapkan pesta."

Hermione terus berjalan tanpa arah, ia lelah berjalan sedari tadi. Rasanya air matanya ingin segera keluar, entah kenapa. Tapi, kenapa ia harus marah berlebihan pada Malfoy dan kenapa ia harus merasa sedih seperti ini? Ia bingung dengan perasaannya sendiri. 

Baiklah, sekarang dimana tempat yang bisa membuatku tenang? Pikirnya.

Ia membutuhkan tempat yang terbuka dengan banyak pohon disekitarnya, angin malam yang menenangkan, mungkin dengan danau yang memantulkan cahaya bulan.

Sepertinya ia tau akan pergi kemana.

***

Draco berjalan menyusuri koridor, sejak 30 menit lalu ia mencari keberadaan Hermione, namun tidak ada tanda bahwa gadis itu bisa ia temukan. Ia berkeliling mencari gadis berambut cokelat itu, mulai dari ke taman, lapangan Quidditch, menara astronomi, hingga seluruh asrama.

Entah, kemana perginya Hermione. Apakah ia sudah kembali ke asramanya? Mungkin saja begitu, tapi mengapa rasanya ia tak yakin bahwa gadis itu benar-benar kembali ke asramanya.

"Apa ia pergi ke perpustakaan? Tidak mungkin, Madam Pince tidak akan membiarkan satu murid pun berkeliaran di perpus pada malam hari, walaupun itu Hermione Granger," ucap Draco, menjawab pertanyaannya sendiri.

Draco menghela nafasnya perlahan, ia mendudukkan dirinya di koridor yang memperlihatkan langsung halaman Hogwarts yang biasanya menjadi tempat bersantai murid-murid. Jika di ingat-ingat kembali, ada banyak kenangan yang tercipta disini. Mulai dari pengalaman pertama belajar, mendapatkan teman, hal-hal baik dan buruk, mungkin juga rasanya jatuh cinta.

"Memutuskan untuk kembali ke Hogwarts bukanlah ide yang buruk." Draco tersenyum tipis, jika saja ia memilih untuk tidak melanjutkan tahun ketujuhnya, ia mungkin tidak bisa memperbaiki beberapa hal kecil yang awalnya rusak. Sekarang, hidupnya terasa lebih bebas dan berwarna. Mulai dari mendapatkan teman, menjalin hubungan yang baik dengan beberapa orang yang awalnya ia anggap musuh, dan satu hal yang sangat berarti saat ini salah satunya mungkin karena Hermione Granger.

Setiap memikirkan gadis berambut cokelat itu, rasanya hatinya tidak berhenti berdebar, ia selalu merasakan sesuatu yang berbeda saat bersama Hermione, dan tentu saja Draco tau alasannya. Ia jatuh cinta pada gadis itu. Baiklah, ini mungkin terasa aneh. Bagaimana bisa kau mencintai gadis yang rasanya selalu kau benci selama beberapa tahun? Atau sebenarnya selama ini aku tidak benar-benar membencinya?

Draco menutup matanya memikirkan hal itu, satu-satunya cara untuk membuktikannya adalah dengan langsung menemuinya. Bagaimana pun caranya ia harus menemukan Hermione, dan menyampaikan apa yang selama ini ia rasakan pada gadis itu.

𝓣 𝓱 𝓻 𝓮 𝓮   𝓰 𝓸 𝓸 𝓭 𝓷 𝓮 𝓼 𝓼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang