~TG 13~

688 68 0
                                    

Happy reading !
🌷

Hermione mengejapkan-ngejapkan matanya perlahan. Tubuhnya terasa sangat pegal karena posisi tidurnya semalam. Ia menggosokkan matanya untuk memperjelas penglihatan.

Setelah benar-benar terkumpul nyawanya, Hermione melihat ke langit yang masih terlihat sedikit gelap, tapi  dapat diketahui bahwa hari sudah pagi. Hermione mengawasi sekeliling tempat lagi. Ya, ia masih ingat jelas bahwa mereka tertidur di menara Astronomi semalam. Entah apa yang akan ditanyakan teman-temannya saat ia tidak kembali ke asrama tadi malam.

Hermione menghela nafas pelan, ia baru menyadari ada sepasang tangan melingkar ditubuhnya. Hermione mendongak menatap pemuda yang masih tertidur dengan kepala yang bersandar pada dinding itu.

Hermione tertegun, ia memperhatikan wajah Draco. Lihat, bahkan saat masih tidur pun wajahnya masih terlihat tampan.

Hermione hanya menggelengkan kepalanya membayangkan bagaimana Draco bisa terlihat sepolos ini saat tertidur sedangkan sebenarnya sikap pemuda ini sangatlah menyebalkan. Gadis itu memperhatikan rambut pirang platinanya yang sudah tidak tersisir rapi seperti biasa, dan lihat betapa lucunya saat melihat mulutnya yang sedikit terbuka. Jika Hermione membawa kamera muggle miliknya, ia pasti akan mengabadikannya sekarang juga.

"Aduh," Draco tiba-tiba meringis, kepalanya tak sengaja terantuk dinding saat ia hendak membenarkan posisinya. Ia menggosok-gosokkan matanya, lalu melihat Hermione.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Hermione, ia menahan senyumnya saat melihat ekspresi merengut lucu dari pemuda itu.

Draco hanya mengangguk, ia meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal.

"Jam berapa ini?"

"Aku tidak tau, tapi sepertinya masih sangat pagi. Sekitar jam lima?" Hermione menunjuk ke arah langit yang masih berwarna biru gelap.

Draco menarik nafas dan menghembuskannya pelan. Hari masih sangat pagi, matahari pun belum menampakkan sinarnya. Biasanya hal pertama yang ia lakukan saat bangun tidur adalah mandi, jam berapapun itu, tapi sekarang? Huh, sepertinya ia harus menundanya sebentar.

Hening, tidak ada percakapan sama sekali setelahnya. Hermione hanya terlihat duduk dengan tangan yang bertumpu pada lututnya, sementara Draco masih belum sepenuhnya sadar.

"Apakah kau ada kelas hari ini?" Tanya Hermione, berusaha memecahkan keheningan.

Draco mengangguk, "Ya, ada kelas ramuan nanti siang, dilanjutkan dengan kelas Transfigurasi, dan Arithmanchy terakhir," jawabnya.

"Slytherin dan Gryffindor sudah pasti bergabung nanti siang, tapi.. sorenya aku ada kelas tambahan. Aku menambahkan mata pelajaran sejarah sihir dengan beberapa anak Ravenclaw."

"Serius, Granger? Kau mengambil kelas sejarah?" Draco menatap Hermione tak percaya. Astaga, itu pelajaran paling membosankan, bahkan murid-murid Ravenclaw yang terkenal dengan kecerdasanya saja tidak banyak yang mengambil kelas sejarah sihir.

"Aku suka pelajarannya," Hermione merengut.

"Aku lupa aku berbicara pada siapa," gumam Draco.

"Lalu, bagaimana?"

Draco menaikkan alisnya, "Apa?"

"Bagaimana kita akan masuk dan mengikuti kelas hari ini," ucap Hermione, ia memposisikan dirinya menjadi duduk tegak lalu meluruskan kedua kakinya. Ia  menoleh lagi pada Draco.

Draco nampak menimbang-nimbang, sebenarnya mereka bisa saja pergi ke kelas hari ini seperti biasanya, tapi masalah mereka dengan detensi ini pun masih belum selesai. Mengikuti kelas hari ini bukanlah pilihan yang bagus dan pasti akan menyulitkan mereka berdua, pikirnya. Lalu, bagaimana? Apakah mereka harus menemui Professor McGonagall terlebih dahulu. Hm, ide yang bagus.

𝓣 𝓱 𝓻 𝓮 𝓮   𝓰 𝓸 𝓸 𝓭 𝓷 𝓮 𝓼 𝓼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang