~TG 22~

555 48 2
                                    

Happy reading !
♥️

Hermione menghela nafasnya saat melihat teman-temannya sudah bergegas menuju lantai dansa. Ia hanya mengangkat bahunya lesu sambil berjalan menuju tempat duduk di ujung ruangan.

"Baiklah, Hermione. Ini tidak terlalu buruk, hanya duduk dan menikmati kesendirian mu–okay, menikmati hidangan yang ada di meja ini juga tidak masalah," ucapnya meyakinkan diri sendiri, sambil mengambil sepotong kue dan melahapnya.

"Harusnya aku memutuskan untuk tidak datang malam ini. Jika saja Ginny tidak memaksa ku, maka aku akan dengan senang hati berbaring sambil membaca buku-buku ku." Hermione berdecak malas, ia mengarahkan pandangannya pada gadis berambut merah yang kini terlihat senang berdansa dengan pemuda berkulit tan dari asrama para ular itu. Tepat sekali, gadis itu tersenyum senang ke arahnya sambil melambai kecil.

Huft, sekarang apa yang harus ia lakukan? Seluruh murid sedang sibuk berdansa bersama pasangan mereka. Bahkan, Cormac Mclaggen yang selalu mengganggunya pun pergi bersama gadis lain, yeah walaupun Hermione yakin ia pasti menggunakan imperius untuk mengajaknya pergi.

***

"Ku kira teman berambut putih mu itu akan mengajak sahabat ku."

"Siapa?"

Ginny memutar bola matanya, "Malfoy."

Blaise mengangkat bahunya, "Aku pun awalnya mengira Draco akan mengajak Granger, tapi entahlah tiba-tiba ia menyuruhku mencari seseorang untuk diajak pergi ke pesta," ucapnya.

"Menurutmu apa Malfoy menyukai Hermione?" Ginny mendongak menatap Blaise, ia memasang raut wajah penasaran.

"Tentu saja, siapa yang tidak menyukai gadis cantik seperti Granger? Bahkan aku pun menyukai-"

Plak

Ginny memukul lengan pemuda itu, "Kau tau apa maksud pertanyaan ku bodoh, dan hey! Kau tidak boleh menyukai Hermione, dia tidak akan menyukaimu karena dia menyukai Malfoy!"

"Awsh, kenapa para wanita tidak bisa menjaga tangan mereka sendiri." Blaise merengut sambil mengusap lengannya, "Tapi, benarkah itu? Granger?"

Ginny mengangguk mengiyakan, ia sedikit mencondongkan tubuhnya pada Blaise, "Emm, apakah ada yang mendengar ucapanku tadi?" Tanyanya sambil memperhatikan sekitar.

"Tidak, suara mu cukup keras jika ada yang benar-benar menyadarinya," jawab Blaise.

Ginny menghembuskan nafas lega, ia kemudian menarik Blaise menuju tirai besar dan bersembunyi dibaliknya.

"Dengar, kita harus melakukan sesuatu untuk Hermione dan Malfoy."

"Untuk apa–baiklah, aku mengerti. Jaga tanganmu, nona." Blaise menaruh kedua tangannya didepan dada sebagai tameng, takut saat Ginny kembali bersiap untuk memukulnya.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Blaise.

Ginny mengetukkan jari ke dagunya, nampak kebingungan, tidak lama senyum tersungging di wajahnya.

"Ah, aku tau!"

***

Draco mengacak rambutnya frustasi karena gadis yang ada dihadapannya saat ini, bagaimana tidak? Gadis ini hampir tidak pernah berhenti mengoceh sedari tadi. Mulai dari membicarakan penampilannya, barang mewah yang ia gunakan, teman-temannya, dan masih banyak hal-hal tidak penting lainnya. Draco menghela nafas berat, lain kali ia tidak akan mempercayakan Blaise untuk mencarikannya partner.

𝓣 𝓱 𝓻 𝓮 𝓮   𝓰 𝓸 𝓸 𝓭 𝓷 𝓮 𝓼 𝓼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang