~TG 19~

625 54 0
                                    

Happy reading !
🌷

Setelah malam itu dimana Hermione mencium pipi Draco. Ia selalu berusaha menghindari keberadaan pemuda itu. Setiap melihat Draco, Hermione selalu lebih dulu memutuskan untuk berbalik dan mencari jalan lain agar tidak berpapasan dengannya.

Pernah sesekali saat Draco tidak sengaja melihat Hermione di koridor sekolah, saat pemuda itu hendak melangkah menemui Hermione, gadis itu dengan cepat berbalik pergi, membuat Harry dan Ron ikut kebingungan dengan tingkahnya itu.

Entahlah, jika bertemu dengan Draco rasanya pipi Hermione tiba-tiba memanas dan merona, jantungnya pun tidak bisa tidak berdebar kencang. Oleh karena itu, Hermione memilih untuk menghindar dari Draco sambil mencoba memahami apa yang terjadi padanya. Bukannya ia tidak tahu, Hermione sangat paham betul bahwa sebenarnya ia menyukai pemuda itu. Namun, untuk sekarang ia harus mencoba untuk mengontrol sikapnya agar saat bertemu dengan Draco, ia tidak melakukan hal-hal yang dapat membuatnya terlihat bodoh didepan pemuda itu nanti.

"Hermione, ayo pergi ke Hogsmead!" Ginny membuka pintu kamar.

Hermione yang tengah membaca buku ditempat tidurnya, mendongak melihat ke arah Ginny.

"Aku tidak ikut Gin, aku akan membaca beberapa buku yang ku pinjam dari perpustakaan."

Ginny melipat tangannya di dada, ia memutar bola matanya malas, berjalan ke arah Hermione, "Kau harus ikut! Kita harus membeli gaun baru untuk pergi ke pesta nanti," ucap gadis berambut merah itu.

Hermione meletakkan bukunya diatas pangkuannya, "Aku bisa memakai gaun lama ku nanti."

Ginny menatap Hermione horor, "Apa katamu! Gaun lama? Oh, tidak nona, kau harus ikut aku! Kita membeli gaun baru bersama!"

"Ini hanya pesta biasa–hei, apa yang kau lakukan! Ginny!" Hermione mencoba melepaskan tangan Ginny yang menariknya.

Gadis Weasley itu mengambil tongkatnya, "Lihat! Kau bahkan belum mengganti bajumu!" Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, memperhatikan Hermione yang masih mengenakan piyamanya. Ginny lalu merapalkan sebuah mantra yang membuat piyama Hermione langsung berubah menjadi sweater berwarna pink dan celana jeans.

Ginny tersenyum puas saat melihat penampilan Hermione, sekarang mereka tinggal menuju Hogsmead untuk menuju toko yang menjual berbagai gaun indah untuk mereka kenakan saat pesta nanti.

"Baiklah, aku sudah siap. Kau sudah siap, ayo pergi!"

Hermione tersenyum masam dan dengan malas mengikuti Ginny yang sekarang menarik tangannya, gadis itu sangat bersemangat.

"Apakah kita akan pergi bersama Harry dan Ron?" Tanya Hermione.

Ginny menggeleng, "Tidak, mereka sudah lebih dulu pergi ke Three Broomsticks untuk minum Butterbeer bersama yang lain."

Hermione hanya mengangguk, mereka sudah keluar dari asrama dan sekarang tengah berjalan di koridor sekolah sambil terus berjalan menuju lorong yang menjadi jalan pintas menuju Hogsmead.

"Ck, aku harus pergi sendiri!"

Hermione terbelalak saat menemukan Draco berada disimpang koridor, pemuda itu terlihat sibuk melihat kesana-kemari sambil sesekali memperbaiki jubahnya.

"Ginny, jalan sini lebih cepat!" Hermione segera menarik tangan Ginny.

"Stop Hermione! Kita... sudah... sampai." Ginny mengangkat tangannya, ia mengatur nafasnya yang terengah-engah.

Kini keduanya telah sampai di Hogsmead, mereka langsung disuguhkan dengan pemandangan desa serta banyak toko-toko berjejeran yang menjual berbagai macam jenis barang dan juga beberapa kedai yang menjual minuman serta makanan yang enak, salah satunya adalah Three Broomstick dan Kedai teh Madam Puddifoot.

𝓣 𝓱 𝓻 𝓮 𝓮   𝓰 𝓸 𝓸 𝓭 𝓷 𝓮 𝓼 𝓼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang