21. | Sang Penawar

465 135 22
                                    

Haiii kali ini sebelum kalian baca bisa lahh nonton trailer ini dulu :D

Okee happy reading yaaa 😍😍😍

Okee happy reading yaaa 😍😍😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

NOUREEN menghentikan langkahnya begitu sampai di hadapan kelas. Netranya memicing melihat dua tiang bendera berdiri berdampingan. Perlahan ia berjalan maju menyusuri koridor kelas dua belas hingga ke depan tiang bendera. Gadis itu tampak terkejut begitu mendapati bendera hinomaru berkibar sejajar bendera pusaka merah-putih.

"Sejak kapan Pak Zayden kasih izin bendera hinomaru berkibar di sini?" Noureen menggumam.

Kenyataan di hadapannya terasa begitu aneh. Bukan apa-apa, Noureen hanya teringat tentang salah satu artikel sejarah yang menyatakan Jepang di masa penjajahan pernah mengizinkan mengibarkan bendera kebangsaan bersebelahan dengan bendera hinomaru untuk menarik hati rakyat.

"Sedang apa kamu di sini?"

Noureen tersentak. Ia perlahan berbalik. Tampak Pak Zayden tengah berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam.

Noureen tersenyum kikuk. "E-eh ng-nggak sedang apa-apa kok, Pak. Hehe."

Pak Zayden memicingkan mata. "Kalau tidak sedang apa-apa, cepat ke kelas. Sebentar lagi bel masuk berbunyi. Saya tidak ingin melihat seorang pun siswa SMA Anumerta yang bermalas-malasan." Pria berusia kepala tiga itu melangkah menuju ruang kepala sekolah sebelum Noureen sempat bersuara.

Noureen menatap punggung Pak Zayden yang mulai menjauh dengan heran. "Belum lima menit aku ngomongin Pak Zayden bareng Xaverius eh udah muncul aja tuh orang. Mana ngagetin pula." Ia menggeleng. Ditatapnya kembali dua bendera yang berkibar. Tangannya terulur mengeluarkan gawai lantas memotret dua tiang bendera di depannya.

"Aku harus awasi tiga guru itu. Jangan sampai mereka berbuat yang enggak-enggak di sini." Noureen mengantongi kembali gawainya. Ia beranjak memasuki kelas. Seperti biasa hanya ia yang berada di kelas pukul setengah tujuh ini.

"Kalau aja Xaverius punya hape pasti sekarang aku nggak gabut gini." Noureen menggumam. Ia menelungkupkan kepala di meja. Ia menengok ke arah pintu yang tak kunjung menampilkan teman-teman sekelasnya.

"Padahal baru lima menit aku di sini. Tapi rasanya udah kayak lima tahun. Xaverius sih, sukanya main rahasia-rahasiaan nggak tau apa Noureen ini punya tingkat penasaran yang begitu tinggi."

Noureen mengetuk-ngetuk meja dengan jari. Sungguh siapa pun selamatkan Noureen dari kebosanan ini!

Oke, lebay.

CLANDESTINE ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang