75. | Natas, Nitis, Netes

198 58 1
                                    

HAIII AKU BALIKKKK. Kangen gak? Hehwhwh
Oh iya, hari ini adalah hari kelahiran seorang jenderal hebat yang selamat dari kekejaman G30S/PKI lho. Yupp, tepat di tanggal 3 Desember 1918, Jenderal Besar Abdul Haris Nasution dilahirkan. Yukk, kirim doa buat jenderal hebat kita ini.

 Yukk, kirim doa buat jenderal hebat kita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Okaayy, happy reading yaaa🥰🥰🥰

*Natas, nitis, netes pepatah Bahasa Jawa artinya dari Tuhan kita ada, bersama Tuhan kita hidup, dan bersatu dengan Tuhan kita kembali.

*Natas, nitis, netes pepatah Bahasa Jawa artinya dari Tuhan kita ada, bersama Tuhan kita hidup, dan bersatu dengan Tuhan kita kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"NAZE anata wa mada koko ni iru nodesu ka? Taisa ga watashitachi o bassuru mae ni isoide kudasai. Watashitachi wa 7-ji 15-bu made ni soko ni tsukanakereba narimasen." (Mengapa kau masih di sini? Cepatlah naik sebelum Kolonel memarahi kita. Kita harus sampai di sana sebelum pukul tujuh lewat lima belas.)

Supriyadi dan Suryatno saling beradu tatap selama beberapa saat. Senyuman tercipta di wajah keduanya.

"Yoshi, soko ni ikou." (Baik, ayo kita pergi.)

Supriyadi bergegas menaiki truk bersama Suryatno. Tidak berselang lama truk berisi berbagai macam amunisi, senjata, dan obat-obatan melaju membelah jalanan Kota Blitar di malam hari.

"Ana perlu apa, Le?" (Ada perlu apa, Nak?)

Supriyadi tampak sangsi.  Ia beranjak duduk di depan Mbah Bendo begitu gurunya mengisyaratkan.

"M-mboten, Guru. Kula namung badhe tangglet. Punapa kula saged sowan dhateng bapak ing penjara kempetai Kediri punika? Kula badhe nyuwun izin kaliyan restu dhumateng bapak menawi kula badhe wangsul dhateng masa depan punika. Kula mboten saged diam wonten mriki sementara rencang-rencang kaliyan kaluwarga kula disiksa kaliyan Nippon. Kula mboten saged ningali Nippon nyiksa bangsa kula melalui romusha wonten saben dintenipun." (T-tidak, Guru. Saya hanya ingin bertanya. Apakah saya dapat menghadap bapak di penjara kempetai Kediri? Saya ingin meminta izin dan restu kepada bapak jika saya akan pulang ke masa depan. Saya tidak bisa diam di sini sementara teman-teman dan keluarga saya disiksa oleh Nippon. Saya tidak bisa melihat Nippon menyiksa bangsa saya melalui romusha setiap harinya.)

CLANDESTINE ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang