47. | Cinta Sejati

305 81 4
                                    

HAPPY READING
😍😍😍

HAPPY READING😍😍😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"IK hou van je, Priyambodo. We kunnen elkaar zeker weer ontmoeten."

Tangis Supriyadi yang sempat tertahan menjadi pecah begitu mendengar jawaban Noureen. Pelukan pemuda itu semakin erat. Seolah-olah jika ia lengah sedikit saja, semesta akan merenggut Noureen darinya. Supriyadi hanya belum siap, tapi sejarah tidak menunggu ia siap atau pun tidak.

"Aku sangat tidak ingin berpisah darimu, Nour. Aku tak pernah siap melepasmu untuk selamanya. Aku tak siap melihatmu bersanding dengan orang lain nantinya. Aku tak siap, aku tak ingin melihat itu semua. Namun aku tak punya kuasa atas itu, Nour. Aku tak bisa mengubah sejarah. Aku tak bisa melawan titah Sang Kuasa. Aku harus tetap memenuhi panggilan negaraku. Aku tak bisa, Nour. Aku tak bisa. Shodancho yang payah ini akan gagal dalam kisah cintanya. Pada akhirnya aku harus melepasmu untuk orang lain walau sebenarnya aku tak ingin. Aku akan gagal, Nour. Aku akan gagal. Aku—"

Perkataan Supriyadi terpotong begitu Noureen menempelkan jari telunjuknya di bibir pemuda itu. Dengan air mata yang masih membasahi pipinya, Noureen menggeleng kecil. Supriyadi yang turut meneteskan air mata membuat batin Noureen semakin sesak. Perlahan tangan Noureen meraih tangan Supriyadi. Ia menangkup tangan kanan Supriyadi masih dengan berlinang air mata.

"Priyambodo, dengarkan aku. Sejak awal aku sudah mempertimbangkan segala risikonya sebelum memutuskan menaruh perasaan padamu. Aku sudah belajar menerima segala risikonya. Dan aku sama sekali tidak menyesal. Aku tidak menyesal telah mencintaimu, Priyambodo. Tuhan telah mengirimkan pemuda sepertimu di hidupku yang suram. Kau serupa malaikat yang dikirim Tuhan, seorang malaikat yang mampu mengurangi beban pikiranku dan memberikan berjuta alasan untuk tetap mengukir senyuman."

Noureen menghapus air matanya. Ia menyunggingkan senyum. Netranya menatap Supriyadi yang terdiam. "Aku sudah pernah mengatakan bahwa kau adalah milik negara. Aku tidak bisa mencegah saat negara sudah memanggilmu. Apa pun yang akan terjadi nantinya, aku akan menerimanya. Aku akan tetap mendukung dan mendoakannmu. Aku akan menyebut namamu di setiap perbincanganku dengan Sang Maha Cinta yang sudah menanamkan rasa cinta di antara kita. Aku akan menyebut namamu sampai kau tak pernah merasa jika kita sedang berjauhan."

Noureen menghela napas. Ia sempat terpejam untuk menguatkan diri sendiri. Saat ini Noureen tidak boleh bersedih. Ia tidak boleh membuat Supriyadi sampai mengubah sejarah dengan memilih mundur dari peperangan ini. Noureen harus kuat. Noureen harus tegar. Noureen harus ikhlas. Supriyadi memanglah kekasih Noureen, tapi pemuda itu adalah pejuang yang berpengaruh dalam sejarah bangsa. Noureen harus siap. Supriyadi harus tetap memenuhi tugasnya apa pun yang terjadi.

"Kau harus tetap menjalankan tugasmu sebagai seorang pejuang, Priyambodo. Kau harus memenuhi kewajibanmu dengan senyuman. Kau tidak boleh memulainya dengan kesedihan. Priyambodoku ini bukan pemimpin yang lemah. Kau adalah pemimpin yang besar. Ada tidaknya aku, kau harus tetap berjuang. Kau harus tetap bergerak maju. Bangsa kita membutuhkanmu, Priyambodo."

CLANDESTINE ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang