92. | Metamorfosis Sempurna

248 51 0
                                    

HAPPY READING
AWAS BANYAK TYPO
🥰🥰🥰

HAPPY READINGAWAS BANYAK TYPO🥰🥰🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"MAAFKAN aku, Nour."

Kesunyian yang sempat menyelimuti Supriyadi dan Noureen menjadi sirna begitu pemuda itu bersuara. Dua insan itu kini berada di rooftop rumah Noureen, berdiri di bawah langit malam yang senantiasa mengiringi setiap perjalanan asmara mereka.

Supriyadi mendaratkan tangannya di pundak Noureen. Ia menatap lurus manik mata gadisnya dengan tatapan sendu. "Nour, saat aku dipanggil Pak Presiden kemarin, beliau memberiku surat perintah yang isinya, aku harus bergabung dalam Pasukan Garuda. Aku harus mengikuti pelatihan selama satu bulan di Bogor sebelum berangkat ke Lebanon pada sembilan belas Mei 2023 selama dua tahun lamanya."

"Dua tahun?" Noureen kembali terkejut. Netranya memancarkan kesedihan.

Supriyadi mengangguk perlahan. Ia menghela napas. "Aku tahu kau memiliki banyak mimpi yang harus kau wujudkan. Kau masih harus melanjutkan pendidikanmu. Aku tidak ingin hubungan di antara kita justru membuatmu tidak fokus dalam menggapai impianmu, tapi aku juga tidak ingin meninggalkanmu tanpa sebuah kepastian. Itu sebabnya aku memutuskan untuk melamarmu hari ini juga. Setidaknya jika suatu hari nanti aku sedang berjuang di sana, aku masih memiliki alasan untuk bertahan. Aku memiliki alasan untuk pulang, untuk memberikan kepastian yang lebih kepadamu."

Noureen tidak dapat berkata-kata. Perkataan Supriyadi terdengar begitu tulus. Kejujuran tercetak jelas di manik mata cokelat pemuda itu.

Supriyadi meraih tangan Noureen. Berjalan mundur selangkah, pemuda itu lantas berjongkok di depan kekasihnya.

"Nour, aku tahu aku sudah mendengar jawabanmu ketika bersama keluargamu beberapa saat lalu, tapi setelah aku menjelaskan segala sesuatu yang akan terjadi, aku ingin bertanya sekali lagi kepadamu." Supriyadi menjeda perkataannya. Degup jantung pemuda itu kembali berpacu dengan cepat setelah netranya dan Noureen kembali bertautan.

"Noureen Alfa Emira, wil je met me trouwen?"

Alis Noureen bertautan begitu mendengar penuturan Supriyadi. Menyadari bahasa yang digunakan barusan, Supriyadi tersenyum.

"Maaf-maaf, maksudku ... " Supriyadi kembali menatap wajah Noureen. Gadis itu tampak gugup sejak Supriyadi kembali berekspresi serius.

" ... maukah kau menikah denganku?"

Noureen benar-benar tidak bisa menyembunyikan senyuman di wajahnya begitu mendengar perkataan Supriyadi. Netranya berkaca-kaca, saking bahagianya gadis itu mendengar secara langsung lamaran pemuda itu. Perlahan, Noureen mengangguk, menerbitkan senyuman di wajah Supriyadi.

"Aku mau. Aku mau, Priyambodo," jawab Noureen dengan senyum yang masih merekah.

Supriyadi bangkit dari posisinya. Ia lantas meraih tubuh Noureen ke dalam dekapannya. "Terima kasih, Nour. Terima kasih."

CLANDESTINE ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang