Keluarga 18

720 89 18
                                    

Fiat terbangun lebih dahulu, melihat Papanya yang masih tertidur. "Selamat pagi, Pa." Setelah mencium pipi Papanya, Fiat beralih menuju kamarnya. Dia ingin mandi dan berangkat ke sekolah.

Fiat masuk ke dalam kamarnya, lalu mengambil handuk untuk dia mandi. Fiat berjalan keluar dari kamarnya menuju kamar mandi. Rumah sederhana dengan kamar mandi luar. Bukan kamar mandi yang ada di dalam kamar.

Fiat mulai membuka bajunya. Setelah selesai, Fiat mulai memandikan dirinya. Membersihkan sisa darah yang ada di wajahnya.

Selesai mandi, Fiat segera keluar dari kamar mandi. Fiat sudah memakai seragamnya dengan rapi. Fiat masuk ke dalam kamarnya untuk meletakkan handuk.

Fiat keluar menuju dapur. Dia akan menyiapkan sarapan untuk Papanya. Dan membereskan beberapa roti untuk dia jual di sekolah.

Fiat ingin membuat mie instan untuk makan pagi Papanya, namun sebelum membuka lemari mie, Krist sudah menghentikan tangan Fiat.

Fiat menatap Krist. "Papa sudah bangun? Baru saja Fiat mau bikinin makanan. Pa, Fiat bawa roti setengah ya, buat dijual di sekolah. Papa istirahat saja di rumah."

"Papa saja yang bikin sarapan ya. Kamu fokus sekolah saja, jangan jualan." Krist tersenyum sendu.

"Gak papa, Pa. Fiat emang mau bantuin Papa. Please, jangan larang Fiat." Fiat mengeluarkan wajah polosnya.

Krist menarik napas. "Ya sudah, bawa saja. Sekarang, biar Papa yang masak buat sarapan kita."

Fiat memperagakan gerakan hormat. "Siap, Papa." Fiat melangkah menuju rak roti. Tak lupa, membawa tas untuk wadah rotinya.

Krist memasak dengan cepat. Yang terpenting, perut Fiat terisi. Agar Fiat bisa mencerna pelajaran.

Krist membawa masakannya di meja makan, dan kebetulan, Fiat sudah selesai membungkus roti yang akan dibawa ke sekolah.

Fiat memakan makanan dengan tenang, begitupun Krist. Krist masih memikirkan kejadian kemarin yang hampir merenggut nyawanya. Sedangkan Fiat, dia memikirkan bagaimana cara membuat Papanya kembali bahagia.

Fiat sudah selesai makan, dan Fiat berdiri untuk meletakkan piring kotor itu di wastafel. Fiat kembali lagi ke meja makan untuk berpamitan dengan Papanya.

Fiat mendekat ke arah Krist. "Pa, Fiat berangkat ya. Jangan terus dipikirkan. Kan ada Fiat yang jagain Papa. Papa istirahat ya. Atau Papa undang Aunty Ryn biar gak sendirian." Fiat mencium tangan Papanya. "Fiat berangkat dulu, Pa."

Krist tersenyum untuk mengatakan Iya. Fiat keluar dari rumah. Tak lupa melompat kecil dengan mulut yang bernyanyi ria.

Krist menatap sedih kepergian Fiat. "Kenapa kita susah bahagia, Nak? Baru saja kita mau mulai hidup yang baru, tapi Ayah kamu seperti ingin mengganggu terus," batin Krist.

🌼🌼🌼🌼🌼

Fiat sampai di kelasnya. Teman-teman Fiat menyambut kedatangan Fiat dengan riang.

"Fiat, kamu bawa apa?" tanya seorang teman Fiat yang bernama Rio.

"Aku bawa roti dagangan Papa aku. Kalian harus beli. Kalian bisa rasain roti enak buatan Papa aku." Fiat menatap temannya dengan wajah lucunya.

Teman-teman Fiat mengangguk. Mereka tak keberatan jika harus membeli dagangan dari temannya.

Fiat meletakkan wadah roti itu di mejanya. Teman-teman Fiat sudah berkerumun di dekat Fiat.

"Fiat, aku mau beli 1 dong," ucap Teman Fiat yang bernama Fira.

"Kamu pilih saja, harganya sama semua ya. 2000 buat 1 roti. Dijamin, kalian bakal suka banget. Aku saja habisin 5 roti." Fiat mengucapkan kata itu dengan wajah tanpa dosanya.

Keluarga [ Singto x Krist x Fiat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang