Keluarga 14

753 89 12
                                    

Singto sedang memeriksa dokumen di ruangannya. Sudah beberapa hari ini, dia tidur di rumah Gheza, pacarnya. Bahkan, Singto sudah tak peduli dengan keadaan Krist.

Seorang wanita masuk ke dalam ruangan Singto tanpa mengetuk pintu. "Sayang..." panggil wanita itu dengan suara yang cukup mengganggu.

Singto menatap wanita itu lalu tersenyum. "Kamu kenapa kesini? Anne mana? Gak kamu ajak?" tanya Singto. Singto berdiri menghampiri wanita itu. Singto memeluk wanita itu.

"Anne sekolah dong. Aku kesini mau minta uang buat belanja aku sama Anne." Wanita itu membalas pelukan Singto.

"Ghe, kemarin aku sudah kasih uangkan? Sudah habis?" tanya Singto.

"Kemarin sudah aku belikan tas. Sekarang buat belanja. Ayolah, nanti aku puaskan kamu." Gheza memainkan dasi yang dipakai Singto.

"Nanti aku transfer saja ya, atau kamu mau bawa kartu aku?" tanya Singto tanpa basa-basi.

"Terima kasih, Sayang." Gheza mulai mencium bibir Singto.

Singto melepaskan ciuman itu, lalu mengunci pintu ruangannya. Dia tak ingin diganggu sejenak. "Aku butuh kamu." Singto mencium kembali bibir Gheza.

Tangan Singto memainkan payudara Gheza dari luar dressnya. Ciuman Singto dan Gheza semakin panas.

Tangan Gheza melepaskan dasi Singto, dilanjutkan melepas satu persatu kancing baju Singto. Tak lupa, tangan Gheza menggoda junior Singto dari balik celana kainnya.

Singto menggendong Gheza untuk beralih menuju kursi yang ada di ruangan itu. Singto menggesekan juniornya yang masih terbalut celana ke vagina Gheza.

Setelah meletakkan Gheza di kursi, Singto melepaskan celananya. Keadaan Singto sudah naked, dan dengan cepat, tangan Singto melepaskan dress yang dipakai Gheza.

Singto memakai kondom yang ada di meja samping kursi, lalu memasukan juniornya ke vagina Gheza. Tanpa pemanasan pun vagina Gheza sudah basah. Singto mulai menggerakkan pinggulnya.

Desahan demi desahan mulai terdengar. Keringat membasahi tubuh mereka. Tangan Singto tak berdiam, masih terus meremas payudara Gheza.

Handphone di meja kerja Singto berbunyi, namun, Singto tak memberhentikan kegiatannya. Singto mengabaikan panggilan itu. Handphone Singto terus berbunyi. Tak berapa lama, handphone Singto berhenti berbunyi.

Singto mencapai puncaknya, tak lupa memeluk tubuh Gheza yang sudah lemas. Singto melepaskan juniornya, lalu membuang kondom itu di tempat sampah.

Dengan cepat, Singto memakai kembali baju dan celananya. Singto berjalan menuju meja kerjanya. Melihat banyak panggilan tak terjawab dari Krist.

Setelah itu, Singto membuka pesan dari Krist. "Aku tunggu kamu pulang. Ada yang mau aku bicarakan sama kamu. Aku tunggu di rumah sama Mama," Singto membaca pesan itu dengan pelan.

Singto segera memasukan handphonenya ke dalam saku, dengan cepat melangkah untuk keluar dari ruangan.

Gheza yang sudah memakai dressnya, mengejar Singto, lalu menahan tangan Singto. "Aku ikut. Aku gak mau kamu bertemu sama cowok murahan itu. Kamu punya aku."

Singto hanya diam, lalu melanjutkan langkahnya. Gheza berjalan di samping Singto, menggandeng tangan Singto. Banyak yang menatap pasangan itu dengan wajah datar. Tak jarang, ada yang menjelek-jelekkan wanita yang bersama Singto itu.

Singto masuk ke dalam mobil, diikuti Gheza yang duduk di sampingnya. Singto mulai menjalankan mobilnya.

🌼🌼🌼🌼🌼

Keluarga [ Singto x Krist x Fiat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang