4

1.3K 224 21
                                    


"Kenapa kebaikan mudah dilupakan, sementara keburukan selalu diingat? Justru hal itu harus disyukuri. Tandanya, keburukan jarang terjadi dibandingkan kebaikan. Yang jarang terjadi lebih diingat-ingat seseorang. Syukurlah dunia ini belum rusak, karena kebaikan masih lebih banyak."

┬┴┬┴┤┈┈┈┈┈┈┈┈├┬┴┬┴

 
"Aku suka kak (Y/n)."

Si gadis ceroboh, mendapat tatapan serius seorang Shikanoin Heizou.

"Aku tahu kak (Y/n) orang yang nggak peka, makanya aku akan perjelas semuanya. Aku menyukaimu, (Y/n)."

Seolah-olah, detik berubah menjadi patung. Tidak bergerak, hanya diam di tempat. Suara angin maupun suara ombak laut telah absen dari pendengaran (Y/n). Jantung bukan ingin melompat, atau ingin berlari kencang, melainkan... ia terdiam, (Y/n) tak merasakan detakan apa pun.

Tatapan Heizou tak dapat dijelaskan. (Y/n) jadi bingung harus membalas apa. Pandangan matanya begitu yakin dan penuh keberanian... bukan berharap.

Heizou nampaknya bukan menginginkan jawaban.

(Y/n) ragu, membalasnya. Namun pada akhirnya, ia membuka mulut, telah jelas jawaban yang akan diberikan. Selain karena anak bebeknya seorang idol, banyak hal lain yang mengharuskan (Y/n) untuk menolak.

"...maaf, Heizou. Kamu--"

"Bukan begitu, kak (Y/n). Aku nggak minta jawaban."

Heizou menghentikan (Y/n), lalu tersenyum simpel.

"Aku hanya mau mengatakannya, supaya kak (Y/n) tahu aja, hehe..." lanjut Heizou, sembari menggaruk belakang leher malu-malu.

Jujur, terlalu banyak informasi yang si manajer terima dalam sehari. Tadi Dainsleif, sekarang Heizou? (Y/n) jadi bertanya-tanya, apa yang membuat dirinya bisa disukai dua orang? Perasaan dia hanyalah gadis ceroboh yang mata duitan.

Heizou menurunkan tangannya, dan melemparkan senyuman. "Aku tahu dan sadar diri kalau aku itu idol. Plus, kalaupun aku bener minta jawaban, aku yakin 100% kak (Y/n) akan menolak juga."

Heizou nampak percaya diri dan tersenyum bangga, (Y/n) jadi terheran-heran, padahal anak itu baru saja mengatakan hal yang menyakitkan bagi dirinya sendiri.

"Tapi aku tetap mengatakannya, karena... entahlah, intuisiku berkata sekarang waktu yang tepat. Momennya pas aja, gitu. Haha, aku aneh, kan?"

Walau Heizou mengucapkannya dengan senyuman lebar, perlahan (Y/n) menyadari semua itu tadi... adalah senyuman paksa.

Nampaknya bukan hanya Qian yang pintar menutup-nutupi pakai berakting.

"Hm? Coba lihat, sepertinya agak larut. Kita harus balik, Manajer!" Heizou mengambil langkah mundur. "Aku juga agak mengantuk, hoaammm...! Aku mau duluan, ya!"

Heizou melangkah menjauhi (Y/n), tapi seketika ia berbalik, menatap sang manajer lagi. "Untuk hari ini..."

Heizou pun berjalan mundur. Ia mau melanjutkan perjalanan, sambil berbicara dengan (Y/n).

"Aku tidak akan menyuruh Manajer melupakannya. Justru aku ingin Manajer mengingatnya, oke!? Tapi serius, jangan dibawa hati~" ujar sang Shikanoin santai, masih berjalan mundur dan menghadap ke (Y/n).

"...kau baik-baik saja?"

Entah mengapa, (Y/n) merasa harus menanyakan hal itu. Otomatis, ekspresi ceria Heizou berubah drastis, ia berwajah masam, tetapi detik selanjutnya dia kembali tersenyum pahit.

[END] 𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐀𝐍𝐀𝐆𝐄𝐑 ┆✘ Second BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang