6

1.1K 196 55
                                    


"Jika suatu hari aku pergi, tetaplah menjadi dirimu sendiri seperti sekarang. Mungkin ragaku akan menghilang, tetapi aku akan terus bersamamu."

┬┴┬┴┤┈┈┈┈┈┈┈┈├┬┴┬┴

"Kita sudah sampai, Manajer!"

Suara embusan angin tertangkap pendengaran seorang gadis berpakaian kasual, bersama anak bebeknya yang berambut kepang dua.

Manik hijau muda dan surai hitam bergradasi cyan menatap lurus ke depan, pada bangunan-bangunan modern tetapi kesan alamnya tidak tertinggal.

(Y/n) sendiri takjub atas tempat ini, mirip-mirip pedesaan tapi tak ketinggalan jaman. Modernisasi yang ada, tidak menutupi hawa sejuk dan padang rumput yang luas. Tempat itu menyejukkan pandangan.

"Ini kampung halamanmu, Venti?"

"Yup! Selamat datang di desa terbesar Stormterror's Lair~!"

Benar, (Y/n) dan Venti tengah melakukan perjalanan menuju kampung halaman sang leader tercinta. Mereka telah sampai, dan rasa letih seketika hilang melihat keindahan desanya. Beberapa bangunan runtuh dan dalam masa konstruksi, tetapi justru itulah yang menghiasi desa unik ini.

"...jadi, kita mau ngapain?"

"Ikuti aku aja! Ayo!" Venti semangat menarik tangan (Y/n), di satu tangan yang lain, ia membawa tas berisi puluhan oleh-oleh. Nampaknya mau diberi pada keluarganya.

Kebetulan hari libur, mendadak Venti meminta izin melakukan perjalanan jauh. Karena izin itulah... yang merampas paksa hari tenang (Y/n). Agensi langsung memerintahkan manajernya untuk menemani sang idol. Singkat cerita, kini mereka berdua berjalan seirama menuju perumahan desa.

Baru saja menginjakkan kaki di jalan bebatuan rapi, tiba-tiba seluruh pandangan warga mengarah pada mereka berdua. Sebelum (Y/n) sempat bertanya apa-apa, dalam hitungan detik, para warga mengerumuni Venti. Baik dari golongan tua sampai anak-anak, mereka seketika melemparkan rasa kaget pada sang manajer dan leader unitnya.

"Barbatos!? Itukah kau!?"

"Kak Venti! Kak Venti"

"KAK VENTI PULANG!!!"

"KAK BARBATOS UDAH BALIK!"

Tatapan mereka yang berbinar-binar dan rasa senang yang terlukis di wajah, cukup menjadi bukti Venti sangat terkenal disini. Venti terkekeh, lalu berjongkok menghadap anak-anak yang menariknya daritadi. Venti mengangkat tangan, dan mengelus kepala anak itu satu per satu.

"Chloe, bagaimana kabarmu? Timmie? Sehat-sehat aja? Aku harap kalian semua baik-baik saja!" Sedetik kemudian, ia sibuk mengobrol dengan orang-orang desa, meninggalkan (Y/n) sendirian dalam keadaan linglung.

Tak lama, ada seorang anak menangkap sosok (Y/n). Manik si gadis dan anak perempuan tersebut saling bertemu, dan selanjutnya, (Y/n) hanya tersenyum canggung.

"H-hai?" ujar (Y/n) pelan pada anak yang menatapnya heran tersebut.

Mendadak, anak itu menjulurkan tangan, jari telunjuk mengarah pada sang manajer, dan teriakan sang bocil membuat manik (Y/n) membulat sempurna.

[END] 𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐀𝐍𝐀𝐆𝐄𝐑 ┆✘ Second BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang