3

1.3K 231 70
                                    


"Bahagia itu sederhana. Salah satunya, cobalah mensyukuri apa yang kamu punya. Kau akan senang hanya dengan hal-hal kecil, nak."

┬┴┬┴┤┈┈┈┈┈┈┈┈├┬┴┬┴

Suasana menjadi hening begitu sang manajer 5WIRL mengatakan kebenarannya. Terutama pria berambut pirang dan bermanik biru muda ini, seketika terbungkam seribu bahasa. Mata terbelalak, dan seolah-olah jantungnya berhenti bergerak. Tak perlu waktu lama, Dainsleif mendadak mengalihkan pandangan dan menunduk.

"...k-kau..."

Dia tak bisa berkata-kata lagi. Dain tidak tahu harus menjawab apa. Serta, fakta bahwa (Y/n) sadar akan perasaannya, tetapi ia bertingkah seperti tidak tahu... menghantam hati Dainsleif sekeras mungkin. Berarti memang jelas, dia telah ditolak mentah-mentah dari dulu.

Terlebih lagi, kehadiran 5WIRL disini. Para anak bebek itu sama-sama tercengang, detik selanjutnya mereka hanya terdiam. Sedangkan (Y/n)? Gadis tersebut masih menatap Dainsleif berharap. Harap, agar Dain tidak menganggapnya bodoh lagi dan mau menceritakan segalanya.

Namun yang (Y/n) tidak tahu, Dainsleif pun... seorang pecundang.

"...m-maaf, (Y/n). Ini masalahku sendiri. K-kau, tidak usah terlibat lagi denganku. Lihat sendiri, kan? Kau akan menjadi mangsa Qian--" Dainsleif mengatakannya tanpa memandang sang manajer anemo sama sekali, "--oleh karena itu, aku sudah berjanji kau aman di bawah TVT. Aku akan melindungimu, aku tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Kau... kau cukup menjadi manajer mereka saja."

Dainsleif tidak melirik siapapun, hanya menunduk menatap lautan. Mendengar jawaban Dainsleif, (Y/n) diam-diam mengepalkan tangan, tetapi tidak lanjut bertanya. Sekarang, ia duduk dan melamun bersama wajah masam.

5WIRL yang daritadi menonton tidak ada yang berani membuka suara. Berakhir, mereka semua diliputi oleh hawa kecanggungan.

╎┉┉✪✫✪┉┉╎

02.42 AM

Ketika pulang tadi, waktu sudah agak larut. (Y/n) tidak berpamitan dengan Dainsleif, langsung saja menuju kamar hotelnya diikuti para anak bebek. Namun beberapa jam telah berlalu, mata (Y/n) masih terbuka, tidak mampu terlelap dalam mimpi. Padahal, hari ini cukup melelahkan. Dari persiapan Fashion Show, sampai penculikan, sampai bertengkar dengan Dainsleif, itu semua melelahkan baik secara fisik maupun mental.

Karena tak dapat tidur, (Y/n) bangkit dan berjalan mencari udara segar. Ia menaiki lift, menuju pada lantai paling atas, Rooftop. Mungkin, malam terakhir di GA ini adalah waktu yang tepat untuk memandang lautan dan pulau-pulau lain dari jauh. Besok mereka akan kembali, dan bisa jadi mulai dari saat itu, akan ada banyak yang berubah. Kini kesempatan bagus untuk menjernihkan pikiran dan beristirahat.

TING

Begitu pintu lift dibuka, angin malam mengembus rambut (Y/n) dengan lembut. Untungnya, kali ini (Y/n) memakai pakaian hangat, tidak seperti dulu ketika Albedo meminjamkan jas padanya. Kaki si gadis ceroboh melangkah perlahan, manik menatapi sekitarnya.

Rooftop mewah yang memiliki kolam renang tersebut kosong. Tidak ada siapapun, tetapi sampai tengah malam begini, masih buka. (Y/n) menargetkan balkon di sana, tetapi tak disangka-sangka, ternyata ada satu orang selain dirinya.

Pria bersurai night shadz dan manik hijau, memiliki dua tahilalat di bawah kedua mata, (Y/n) sangat mengenali pemuda itu.

[END] 𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐀𝐍𝐀𝐆𝐄𝐑 ┆✘ Second BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang