30

864 159 39
                                    


Menjadi Manajer itu ... menakjubkan.

❛ ━━━━━━━━・❪ ✮ ❫ ・━━━━━━━━ ❜

DOR

Peluru melesat dari pistol Mr. Xu.

Pada akhirnya, Dainsleif terlambat menembak dan tidak jadi.

Membungkam dan mencekam suasana, sungguh pemandangan yang terjadi begitu gelap.

Wajah (Y/n) memucat, bibirnya bergetar, ingin dirinya mengucapkan sepatah kata, tetapi tak bisa apa-apa. Rasa kejut dan perih bersamaan, menyerang gadis ceroboh itu.

Dia mulai paham maksud dari "dunia berputar".

Lantai panggung pun dihiasi oleh genangan darah.

TAK

Pistol Dainsleif ... dan pistol Mr. Xu jatuh bersamaan. Jatuh karena tangan mereka sendiri terkulai lemas. Jatuh karena tak menyangka atas hal ini.

Baik 5WIRL, Albedo, maupun para Harbinger, detak jantung mereka seolah-olah terhenti, kejadian di panggung bagaikan ilusi. Mereka tak ingin menerima kenyataan. Sulit dipercaya!

Inilah mengapa takdir benang atau semacamnya tak pernah diyakini (Y/n). Karena hidup itu tidak terduga, tak pernah ada yang bisa memprediksinya tepat ... seperti sekarang.

"Q-Qian ...."

Tak ada balasan. Orang di depannya ini hanya menghadap pada Mr. Xu, sembari badannya tertekuk dan tangan memegang dada bagian kiri.

"Ayah ...."

Hening.

"Belajarlah cara memaafkan."

TUK

Kedua lutut jatuh menghantam panggung. Tubuhnya membungkuk dalam duduk, perlahan ia mulai meringis selama darah tak henti-hentinya mengucur deras dari wilayah jantung. Tangannya ternodai oleh warna kemerahan, tak lama aliran itu mengenai sepatu (Y/n) dan ayahnya.

"Panggil ambulans! Yang lain amankan situasi!" Mendadak, tanpa basa-basi lagi, Harbinger mulai bergerak.

Situasi menjadi sedikit panik. Tiga orang langsung menahan Mr. Xu, sedangkan pria bertopeng ini tak ada yang mampu menebak ekspresinya. Dia hanya diam, bergeming, bahkan ketika ditangkap sekalipun.

Sementara 5WIRL dan Albedo mendekati (Y/n), menanyakan kondisinya, dan juga kebingungan cara mengatasi Qian. Orang itu ... baru saja menyelamatkan nyawa manajer mereka menggunakan nyawanya sendiri. Mereka bukanlah orang yang tidak tahu terima kasih.

Kondisi (Y/n) masih sama. Mungkin, dia terlalu shock atas kejadian sekarang. Memang baru pertama kalinya ia melihat seseorang tertembak secara nyata, terlebih-lebih demi menolongnya.

Yang paling parah di sini adalah Dainsleif. Dengan langkah bergetar, ia perlahan mendekati (Y/n). Tanpa berkata-kata, dirinya hanya menyaksikan seseorang yang ia anggap bagai saudaranya sendiri melemah.

Seluruh beban Tevyat tertumpuk. Andaikan dia menembak. Andaikan ... dia segera menghentikan semuanya. Lagi-lagi terjadi karena salahnya, Dainsleif habis-habisan merasakan rasa bersalah luar biasa. Namun ....

"K-Kau ... sosok yang b-berani, Dainsleif."

Melupakan rasa sakitnya, dia kembali berbicara.

"Dan u-untuk nona (Y/n) ...."

Sekarang atau tidak.

"Benangmu pernah putus dulu."

Mengungkapkan isi hati.

[END] 𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐀𝐍𝐀𝐆𝐄𝐑 ┆✘ Second BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang