24 - Truth

824 143 5
                                    


Kebenaran itu pahit.
▶────────▲────────◀

⚠: kata kasar!

"Kakek!"

Aku heran mengapa diriku yang dulu menyukai hari senin.

"Sapu tanganku sudah jadi!"

Bahkan sampai sekarang, padahal hari itu adalah hari dimana waktuku terbuang sia-sia bersamanya.

"Tumben datang cepat. Masuk dulu, nenekmu menunggu di dalam, noh."

Dia tersenyum padaku. Aku menyesal karena terlambat untuk membenci senyumannya.

"Baik~"

Aku begitu polos saat itu. Memandang dunia ini hanyalah milik kami, menghabiskan hari-hari dengan tertawa dan menjahit.

"Wuihh! Hari ini permen Jueyun Chili!"

... kenyataan tak seindah itu.

│─△─│

"Belajarlah, Chi. Mau sampai kapan menjahit terus?"

"Aku nggak pintar, kakek! Makanya menjahit saja!"

"Yah, justru itu kau harus belajar! Supaya pintar! Lihat tuh, Eif. Berjam-jam depan buku."

Dainsleif. Anak yang serba sempurna.

Kecerdasannya tak diragukan lagi, tata krama dan pergerakannya seluruhnya teratur. Dia yang dibilang mereka sebagai calon penerus masa depan sukses. Sayangnya, dia tidak banyak berekspresi. Namun aku sadar, dia selalu nampak senang bila bertemu kakekku.

Padahal dia punya kakek sendiri.

Berbeda denganku, anak berisik yang cengeng dan bodoh. Hobiku menjahit, terutama pada kain-kain berwarna merah muda. Ibuku bahkan sampai khawatir anak laki-lakinya ternyata perempuan. Tapi aku yang bodoh saat itu termakan oleh ucapan kakek, tidak apa menyukai sesuatu selama itu bukan hal yang buruk.

Hah. Naif sekali.

"Ken, tolong awasi mereka bentar, ya. Aku ada urusan dengan kakak."

Kenzo, pengawal setia pimpinan Khaenri'ah ini selalu memakai topeng. Saat itu, aku selalu bertanya-tanya mengapa banyak sekali karyawan kakek yang memakai topeng dan ketika aku meminta untuk melepaskannya, kakek melarang. Huh. Aku yang kecil sungguh bodoh.

Dan juga, aku sadar kalau hubungan kakek dan kakek Cho tidak baik.

Cho dan Cha. Kembar seiras yang namanya ada di mana-mana.

Anak dari seorang pengusaha terkenal, kini masing-masing sudah memiliki cucu dan memimpin dua perusahaan terbesar Tevyat.

Celestia dan Khaenri'ah.

Yang berbeda dari mereka mungkin hanya warna mata dan sifat. Cha mendapat merah muda, sementara warna mata Cho persis seperti Dainsleif, biru muda. Kalau sifat? Mereka benar-benar berbanding terbalik. Kakek Cho yang aku kenal adalah orang tegas dan tak berperasaan. Cara "main" nya itu ketat, dia tidak akan segan-segan memecat karyawan yang membuat kesalahan sedikit saja.

[END] 𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐀𝐍𝐀𝐆𝐄𝐑 ┆✘ Second BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang