0.3 Kembali pergi

1.6K 111 33
                                    

Halo!!! Aku balik lagiiii

Langsung baca aja yaaaa

o0o

Happy reading!! Semoga suka yaaa!!!

o0o

"Ya ampun kak Arsya?!!" pekikan Nala membuat lelaki yang baru datang menghampirinya itu terkekeh kecil.

Nala menarik lelaki itu agar duduk di sampingnya. Memegang kedua bahu besarnya agar Arsya menghadap lurus ke arahnya. Mata bulatnya menyipit menatap Arsya dengan raut wajah khawatir, tapi juga kesal. Lalu tak lama ia berdecak pelan dan tangan kecilnya bergerak memukul wajah Arsya yang penuh lebam.

"Awss," ringis Arsya.

Pukulan Nala itu sebenarnya tidak terasa, tapi ia hanya ingin bermanja saja. Lantas wajahnya langsung cemberut dengan tangan yang mengusap luka di wajahnya yang Nala pukul itu.

"Sakit, Nana," ucapnya membuat Nala mendelik.

"Udah tau sakit, ngapain juga sok jagoan tawuran-tawuran gitu hah?!"

Arsya tersenyum polos, "Gabut," jawabnya santai.

Mata Nala melebar, apa tadi katanya? Gabut? Gabutnya ketua besar Vandalas itu menyakiti diri sendiri dengan terjun ke jalan dan baku hantam di sana? Yang benar saja!

"Bercanda," lanjutnya lalu mengambil tangan Nala dan mengecupnya singkat.

"Gak mungkin saya diem aja di saat teman-teman saya berjuang," jelasnya serius.

"Tapi gak harus berantemkan kak?"

Arsya terdiam, "Maaf, tapi kayanya mustahil kalo gak luka-luka kaya gini. Mereka dendam, terlebih sama saya. Jadi saya juga gak bisa lepas tanggung jawab, karena semua masalah yang terjadi itu sebenarnya karena saya. Tujuan mereka saya, bukan Vandalas."

Nala terdiam, seharusnya ia tahu. Ini resiko dekat dengan ketua dari sebuah geng besar. Ini resiko yang harus ia terima. Melihat lelaki itu penuh luka, mau tak mau Nala harus terbiasa.

Vandalas bukan geng motor biasa. Banyak yang iri dan tidak suka padanya. Ada saja orang yang mencari masalah dengan Vandalas, beralasan dendam banyak orang yang menjadi korban.

Tangan Arsya hinggap di sebelah pipi Nala, membuat gadis itu tersadar.

"Saya gapapa," dua kata itu berhasil membuat Nala menghela nafasnya.

"Tapi kakak ...."

"Lebih baik, kamu obati luka saya," ucap Arsya memotong perkataan Nala.

o0o

"Hey?"

Nala tersadar.

Ditatapnya lelaki yang duduk tepat di hadapannya dengan terkejut.

"Kak Arsya?" gumamnya.

"Jadi gak ngobatinnya?" tanyanya dan Nala mengerjapkan mata pelan.

Caraphernelia (Nala Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang