0.1.4 Mengunjungi Eros

1.1K 94 9
                                    

Vote dulu ah sebelum baca jan lupa komen oke?

Btw ga dibaca ulang, jadi kalo ada typo komen yakkk

o0o

Happy reading!! Semoga suka yaaa!!

o0o

Terlepas dari masalah teror yang 3 hari lalu terjadi. Nala kembali bersekolah seperti biasanya, walau penjagaan yang dilakukan Vandalas bukan main-main terlebih pada Nala dan Rea yang menjadi korban teror malam itu.

Baik Chandra, Fino, Paris bahkan seluruh anggota lainnya masih belum tahu apa maksud dari teror pada Nala dan Rea di tanggal 13 kemarin. Pasalnya setelah hari itu tak ada lagi teror-teror selanjutnya. Mereka juga tak bisa bergerak, karena kekurangan banyak bukti. Walau Noval dengan yakin mengatakan bahwa orang-orang itu mengenakan jaket kulit Alligator, yang di mana tak ada yang memilikinya selain anak-anak Alligator itu sendiri.

Tapi Chandra sebagai ketua, memegang teguh pendapat Arsya. Bahwa mereka tak akan bergerak jika bukti tak kuat. Kumpulkan semua lalu bantai tak tersisa, itulah yang Arsya ucapkan.

Di saat kepemimpinan Arsya dulu, lelaki itu tak pernah mau bergerak sebelum benar-benar mendapatkan bukti yang menunjukan bahwa musuh bersalah. Sebesar apapun masalahnya, jika tak ada bukti Arsya memerintahkan semua anggotanya untuk tidak bertindak gegabah. Tidak boleh sembarangan menuduh, tidak boleh bergerak sendiri, tidak boleh asal menyimpulkan sesuatu dan ada beberapa hal yang tak boleh dilakukan dan itu semua sangat-sangat berpengaruh demi keselamatan diri sendiri atau pun anggota lainnya.

Makanya Chandra tak mau bergerak dengan menyimpulkan bahwa Alligator lah yang sudah meneror sang kekasih beserta temannya itu. Ia harus mengumpulkan bukti yang kuat sebelum ia benar-benar menghabisi orang-orang itu.

Hari ini seluruh siswa-siswi dipulangkan lebih cepat, akan ada belasan orang penting dari dinas--katanya. Mereka tidak peduli, yang penting pulang lebih cepat sehingga memiliki waktu main lebih lama.

Siang ini Nala dijemput oleh Fino, mengingat lelaki itu masih belum pulang ke tempatnya kenimba ilmu. Tidak hanya Fino, tapi Chandra pun belum mau kembali dan kini kedua lelaki tampan itu duduk di atas motornya masing-masing menunggu yang ditunggu datang.

"Gila, ganteng banget cowo gue," decak Rea dengan mata berbinar menatap Chandra yang ada beberapa meter di depan sana.

"Lala! Lo tau gak seberuntung apa gue bisa dapetin dia?" tanyanya dengan heboh.

Nala menggeleng kecil, bukan pertanda tidak tahu tapi ia sudah malas meladeninya. Pasti sahabatnya ini akan mengatakan ...

"Seberuntung lo bisa sahabatan sama gue!!" lanjutnya dengan senyum lebar.

Nahkan, Nala sudah menebak pasti itu jawabannya. Lalu setelahnya Rea tampak tertawa sendiri, menyadari dirinya sangat receh padahal tak ada yang lucu sama sekali.

"Cewe," goda Fino saat keduanya sudah sampai di depan gerbang, lebih tepatnya di hadapan 2 lelaki tampan yang menarik seluruh perhatian semua orang.

"Alo ayang," sapa Rea pada Chandra, bahkan gadis itu memeluk tubuh kekar kekasihnya yang masih duduk di atas motor.

Nala dan Fino lantas berdecak kesal, mengalihkan pandangannya dari sepasang kekasih yang tengah berpelukan itu. Rea menyembunyikan wajahnya di dada Chandra sehingga tak melihat perubahan raut wajah Nala juga Fino. Sedangkan Chandra yang melihatnya hanya tersenyum kecil dan mengusap belakang kepala Rea lembut sambil sesekali mengecup puncak kepalanya.

"Heh! Ini tempat umum anjir, mana sekolah lagi! Rea woi!!" seru Fino tak kuat melihat keuwuan di depannya.

Sambil berdecak Rea melepas pelukannya pada Chandra, menatap Fino dengan kesal.

Caraphernelia (Nala Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang