0.8 Bolos sekolah

1K 81 18
                                    

Karna aku lagi seneng nulis ini, jadi setiap abis nulis aku up langsungggg!!

Moodnya gak datang tiap hari, jadi jangan bosen nunggu yaaa

o0o

Happy reading!! Semoga sukaaa!!!

o0o

"Yah gak ada matahari, berarti gak ada pelangi," celetuk gadis yang saat ini menempelkan wajahnya di kaca jendela mobil, membuat seseorang yang sedang mengemudi itu terkekeh pelan.

"Kalo ada bulan berarti gak ada matahari, kalo ada matahari pasti ada pelangi," ucapnya lagi.

Gadis itu masih mempertahankan posisinya, tangannya bergerak di kaca jendela itu. Wajah memerahnya tampak cemberut, sambil sesekali berdecak kesal.

"Cape banget, aku pengen pergi," celetuknya lagi, membuat lelaki yang ada di sampingnya itu terdiam sambil terus menatapnya.

"Hiks kenapa sih? Kenapa cape banget, hiks," tanyanya dengan isak tangis kecil.

"Ibu, aku mau sama ibu!! Huaa!!!"

Lelaki yang sedang menyetir itu lantas menggelengkan kepalanya dengan kekehan kecil. Ternyata efek seseorang yang tidak bisa mabuk itu bisa semenggemaskan ini.

"Eng ...," gadis itu terdiam mengerjapkan matanya melihat seseorang yang ada di sampingnya.

Tangisnya sudah mereda, tapi sisa air matanya masih tersisa. Membuat tangan kekar itu terangkat dan menghapus air matanya dengan lembut.

"Om namanya siapa?" tanyanya dengan polos.

Gadis itu tersenyum kala tak mendapat jawaban apapun, "Nama aku Nala. Nala Zanneta, biasa di panggil Lala," lanjutnya dengan semangat.

Ya, gadis itu adalah Nala. Masih dalam keadaan mabuk perkara meminum vodca di party Zevan. Kepalanya memang pusing, beberapa kali ia juga memejamkan mata dan menggeleng mempertahankan kesadarannya yang tinggal sedikit. Ia juga mengantuk, namun entah kenapa ia tidak ingin tidur. Seolah tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ia sendiri tidak tahu kapan bisa kembali mendapatkannya lagi.

Merasa tidak dijawab, Nala berdecak kesal. Bibirnya mengerucut sebal, kedua tangannya ia lipat. Lalu tak lama, bibirnya melengkung ke bawah dan matanya berkaca-kaca.

"Satu, dua, tiga," batin seseorang berhitung.

"HUAAA!!!! JAHAT!!! TOLONGGGG!!! AKU DICULIK TOLONG!!!!"

"IBU!!!!! LALA DICULIK OM-OM!!!!"

"Ta--tapi, wangi," lirihnya.

"Ganteng juga," lirihnya lagi masih dengan derai air mata.

Lelaki yang tengah menyetir itu tak lagi bisa menahan tawanya. Demi apapun rasanya ia ingin membawa gadis yang diketahui bernama Nala itu pulang dan mengurungnya di dalam kamar.

"Lo nemu cewe segemes ini di mana, Ar?" tanyanya seraya melihat kaca spion tengah dan menatap temannya yang diam saja memperhatikan gadis di sampingnya.

o0o

"Pangeran kenapa ganteng banget?"

"Kita mau ke mana sih pangeran?"

"Pangeran, aku suka sama pangeran!"

"Pangeran ganteng punya aku!"

"Pangeran ... Arsya?"

Caraphernelia (Nala Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang