[四]Awal yang Ajaib

440 47 1
                                    

Hari ini aku sedang bersama Pelatih Sanada, aku memberikan hasil laporan ku yang tentu saja di bantu oleh data yang di miliki oleh Momoi. Kami melihat setiap perkembangan pada klub basket, dari divisi ketiga hingga pertama.
Seperti yang ada di dalam data, perkembangan klub basket memang sangat pesat, terutama di divisi satu. Sepertinya pelatihan Sanada juga sudah menyadari tentang perkembangan dari para tim reguler saat ini.

"Sudah ku duga mereka memang sangat berbakat." Ucapnya.

"Sensei benar mereka benar-benar seperti sebuah keajaiban."

"Keajaiban?"

"Haik, saya tidak menyangka kalau orang-orang berbakat seperti mereka bisa berkumpul di satu tempat dan pada waktu yang sama."

Saat membuka beberapa kertas laporan, tidak sengaja ada sebuah kertas terselip yang jatuh dari laporan itu. Sanada-sensei mengambilnya dan sedikit tersenyum.

"Kiseki no Sedai."

"Eh.. Ano sensei, itu hanya pemikiran liarku."

"Hehe.. tidak apa-apa, tapi sebutan ini memang sangat tepat untuk mereka."

Aku pun tersenyum karena hal yang secara acak aku tulis itu kini menjadi sebutan bagi mereka, para jenius yang mungkin saja hanya terlahir dalam 10 atau mungkin 100 tahun sekali. Dan berkumpulnya mereka disini bak sebuah keajaiban. Mereka memang sangat cocok di panggil sebagai generasi keajaiban.

Akan tetapi wajah pelatihan yang tadinya senang kini berubah menjadi tegang kembali saat membaca laporan tersebut. Sepertinya beliau membaca yang sisi itu.

"Haizaki Shogo, apa dia masih sering bolos?" Tanyanya

"Nijimura-kun bilang padaku untuk tidak usah menghawatirkan masalah itu, karena dia bilang akan langsung mengurusnya sendiri."

Pelatih pun menghela nafasnya, sembari menutup laporan itu.

"Terimakasih, untuk laporan mu Fujimura-kun semenjak kau ada kami banyak terbantu."

"Aa.. tidak sensei, itu bukan karena aku tapi memang karena kegigihan para anggota klub yang membuat semua ini."

Kami pun menyudahi pertemuan hari ini, aku pun keluar dari ruang guru dan melihat kearah luar jendela yang kini sudah mulai sore. Karena laporan bulanan sudah selesai kini aku pun punya banyak waktu luang. Kalau terlalu lama di gedung olahraga melihat anggota klub bermain, lama-lama terasa bosan juga. Aku memang butuh banyak menenangkan diri.

"Ou.. Seiza." Aku melihat kearah belakang, disana ada pria berambut abu-abu yang baru saja tadi dibahas di ruang guru.

"Shogo-kun, apa kau mau ke gedung olahraga?" Tanya ku

"Aa.. malas, nee Seiza daripada kesana bagaiman kalau kita pergi main saja." Ucapnya sembari merangkul pundak ku.

"Shogo-kun lebih baik kau hentikan itu, kalau kau sampai ketahuan Nijimura-kun kau bisa kena hajar lagi." Ucapku mengingat dia yang kemarin-kemarin pernah menjadi korban pukulan Nijimura.

Haizaki pun melepaskan pundak ku dan berdiri tepat di hadapan ku.

"Ha.. siapa yang peduli padanya." Haizaki mengambil tangan kanan ku. Jujur saja aku lumayan tidak nyaman dengan skinship yang dia lakukan padaku.

"Kau tidak perlu khawatir Seiza, kita bisa keluar tanpa kapten gila itu tahu lagipula banyak hal yang menarik diluar.. " Saat haizaki sibuk berbicara aku pun melihat dan juga merasakan aura yang sangat besar dan gelap yang ada tepat persis di belakang Haizaki, Haizaki semoga kau tidak mati.

"Apa kau bilang kapten gila?" Ucapnya sembari memegang bahu Haizaki.

Haizaki yang terkejut pun seketika langsung, berpindah ke belakang punggung ku. Dia memang takut sekali pada Nijimura, gayanya saja yang preman padahal kentang.

"Kapten ciisss.. " ucap haizaki.

"Kau mau kemana?" Tanyanya dengan marah.

"Etto.."

"Shogo-kun hari ini akan ikut latihan, dia baru saja bilang padaku kalau dia sangat menantikan latihan hari ini." Ucapku.

"Hoo.. benarkah itu?" Sepertinya Haizaki sudah tidak punya jalan lain. Bahkan Nijimura sudah menyiapkan bogem nya, jikala haizaki kabur saat ini juga.

"Aa.. iya, aku tentu saja akan kesana, aku permisi dulu ya Seiza-senpai." Ucap nya.

Setelah melihat haizaki pergi dengan ketakutan dan paksaan tentunya aku pun tertawa kecil melihatnya.

"Terimakasih ya Fujimura."

"Sama-sama."

"Jika si bodoh itu masih menganggu bilang saja aku akan menghajarnya." Ucapnya dengan penuh keyakinan.

"Tenang saja, aku tidak masalah mereka kan juga dalam masa pertumbuhan pasti ada saja berontaknya."

"Aku akan kembali ke gedung olahraga, nikmati hari liburmu." Dia menepuk kepala ku membuat ku sedikit terkejut. Aku melihat punggung yang tegap itu berjalan perlahan menghilang, Nijimura dia kapten yang hebat, membuat nama sekolah ini tersebar luar pasti sangat berat untuknya.

Aku merasakan ponsel ku bergetar dan ternyata hanya notifikasi dari Twitter, eh.. tunggu dulu.

"Ha.. MANTAP.." melihat notifikasi itu aku langsung berlari mengambil tas ku yang ada di kelas dan langsung berlari kearah loker sepatu.

"Semoga aku tidak kehabisan." Aku menaiki bus kearah tengah kota, dan setelah perjalanan kira-kira lima belas menit akhirnya aku sampai juga di depan toko buku komik yang sudah ku datangi beberapa Minggu terakhir.

Aku mendatangi space yang bertuliskan Shounen, walaupun aku ini wanita aku sangat suka manga Shounen baik dari Jump atau dari Kodan.

"Aa.. syukurlah akhirnya dapat juga volume terbarunya." Aku sangat senang karena masih sempat dapat volume terbarunya, karena judul ini sangat cepat sekali terjualnya.

Aku sangat senang sampai tidak menyadari sekitar. Aku tak sengaja menabrak seseorang dan terjatuh ke jalan.

"Itai.. " ucapku, aku juga memastikan manga ku tidak apa-apa.

"Gomenssu, apa kau tidak apa-apa?" Ucap seseorang yang mengulurkan tangannya padaku. Aku menerima uluran tangannya dan mencoba berdiri.

"Justru aku yang harus minta maaf karena tidak melihat jalan." Aku terbelalak melihat siapa yang ada di hadapanku walaupun aku tidak mengenalnya, akan tetapi dia memakai seragam SMP Teiko.

"Are.. seragam itu SMP Teiko." Ucapnya sembari menunjuk kearahku

"Kau, juga dari SMP Teiko maaf tapi aku tidak pernah melihatmu?" Tanyaku.

"Eh.. sou-ssu ka." Ucapnya yang terlihat sedih.

"Gomen ne, aa.. perkenalkan aku Fujimura Seiza kelas 2."

"Kise Ryota ssu, kelas 1." Kami berjabat tangan sebagai tanda perkenalkan kami. Dari auranya sepertinya dia tipe orang yang mudah diajak bicara.

"Ne.. Senpai, sebagai permintaan maaf aku akan mentraktir mu sesuatu."

"Aa.. tidak usah, lagipula kau tidak salah kok tenang saja."

Aku melihat jam yang ternyata waktu sudah banyak berkurang karena aku terlalu lama memilih buku.

"Maaf, mungkin lain kali saja etto.. Kise-kun jaa ne"

Aku pun meninggalkannya, untung saja bus yang aku naiki datang pas sekali waktunya dengan aku datang. Kalau aku pulang terlalu malam ibu pasti bisa sangat khawatir. Aku juga tidak terlalu berani berada di luar sendirian dalam waktu yang lama. Bukan karena pencopet, rampok dan sebagainya. Tapi ada yang lebih berbahaya dari itu, yang membuat ku harus terus berjaga diri.
Menjaga diriku sendiri dan menjaga ibuku. Karena alasan ku pindah kemari adalah untuk bersembunyi.

Drrtt... Drrtt...

Ah.. baru saja dibicarakan, ibuku sudah mengirimkan ku pesan.

"Sepertinya nanti aku harus beli sesuatu untuk membujuk ibu."

To be continued

Empress (Kiseki no Sedai x OC) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang