*Bad Guy by Billie Eilish.•••
Aku cukup mahir menebak pikiran orang lain, lewat mata, gestur tubuh, atau ekspresi wajah. Bukankah itu sangat gamblang?
Kadang manusia itu seperti batu yang menutupi diri dengan plastik transparan, dalamnya masih bisa terlihatkan? keras, hitam, padat atau keropos.
Rapuh, lemah, lemas.
Tapi mereka memandangku bagai batu berjalan atau alien yang tanpa mulut, mata, telinga. Namun memiliki dua hidung sebagai hiasan dan kaki, serta tangan tentu saja.
Spesies yang aneh. Ya, aku.
"Anjir!" desisku, diikuti helaan napas dalam yang cukup jengah.
Hampir setiap hari aku menjumpai bunga melati yang diplester di pintu loker milikku, ketahui saja bahwa itu bukan arti cinta atau kasih sayang, melainkan ajakan maut.
Namun, terkadang aku memungutnya dan membawa ke rumah. Untuk dikeringkan lalu dicampur dengan teh, aku suka herbal jika kalian ingin tahu.
Tapi tidak dengan memo yang mereka selipkan ke celah loker, semua itu umpatan. Bahkan ada satu photo tercetak saat aku dan Aidan berciuman dengan Finn di rooftop.
"Pelacur, sialan!"
"Bitches."
"Cheaper virgin, fuck!"
Entahlah, aku suka adegan beku itu yang kini berada di tanganku. Mengukir senyum tipis di wajah yang tak kalah kaku.
Romantis juga.
"Jalang!" seru seorang siswi dari tengah koridor, jaraknya hampir 5 meter dariku.
Ia adalah Alwine Anora dan aku yakin dirinyalah yang menyebarkan photo kami ke grup sekolah, aku sih tidak peduli dan seharusnya aku yang mengolok-olok perasaan iri dengki di otak terinya.
Finn mungkin hanya pembuat onar, tapi Aidan adalah bintang yang beberapa kali menjadi sampul brosur sekolah.
"Lo mau mati, huh?!" sergahnya, menubruk bahuku dengan sengaja.
Alwine benar-benar menyukai Aidan, tapi dia bukan seleranya makanya sering diacuhkan.
Aku tidak pernah yakin kalau Aidan akan mencintai orang lain, mau bertaruh? teh Conium Maculatum--cemara beracun.
Setidaknya kematianmu akan menjadi couple dengan Socrates.
"Ya. Gue mau mati. Emang apa masalahnya?" sergahku, malas.
Life is boring, aye?
Gadis itu lantas mengernyit dengan senyuman miring, membanting pintu loker sampai menimbulkan suara bising yang menarik perhatian banyak orang.
Salah kepala sekolah, bikin loker pakai bahan modelan kaleng rengginang begitu.
"Gilaa," ujar Alwine, tidak habis pikir.
"Gak bakal ada yang mau sama lo. Aidan? ngimpi banget dia tuh masih polos. Bukannya kemaren Lo baru ngisi sama om-om di hotel Scarlett Moon?" bisikku, tepat di telinganya.
Aku mundur, lantas hanya memandanginya hampir tanpa berkedip dari balik kacamata. Sampai akhirnya sebelah tangan Alwine melayang ke arah wajahku.
Para penonton bajingan itu hampir berteriak, mungkin beberapa telah gaduh dan sibuk merekam.
Sebenarnya ... aku suka dipukul, aku kadang dengan sadar menginginkannya. Melempar botol pecah ke pemabuk lalu bertengkar.
PLAK!
KAMU SEDANG MEMBACA
NINE : LOST MYSELF
Mistério / SuspenseTentang bagaimana seorang dengan gen psychopath memandang orang-orang di sekitarnya, lingkungan dan sifat yang sangat berbeda dan tidak efisien menurutnya. Nine, gadis manifulatif yang toxic.