07. I'M THAT BAD TYPE

8 6 3
                                    


Don't say thank you or please
I do what i want when i wanting to
My soul? so cynical.


Tidak banyak orang yang menyukai menu gratisan untuk makan siang sekolah, mereka muak dengan cita rasa tawar dengan potongan apel kecoklatan yang pucat sebagai dessert.

Aku pun.

Namun sepertinya hari ini pelanggan kantin cukup puas, tempat tersebut lumayan ramai ...

...dengan sampah alias anteknya Alwine, hampir 10 orang.

"Bajingan," lirikku.

Oh ya! kali ini aku sedang membaca buku yang cukup tebal seperti biasanya, tentang dokumenter sejarah dari beberapa peristiwa Tsunami di dunia.

Aku memegang buku itu dengan sebelah tangan namun hampir menutupi wajah, sembari menyantap jatah makan yang membosankan.

Cerita yang cukup menarik adalah tentang korban selamat dari Tsunami jepang, gadis itu sedang berendam di bak mandi dan beruntung.

Brak!

Melirik dari balik buku dan menatap ke depan, Brielle yang semalam akan menjadi santapan lagi hari ini?

Huh.

Bosan.

Tapi video itu perlu dibahas.

Dia sudah babak belur, Aidan bilang. "Elle pingsan semalaman, tapi gue gak tau apa-apa soal rincinya."

Dia memanggilnya dengan nama sok akrab begitu, bahkan menunggunya sampai pukul 3 pagi.

Alwine berbincang dengan Elle, walau ia sudah jelas cukup kasar dalam perkataan dan tindakan.

Tak lama Elle bangun dan berdiri menghadap ke arah kami, deretan meja belakang dengan Alwine yang merangkul bahunya sambil tersenyum lebar.

"Sapa model kita, guys!!" teriak Alwine gila, penuh antusias.

"YEAHH!!"

"Video lo bagus, Elle. Gue horny, anjir!"

Sedangkan Elle tertunduk dengan wajah kusut, ia meremat roknya dengan emosi yang membelenggu. Tak dapat melawan.

"Jadi kata Elle boleh Request mau raba apa aja, bayarnya gimana?" seru Alwine tepat di telinga Brielle. Pasti menyebalkan.

Aku tak bergabung dengan euphoria murahan itu dan menikmati unggahan m*sturb*si Elle yang tersebar di media sosial.

Aku yakin, Alwine yang memaksanya.

Hanya menggigit kuku, bibir, menutup mulut rapat dengan mata setengah terbelalak.

Aku hampir tak dapat menahan tawa dan sialnya Finn Faurè alias Ten, menunjuk ke arahku dengan ekspresi nakalnya.

Finn tahu bahwa aku mudah tergelitik saat menyaksikan kesengsaraan orang lain.

"Ngakak aja."

Sial! aku dapat membaca pergerakan bibirnya.

"Fuck you, gay!"

Akhirnya Finn cemberut.

Seorang gadis yang kebingungan mulai menduduki satu dari sederetan kursi kosong di meja makanku, aku belum memperkenalkannya pada kalian.

Si makhluk paling ketinggalan berita.

Dia adalah Nancy Harmone alias Twelve, aku ingat dulu dia sangat manja padaku bahkan kami sangat dekat sampai dianggap kembar oleh Papa.

NINE : LOST MYSELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang