Our Destiny #TwentyThree

160 9 4
                                    

"Lama banget si lo" Cletus nya dengan kekesalan yang sudah berada di dalam dirinya sedari tadi
"Sorry bos macet dijalan tadi" Sahutnya dengan begitu jujur
"Lagian kenapa lo ga bawa mobil sendiri? Segala pakai ojek" Ucap si bos yang begitu heran dengan bawahannya padahal bawahannya memiliki mobil sendiri,

"Kan bos tau sendiri gue males kalo ada kerjaan bawa mobil sendiri, yang bikin males itu pulang nya" Jelasnya dengan lantang
"Ya udah ayo buruan masuk udah ditungguin" Sahut si bos menarik bawahannya memasuki ruangan,

Penuh dengan orang-orang yang sedang menikmati alunan musik juga kenikmatan dunia yang sedang mereka pamerkan tak lupa dengan bau alkohol yang begitu menyengat,

"Kamar 79" Ucap nya dengan penjaga yang memang selalu ditugaskan dibagian VIP/VVIP
"Ohhh oke anda sudah ditunggu sedari tadi bukannya ini sudah lewat jam permintaan nya?" Sahut sang penjaga menatap jam tangan yang sudah menunjukan pukul 08:29,

"Lebih sedikit tadi macet dijalan hehehe" Sahutnya dengan begitu gugup
"Baik mari nona-nona" Ucap Sang penjaga mengantarkan kedua wanita ini dengan begitu sigapnya,

Beberapa menit pun berlalu suara bising yang sedari tadi terdengar sekarang begitu senyap dan damai untuk didengar,

"Silahkan Nona bos sudah menunggu anda didalam saya permisi" Ucap sang penjaga yang berlalu pergi
"Bos? Heh tunggu" Teriak nya namun sang penjaga sudah berlalu begitu jauh dari pandangannya pada ia ingin menanyakan bos? Yang dimaksud,

"Kenapa bos? Ada yang salah?" Sahut bawahannya
"Tadi penjaga itu bilang apa? Bos? Gue ga salah denger?" Ucap si bos dengan begitu heran
"Kebetulan kalo telinga lo normal ya ga salah bos! Lagian ngpain dipermasalahkan si udah ayo masuk lo interogasi terus lo cepet cabut" Ucap Sang bawahan dengan begitu tak sabar,

Dengan pelan mereka membuka pintu kamar yang bertulisan 79 mereka memasuki kamar itu dengan pelan tak lupa menutup pintunya kembali,

Terlihat sosok lelaki dengan balutan handuk di badannya menutupi bawahan dengan rapi sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk lain,

"Loh Momo? Kita salah kamar apa?" Ucap nya yang kembali mengecek handphone nya namun di handphonenya pun tertera tak ada kesalahan apapun dalam angka atau pesanan yang ada
"Lo ga salah Nay, lo telat berapa menit perasaan gue bilangnya jam 8 ga ada lebih" Sahut Momo menatap sosok Nayeon yang ada di depannya,

"Kenal bos? Kalo yang ini gue mau bos 2 hari lo tinggal disini gue juga betah" Cletus nya yang masih begitu dalam memandang tubuh Momo yang masih telanjang dada hanya berbalut handuk dibawahnya
"Betah betah mata lo gue jadiin sate" Ucap Nayeon dengan begitu kesal,

"Gue masih ga ngerti perasan tadi Jisoo bilang tinggal lo doang ya emang gue udah tau tinggal lo makannya gue mau tapi ternyata dapat bonus nih hehehe" Sahut Momo dengan lantang
"Enak aja bonus dia suruhan gue! Lo tau dari mana?" Tanya Nayeon yang penasaran pasalnya pekerjaan Jisoo tak pernah ada yang tau selain dirinya yang selalu menjadi korbannya,

"Apa si yang ga gue tau tentang lo" Ucap Momo
"Ga usah pegang-pegang" Sahut Nayeon menepis tangan suruhannya yang hendak memegang perut sixpack Momo
"Lo tertarik sama gue?" Tanya Momo yang hanya mendapati anggukan dari lawan bicaranya,

"Nama lo siapa?" Tanyanya lagi
"Adelia Rainar panggil aja Lia" Jawabnya dengan tegas
"Oke gue Momo mana handphone lo" Ucap Momo dengan cepat Lia memberikan handphone nya
"Ganjen emang dasar" Keluh Nayeon  begitu malas akan tingkah Momo saat ini,

"Apa si bos iri an banget" Ucap Lia heran dengan Nayeon yang terasa jelas akan cemburu nya
"Ga iri" Cletus Nayeon
"Pfftt udah ga usah tengkar itu id gue kalo lo butuh call aja gue selama gue free gue ladenin" Sahut Momo mengembalikan handphone Lia,

"Dih najis" Gumam Nayeon masih begitu kelas terdengar ditelinga kedua mahluk yang bersamanya
"Untuk malam ini gue cuma butuh bos lo so lo boleh pergi tinggalkan kami berdua" Ucap Momo sembari menarik lembut sosok Nayeon dalam dekapannya,

"Baiklah have fun next time lo harus Terima gue" Sahut Lia membuka pintu kamar
"Ofcourse, thanks you" Ucap Momo memandang kepergian Lia tak lupa mengunci kamarnya
"Apa-apaan si" Keluh Nayeon begitu kesal akan tindakan yang Momo lakukan jelas membuat jantungnya berdebar begitu kencang,

"Emang kenapa? Salah? Gue udah bayar mahal-mahal tau" Sahut Momo menatap sosok Nayeon dengan lekat
"Ada yang suruh? Lagian ngpain pesan-pesan ke dia si" Ucap Nayeon mendudukan diri diranjang,

"Gue kangen lo" Sahut Momo dengan lirih
"Hah? Lo bilang apa? Yang jelas dong kalo ngomong" Tanya Nayeon dengan begitu kesal akan tingkah Momo yang menjadi tidak tegas menurut nya
"Aku kangen dengan mu Im Nayeon Park dasar budeg" Teriak Momo dengan kesal,

"Budeg budeg sendirinya yang ngomong lirih banget, i miss you too somuch" Ucap Nayeon menatap lekat sosok Momo dihadapannya
"Ck bodo amat lah" Decak Momo sembari memegang pundak Nayeon
"Ashh" Desis Nayeon merasakan sakit pada pundaknya,

"Kenapa? Aku terlalu kasar? Perasaan aku ga kasar megangnya" Heran Momo dengan tingkah Nayeon yang kesakitan
"Bukan itu eeee gapapa cuma sedikit cape aja" Ucap Nayeon dengan gugup
"Yakin? Jawab jujur kenapa?" Tanya Momo masih begitu penasaran alasan Nayeon begitu tak masuk akal,

"Aku gapapa Mo beneran btw kenapa jadi aku kamu hmm? Udah resmi emang kita pfftt" Sahut Nayeon dengan sedikit terkekeh
"Tidak usah mengalihkan, sorry aku penasaran" Ucap Momo yang langsung merobek kaos yang Nayeon kenakan terlihat jelas luka dipundak Nayeon yang masih begitu basah,

"Momo!" Pekik Nayeon Dengan terkejut menutupi dadanya kala kaosnya dirobek dan di buang begitu saja oleh Momo
"Dikasarin lagi?" Tanya Momo melihat luka yang begitu jelas dipundak Nayeon,

"Aku gapapa" Sahut Nayeon dengan lirih
"Aku tanya dikasarin lagi?" Ucap Momo dengan intonasi yang sedikit meninggi Nayeon hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan yang Momo lontarkan,

"Ck mau sampai kapan si Nay kamu bertahan dengan dia? Udah jelas-jelas dia memperlakukan kamu dengan begitu tak baik segala pakai dijual masih belum bikin kamu jengah kah?" Sahut Momo hati nya begitu nyeri melihat Nayeon saat ini
"Lantas apa bedanya denganmu yang membeliku?" Tanya Nayeon menatap lekat sosok Momo,

"Tak ada badanya bukan? Kamu bahkan membeliku hanya untuk memperjelas perbudakan ku akan obsesi Jisoo, aku cape dengan keadaan saat ini aku sangat merindukanmu Jihyo Eonnie kapan kamu kembali" Gumam Nayeon di dalam batinnya yang begitu terasa lebih menyakitkan.










Jangan lupa bantu vote dan komennya bantuan kalian begitu sangat berharga minimal vote thank's you BAS,

Our Destiny || TWICE X BLACKPINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang