1.Hujan

433 144 161
                                    

Evenescent
Segera berlalu dari pandangan, ingatan atau keberadaan.
(Lenyap)


Abra berlari menerjang hujan. Awal bulan september, dimana hujan dengan habis-habisnya menghampiri negara Indonesia

Abra berteduh di halte bus yang dia temu, mengecek kemeja kotak-kotak abunya yang basah kuyup, dia baru saja menyelesaikan kegiatan ekskul. Menggosok kedua telapak tangan guna rasa hangat yang ia butuhkan


Suara rintik hujan yang bertemu dengan atap halte sama sekali tak mengusiknya yang sibuk menghangatkan diri, malah dia suka suara itu, mengiringi lamunannya

Matanya melirik, dan menemukan satu sosok yang sepertinya bernasib sama dengannya, yaitu terjebak hujan. Abra sama sekali tak menyadari keberadaan sosok itu sebelumnya. Gadis itu asik dengan buku tebal di pangkuannya yang Abra yakini pasti itu adalah sebuah novel. Wanita kan sangat menyukai novel.

Gadis itu sepertinya sama sekali tak menyadari keberadaannya. Hari menuju petang dan yang berada di halte hanyalah mereka saja, Abra merasa canggung dengan keadaan seperti ini dan dia benci suasana canggung.

"Sedang menunggu bus?"Abra membuka suara, bertanya untuk berusaha mencairkan kecanggungan di atmosfer sekitar mereka

Kepala gadis itu menoleh, membuat gestur 'Kau bertanya padaku?" dan dibalas anggukan oleh Abra

"Tidak" hanya itu yang terucap dan fokusnya kembali teralih pada lembaran novel ditangannya

Pernyataan itu membuat kening Abra berkerut, kalau sedang tidak menunggu bus lalu apa?

Abra mengambil tempat kosong disamping gadis itu "Menunggu hujan reda?"

"..."

Diacuhkan!

"Kukira mengabaikan pertanyaan orang itu tak sopan" kesal Abra bermaksud menyindir gadis disampingnya

Terlihat jelas sedikit raut jengkel pada wajah gadis itu. Gadis itu hendak protes, mata mereka bersibobrok satu sama lain, tak berlangsung lama ia memutuskan sepihak acara saling pandang itu

"Bukan urusanmu"

Pernyataan itu membuat hati Abra mencelos seketika. 'Sombong sekali orang ini!'

"Terserah, dasar gadis sombong!"

Beberapa menit dalam keheningan, hujan deras menjadi gerimis. Abra melirik sekilas gadis itu yang kini tengah menyumpalkan earphone di kedua kupingnya

"Jangan suka ikut campur urusan orang lain" suara itu mengalihkan atensi Abra. Abra ingin protes tapi bus sudah datang terlebih dahulu membuat Abra harus beranjak dari halte itu

Tunggu saja jika mereka bertemu lagi.

Tunggu saja jika mereka bertemu lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Tbc♡

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang