Happy Reading
Kami berhenti disalah satu penjual bakso pinggir jalan setelah selesai membeli bahan-bahan makanan di Supermarket
"Bang bakso 2 sama es teh 2!" seruku pada bapak penjual bakso langgananku, pak Agung
"Siap mas Abra!"
"Aku udah nepatin janji aku loh" seruku
"Hm. Ini pertama dan terakhir kali kita jalan bareng"
"Ya ga janji sih. Tergantung kamu juga kan, kalau misalnya kamu mau sama tawaran aku ya nggak memungkiri kita bakal jalan bareng lagi"
"Itu cuma hoki aja. Uangku tadi ketinggalan"
Aku mengangguk pelan, jadi cuma hoki?
"Habis jatuh?" tanyaku, Aku tak sengaja melihat luka memar di punggung tangan Keyra yang tak tertutupi
Keyra buru-buru menarik tangannya dari atas meja. Seakan tak mengizinkan aku melihatnya. Aku menautkan alisku, mencoba berbicara dengan hati hati "Atau... karena waktu yang di kamar mandi itu?"
"Bukan! Gausah kepo!"
Aku tersenyum simpul "Kamu bisa cerita apapun itu ke aku, setidaknya kita bisa jadi teman"
Tak ada jawaban. Keyra tak memprotes ia masih diam menunggu perkataan ku selanjutnya "Key, kuberi tahu ya dunia ini kejam kalau kamu menghadapinya sendiri. Seenggaknya kamu mau ngeluarin apapun yang kamu pendam selama ini. Aku siap buat jadi pendengar"
Kedua matanya yang menunduk kini bergilir kearahku. Kedua manik kelam itu bertemu dengan kedua manik kelam milikku. Keyra tersenyum singkat, sangat manis yang mampu membuat sesuatu bergejolak dalam hatiku
"Terimakasih..."
Pak Agung datang dengan 2 mangkuk bakso dan 2 gelas es teh. Aku menatap lapar bakso itu, cacingku diperutku meronta minta diberi makan, tak lupa mencampur sambel dan kecap pada kuah baksoku lalu menyeruputnya, uhh benar-benar enak
"Bakso pak Agung gak ada duanya, enak betul!" pujiku pada pak Agung yang hanya tertawa khas bapak-bapak
"Enak kan Key?" tanyaku pada Keyra yang juga melahap baksonya, Keyra mengangguk lucu
"Enak, kuahnya benar-benar gurih"
"Oh ya lo gak suka pedes ya Key?" aku melirik bakso Keyra yang tak dicampur penambah rasa apapun, hanya kuah bakso asli tanpa saos, kecap ataupun sambel. Sungguh berbeda dengan Fika yang doyan makan sambel sampai 5 sendok penuh
Keyra menggeleng pelan
"Beda banget sama Fika yang doyan pedes, padahal kalian sama-sama perempuan"
Keyra tertawa kecil entah karena apa lalu menyeruput es tehnya "Semua orang punya kesukaan mereka masing-masing Abra"
-⚘
"Key peluk gih, dingin!" tak kunjung ada jawaban dari Keyra, sebenarnya aku hanya menggoda Keyra tapi kalau perihal dinginnya aku tak bohong cuaca saat ini memang lumayan dingin, angin malam berhembus menyapu permukaan wajahku saat menyetir motor
'Plak!'
"Idih siapa kamu minta peluk-peluk!. Jangan sok akrab ya!"
Aku meringis menahan sakit di kepalaku sehabis menerima pukulan dari Keyra "Jadi kalau udah akrab boleh?"
Hening sesaat, sepertinya Keyra memikirkan ucapannya barusan "Lebih daripada itu"
Aku terkekeh pelan
"Apa? Contohin dong A-aduh! Key sakit!" teriakku ketika Keyra mencubit pinggangku dengan tak manusiawi, aku yakin itu pasti berbekas "K-key sakit ini nanti jatuh loh!"
"Kamu sih! Nih ya kalau misalnya kamu mati kedinginan aku juga ga bakal peduli!" Keyra sudah tak lagi mencubit pinggangku. Aku mengerucutkan bibirku kesal, perkataannya barusan seolah menusuk ulu hati terdalam, benar-benar seorang betina ganas
"Jahat amat Key!"
Aku tersenyum jahil kemudian melanjutkan perkataanku "Btw kita udah akrab ya, kan kamu udah ngasih aku sesuatu sebagai tanda kalau kita sudah akrab"
Keyra diam lagi. Pasti dia kesal dengan perilakuku, aku tersenyum kemenangan dalam hati. Membuat Keyra kesal adalah salah satu hal yang menyenangkan. Melihatnya tak hanya diam memasang wajah datar, membawa kesenangan tersendiri bagiku
"Mati aja jadi orang!"
Keyra turun dari motor lalu menyerahkan helmku dengan kasar yang tentu saja kuterima dengan baik-baik
"Sampai bertemu lagi besok betina ganas~" goda ku dengan nada sedikit mengejek diakhir kalimat
Aku senang melihat wajah kesalnya
Keyra terkekeh pelan menaik turunkan alisnya juga kedua tangan yang dilipat didepan dada "Yakin bakal ketemu?"
Aku mengerutkan keningku "Yakin lah" sahutku
"Kalau menurutku sih kita ga ketemu"
"Kenapa?" tanyaku bingung
"Yang tau tau aja. Gausah kepo"
"Mau taruhan gak?" tantangku
Keyra mengibaskan rambutnya "Siapa takut!"
"Satu mangkok bubur ayam!"
Aku mengangguk menyetujui "Oke!"
Mataku terpusat pada cairan merah yang mengalir dari hidung mungil Keyra
"D-darah!"
Keyra mengangkat kedua alisnya, tak mengerti maksudku. Aku menunjuk hidung Keyra yang mengeluarkan cairan merah pekat disana
•
•
•
•
•
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent
RomanceBulan september, dimana hujan dengan habis-habisnya menghampiri negara Indonesia, di halte bus Abra bertemu seorang gadis yang tampak terjebak hujan sepertinya Gadis dengan buku tebal ditangannya -----❀ "Semesta sedang menghukumku, dan aku sedang me...