17.Keinginan

168 101 147
                                    

Dokter sedang melakukan perawatan pada Keyra, aku dan Olva menunggu di depan ruang rawat Keyra "Kenapa lo gak bilang kalau lo udah ketemu sama Keyra"

"Aku bertemu Keyra kemarin"

"Gue jahat! sebagai sahabatnya kenapa gue gak tau kalau Keyra mengidap penyakit seganas itu, Keyra sakit bertahun-tahun dan gue malah membullynya.."

"Gue jahat.., gue menyesal atas perbuatan yang gue lakuin ke Keyra

"Stop Olva, stop nyalahin diri sendiri, nyalahin masa lalu, karena itu gak akan merubah apapun"

"Gue jahat Bra..!"

"Olva" bu Lisa datang dan mengambil tempat duduk disamping Olva

"Sudah lama saya tidak melihat kamu" Bu Lisa menangkup wajah Olva dan memperhatikannya dengan penuh kasih. Bu Lisa mengambil dan mengelus kedua pergelangan tangan Olva

"Saya sebagai orang tuanya Keyra minta maaf untuk kesalahan yang pernah Keyra perbuat, saya senang Olva mau menjenguk Keyra.."

"Tidak tante, Olva minta maaf karena telah jahat terhadap Keyra.."

Bu Lisa membelai lembut pipi Olva "Saya mohon berteman lagi dengan Keyra ya nak, Keyra butuh teman di sampingnya"

Pintu kamar rawat Keyra dibuka, dokter yang baru saja menangani Keyra keluar, beliau mengatakan bahwa Keyra sekarang sedang tidur karena pengaruh obat

Aku memandang wajah kurus dan pucat itu, matanya yang indah tertutup menampilkan bulu matanya yang panjang, Olva disampingku, ia masih belum berhenti menangis

"Apa Keyra bisa sembuh tante?" tanyaku, tante Lisa yang sedang memperhatikan anaknya mengusap air mata di pipinya

"Dulu dokter bilang ada harapan Keyra sembuh, Keyra bahkan terlihat seperti orang sehat. Beberapa bulan lalu kondisi Keyra menurun tapi Keyra masih terlihat baik-baik saja. Dua bulan lalu kondisi Keyra turun drastis bahkan semakin hari semakin lemah.., sepertinya Keyra lelah terlihat baik-baik saja"

"Dokter bilang sudah tidak ada harapan untuk Keyra tapi keajaiban akan selalu datang pada mereka yang berharap"

"Olva janji bakal rawat Keyra sampai Keyra sembuh tante"

Tante Lisa kembali mengusap air matanya dengan kasar "Terimakasih ya nak.."

-⚘

Tiga hari sepulang kuliah aku selalu datang kerumah sakit untuk menemui Keyra, kali ini Fika dan Dito memaksa untuk ikut, tidak sebenarnya Fika saja yang terus memaksa ikut "Walaupun kak Keyra belum terlalu mengenal aku dan Dito, tapi kita harus mengenalkan diri sebagai sahabat terbaik pacarnya" ujarnya tadi siang

"Jadi kapan kalian akan berpacaran?" tanya Fika saat kita sedang menunggu lift, aku memutar bola malas mendengar ocehan tak bermutu Fika

"Dito waktu itu ada yang cerita ke gue katanya dia suka sama hmmp-" Fika menutup mulutku dengan tangannya yang bau

"Dito jangan dengerin Abra, dia lagi sedih jadi suka ngawur" Dito mengedipkan matanya dua kali tak mengerti

"Ssst.. Bra lo jangan bilang dong" bisik Fika semakin menekan mulutku

Aku menggigit tangan Fika yang membungkam mulutku, membuat gadis itu berteriak dan melepaskan tangannya, Fika itu lumayan kuat karena dia mantan atlet taekwondo

"Makanya jangan ganggu gue"

"Gue kan cuman pengen menghibur lo, gue ga mau liat lo sedih" aku menatap jijik Fika. Pintu lift terbuka, aku masuk terlebih dahulu disusul Fika dan Dito

Aku membuka perlahan pintu kamar rawat Keyra, gadis itu tak menyadari kehadiran kami, dia fokus melihat keluar jendela dengan bunga matahari yang aku berikan dipangkuannya

"Keyra" dia menoleh dan tersenyum, menyadari kehadiran dua sosok asing baginya Keyra memberiku tatapan bertanya

Fika menjulurkan tangannya pada Keyra, memberikan jabatan tangan

"Kak kenalin aku Fika, sahabat pacarnya kakak" aku melotot dan menyenggol bahu Fika

Keyra menerima jabatan tangan yang diberikan Fika "Keyra"

"Saya Dito, temannya Abra" setelah mengatakan itu Dito menaruh buah tangan yang dia bawa keatas nakas

"Saya Keyra, terimakasih ya"

Aku senang melihat tawa Keyra kembali hadir, walaupun tawa itu bukan karena aku melainkan Fika "Apa yang kalian bahas? kenapa tertawa begitu kencang?" aku memutuskan untuk bergabung dengan mereka

"Oh gue nyeritain kekonyolanmu selama kuliah pada kak Keyra. Gini ya kak, gue baru kenal Abra selama satu tahun tapi yang benar aja kekonyolan nya sangat banyak"

Aku menjitak pelan dahi Fika "Dasar!"

"Fika ayo pulang" ajak Dito pada Fika, Fika mengangguk "Gue pulang dulu ya kak, cepat sembuh"

Aku melirik sinis Fika "Pulang sana, dasar monyet!" Fika mengacungkan jari tengahnya padaku yang tentu saja aku balas. Fika dan Dito keluar siapa yang menyangka tante Lisa masuk disaat yang bersamaan, tante Lisa menatapku terkejut, buru-buru aku menyembunyikan jari tengahku

"Malem tante" bu Lisa tersenyum padaku "Nak Abra gak pulang?"

"Sebentar tante, mau nunggu sampai Keyra tidur"

Bu Lisa mengalihkan pandanganya pada Keyra "Maaf ya nak bunda harus kerja disaat Keyra butuh bunda disampingnya"

Keyra menggeleng "Tidak apa-apa, bundakan bekerja keras karena Keyra"

"Abra saya titip Keyra lagi ya, saya mau ke ruang administrasi, setelah itu Abra pulang ya karena ini sudah malam"

"Iya tante"

Aku mengambil tempat duduk di samping Keyra, mengambil buah apel pemberian Dito dan Fika tadi lalu mengupasnya

"Apa ada yang kamu inginkan?" tanyaku, karena Keyra terus menatapku

"Pada hari pertama kita bertemu.., di halte bus, kamu bertanya jika tidak sedang menunggu bus lalu apa yang aku lakukan disana"

"Lupakan saja, itu tidak penting lagi Keyra" jawabku setelah selesai mengupas buah apel dan menatanya diatas piring, aku berniat memberikannya pada Keyra

"Saat itu aku hanya ingin menikmati hujan sendirian"

Aku mengangguk "Lupakan saja itu"

Keyra masih terus menatapku dengan tatapan yang aku tak berani membalasnya. Hatiku bagai tertusuk jarum ketika kedua netra itu bertemu dengan penglihatanku

"Tidurlah Keyra, kamu harus istirahat" aku berusaha mengalihkan tatapan Keyra padaku, walau sebenernya aku takut ketika Keyra sedang tertidur, aku takut ditinggalkan..

"Aku tidak berani untuk tidur karena aku takut bagaimana jika aku tidak akan terbangun lagi di esok hari, tapi di sisi lain aku menunggu untuk tidur karena disanalah aku bisa merasakan
mimpiku yang tak pernah bisa aku capai di kehidupan nyata.."

"Aku lelah dengan diriku sendiri"

Keyra melihat keluar jendela, menatap langit berhias bintang diatas sana

"Besok tahun baru, ayo pergi ke festival kembang api"

"Besok tahun baru, ayo pergi ke festival kembang api"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tbc

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang