12.Perasaan Takut

167 127 59
                                    

note: -----❀ adalah pov Keyra

Kini telah memasuki pertengahan bulan Desember, musim hujan masih setia dengan bumi, beberapa daerah bahkan telah tergenang oleh banjir

Aku menatap Fika yang masih sibuk berkutat dengan laptopnya, kening gadis itu bahkan sampai berkerut

"Apa ada yang salah?"

"Seperti biasa banyak kesalahan disini, dan gue yang harus benerin" jawabnya fokus pada layar laptop tanpa melihatku

"Bilang apa yang susah biar gue bantu" aku bangkit dari dudukku, berdiri dibelakang Fika ikut melihat apa yang dikerjakan gadis itu

Fika menggeleng "Gak perlu, bentar lagi selesai" aku mengangguk, jemari panjang gadis itu dengan lihai mengetik keyboard dihadapannya

"Fika lo sibuk weekend ini?"

"Ntah ya Bra.., kayaknya minggu ini gue gak bisa, emang kenapa lo ada perlu?"

"Mau ajakin liat buku"

Fika mengalihkan tatapannya pada layar laptop dan menatapku curiga "Buku? sejak kapan lo tertarik sama buku?"

"Gue cuman ingin mencoba hal baru"

"Gue tau lo rindu sama kak Keyra kan?" Fika memutar kursinya sehingga berhadapan denganku "Kenapa lo ga mencoba melupakan kak Keyra, kalian kan belum lama kenal"

"I have to try, but that is not easy. Why she gone?"

"I think you really love her, tapi lo harus tau, jangan pernah berharap pada seseorang, it just hurt you"

Buku dan Keyra merupakan satu hal yang tak terpisahkan, apakah Keyra menyukai langit jingga yang kulihat saat ini?

Aku membuang rokok yang sudah habis rasanya dan menginjaknya. Mungkin segelas soda lebih baik

Seperti biasa pulang melewati rumah dengan nuansa putih itu, tampak sudah tak berpenghuni, namun aku masih memiliki harapan, langkah kakiku masih sama berhenti di rumah si gadis kacamata

Aku menekan belnya dan seperti biasa dia menatapku kesal

"Mau minum soda denganku?"

Aku berakhir di atap rumah gadis ini. membuka kaleng soda dan menenggaknya

"Kenapa lo masih belum masuk kuliah?"

"Gue udah berhenti, gue mau pindah kota dan mungkin gue kuliah disana"

"Berhenti.., kenapa?"

"Gue gak mau tinggal di kota ini, kota ini terlalu menyakitkan"

"Sudah dua bulan lebih kan? dia benar-benar pergi.."

Sudah dua bulan lebih dan selama itu aku mulai berteman dengan gadis kacamata ini, namanya Olva dan dia adalah gadis baik yang selalu menampungku saat aku dalam keadaan sedih seperti saat ini

"Olva menurutmu Keyra pergi kemana?"

Olva hanya menggeleng "Mungkin bersembunyi untuk menyesali perbuatannya"

"Apa lo belum memaafkan Keyra?"

Tak ada jawaban, gadis itu menenggak sodanya hingga habis dan dia hanya diam

"Apa dengan memaafkan dia Amara bisa kembali..?"

"..."

"Jawab gue Bra!"

"Gue yakin Keyra menyesal.." lirihku

"Tapi penyesalan aja gak cukup, sekarang lo tau dia dimana hah?"

"Gue pengen sahabat gue kembali.."

Aku menatap Olva yang menunduk, jemarinya saling meremas

"Entah itu Amara atau Keyra..."

"Gue belum bisa memaafkan Keyra, tapi gue gak mau kehilangan lagi Bra.., hiks!"

Aku memeluk tubuh Olva, aku mengerti diantara hubungan persahabatan mereka Olva lah yang paling merasa sakit

"Gue nyesel pernah nyakitin Keyra.., gue takut Keyra gak pernah kembali seperti Amara"

Bahunya bergetar dan dan nafasnya tak beraturan, aku menatap wajah sedih Olva, menghapuskan jejak air mata di pipinya

"Gue gak membenarkan perbuatan Keyra di masa lalu ataupun perbuatan lo, kumohon jangan menangis"

-----❀

Aku memandang kendaraan yang berlalu lalang melalui jendela, tepat disampingku bunga matahari pemberian Abra menatapku dengan tersenyum

Bagaimana keadaan Abra? apa dia baik-baik saja? apa dia mencariku?

Jika aku bisa kembali berjalan aku ingin menemui Abra dan memintanya mentraktirku bakso, menemui Olva dan meminta maaf lagi padanya, dan aku ingin berkunjung ke kuburan Amara

Abra benar, seharusnya aku tak menghabiskan waktuku dengan membaca buku, aku harus melihat dunia, siapa yang menduga tubuhku akan selemah ini dalam waktu yang sangat cepat

Satu bulan yang lalu aku tak bisa menggerakkan kakiku, dan sekarang penglihatanku melemah

Aku mengambil kalender yang terpajang di nakas rumah sakit, seminggu lagi tahun baru, aku ingin melihat festival kembang api dan petasan di langit malam

Pintu kamar terbuka menampilkan sosok bunda yang tersenyum "Keyra udah bangun?" sapa bunda hangat, aku hanya mengangguk sebagai jawaban

"Bunda Keyra mau keluar"

"Kemana nak?"

"Menemui teman-teman, Keyra rindu" aku tau pasti bunda sedang bingung, teman mana yang aku maksud, karena aku tak pernah memiliki teman selain Olva dan Amara, bunda tau Olva sudah tak mau berteman denganku

"Siapa..?"

"Memangnya Keyra punya teman lagi ya selain Olva dan Amara? Keyra mau minta maaf lagi"

Bunda hanya diam sebelum akhirnya menjawab ku "Tunggu kamu sehat dulu ya"

Aku menggeleng, kapan Keyra akan sehat bunda? kalau gak sekarang mungkin gak ada kesempatan

"Keyra mau sekarang bunda.., Keyra mohon.."

•••Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tbc




EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang