Mari kita akhiri dengan kebahagiaan
-AbraHappy Reading
Musim hujan telah selesai, aku sudah jarang menyaksikan hujan turun, merasakan rasa dingin dari hujan dan bau air bercampur tanah khas hujan, di pertengahan bulan Februari matahari selalu naik keatas, bersinar dengan terik
Aku menghampiri gadis yang telah menjadi pacarku selama hampir dua bulan ini. Mencium keningnya lembut saat melihatnya duduk di ranjang rumah sakit sembari melihat pemandangan luar melalui jendela, wajahnya sangat cantik dan senyumnya selalu menawan
"Sudah siap?"
"Tolong sisirkan rambutku" dia memberiku sisir miliknya
Aku menyisir rambutnya yang sangat tipis dengan sangat pelan dan hati-hati, Keyra mengambil cermin di atas nakas dan memperhatikan wajahnya yang cantik
"Dokter bilang akan segera membersihkan rambutku, rambutku sangat rontok"
Aku mengambil cermin dari tangan Keyra "Sudah selesai, ayo" aku mengangkat tubuh Keyra dan menaruhnya di atas kursi roda, tante Lisa masuk ke dalam dan menghampiri kami berdua
"Tolong jaga Keyra ya nak Abra" tante Lisa mengelus pundakku, sebelum pergi ia mencium kening Keyra sangat lama kemudian berganti mencium keningku
Hari ini aku akan menepati janji pada Keyra, mengajaknya melihat keindahan senja di pantai
Keyra melepas tawa bahagianya saat kami sampai di tepi pantai, aku menghirup udara yang memiliki bau amis khas pantai, suara pecahnya ombak saling beradu memenuhi gendang telinga
Aku melepaskan sandal yang dipakai Keyra, kaki kurusnya ia bawa turun dari kursi roda, merasakan pasir-pasir halus menggelitik kulit kakinya
"Aku sangat rindu pantai, jika aku bisa berjalan maka aku akan berlari dan membuatmu mengejarku" ujarnya
"Untung aku tidak usah mengejarmu, kau tau aku malas jika bergerak terlalu banyak"
Keyra mengambil handphonenya "Abra berdiri disitu aku ingin mengambil fotomu" Keyra menyuruhku berjalan kedepan, aku mengambil beberapa pose dan membiarkan Keyra mengambil fotoku
"Siapa pria manis yang ada di handphoneku ini"
Aku membungkukkan badanku dan mencondongkannya pada Keyra untuk menyamakan tinggi kita berdua, aku melepaskan topi hitam yang bertengger apik pada kepala Keyra "Apa kamu merasa beruntung memiliki pria manis sepertiku?"
Mata kami saling bertemu, saling memperhatikan wajah satu sama lain "Bahkan jika dilihat dari dekat semakin tampan dan manis" aku membawa tangan Keyra untuk kucium
"Aku memang tampan"
"Tapi sayang dia sangat konyol dan bodoh dalam pelajaran" aku memajukan bibirku, memang benar otakku tak sebagus wajahku, tapi kan setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
"Jangan cemberut" Keyra mencubit kedua pipiku sangat keras membuatnya tertarik cukup jauh. Aku melepaskan tangan Keyra yang mencubitku, berganti membelai pipinya dengan hati-hati
Ciptaan Tuhan di depanku sangat indah..
"Bahkan jika dilihat dari dekat sangat cantik dan indah" bibirku bergerak mendekat pada bibir pucat milik Keyra, Keyra dengan sigap menutupi bibirnya dengan tangannya
"Dasar mencari kesempatan"
Keyra memintaku untuk menurunkan badannya pada kursi roda, "Abra ambil fotoku" Keyra membaringkan tubuhnya pada pasir pantai, aku mengambil gambar Keyra yang sangat terlihat cantik, sinar jingga menyelimuti kulitnya yang pucat
Kami berdua duduk saling menggenggam tangan satu sama lain sembari menunggu matahari tenggelam
"Terimakasih"
Netraku berganti menatap Keyra yang ada disampingku
"Untuk apa?"
"Mengajakku ke pantai"
"Sama-sama"
"Aku selalu takut setiap malam, aku takut untuk tidur bagaimana jika aku tidak melihat matahari di esok harinya, karena Abra masih belum menepati janjinya padaku"
Aku berhenti menatap Keyra dan memutuskan menatap laut di depan kami, aku tidak berani menatap wajahnya
"Aku sudah menepati janjiku"
"Iya dan aku sudah tenang"
Matahari semakin membawa dirinya ke barat, segerombolan burung terbang diatas kami untuk pulang menuju sarangnya
"Abra.." panggilnya lirih, aku tak punya pilihan lain selain menatap wajahnya
"Maaf sudah banyak merepotkanmu"
Aku menggeleng cepat "Tidak ada yang direpotkan"
"Rasanya sakit di setiap harinya, semakin lama organku berfungsi dengan tidak baik, aku lelah.., aku ingin istirahat"
"Maaf Abra karena semesta mempertemukan kita tidak untuk dipersatukan, maaf harus pergi terlebih dahulu"
Aku menggeleng lebih keras ketika melihat pipi pucatnya dibanjiri air mata. Aku membawa tubuh ringkihnya dalam dekapanku, memeluknya sangat erat seakan tubuh itu akan hilang jika aku melepasnya "Tidak apa-apa Keyra, akan selalu ada tempat untukmu di hatiku"
"Maaf karena hanya menjadi penghias perjalanan hidupmu, maaf karenaku kamu akan merasakan sakitnya kehilangan, maaf karena hanya hadir sementara bukan untuk selamanya, maafkan aku hiks.., aku ingin istirahat Abra.."
Aku mengangguk, menahan air mata yang akan jatuh kapan saja. Bibirku terasa keluh dan tenggorokanku tercekat, mengucapkan serangkaian kalimat terasa begitu sulit
"Terimakasih sudah hadir dan menjadi kenangan dalam hidupku"
"Keyra, mari kita akhiri dengan kebahagiaan"
Keyra mengangguk, mengacungkan jari kelingkingnya
"Berjanjilah padaku Abra"
Aku ikut mengacungkan jari kelingkingku, jari kami saling bertautan
"Aku berjanji.."
Tidak akan ada air mata Keyra, aku akan selalu bahagia
Aku mencium kening lalu kedua pipinya dan terakhir bibir pucatnya, menyalurkan rasa cinta dan sedihku secara bersamaan
Matahari menyembunyikan tubuhnya di antara awan, sinar jingga semakin terang lalu perlahan menghilang dan tubuhnya sepenuhnya telah ke barat menyisakan gelap di bumi, siang telah berganti menjadi malam
Tautan kami terlepas, Keyra membawa tangannya untuk mengusap air mataku "Jangan menangis jika aku pergi, aku mencintaimu Abra"
Aku menarik kedua sudut bibirku, aku harap itu adalah senyum yang manis dan indah, ibu jariku mengusap darah yang jatuh di hidung kecilnya "Ayo kita pulang"
1 bab lagi evanescent tamat!
(。'▽'。)♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent
RomanceBulan september, dimana hujan dengan habis-habisnya menghampiri negara Indonesia, di halte bus Abra bertemu seorang gadis yang tampak terjebak hujan sepertinya Gadis dengan buku tebal ditangannya -----❀ "Semesta sedang menghukumku, dan aku sedang me...