Happy reading
"Saya cukupkan materi pada siang hari ini, selamat siang dan silahkan istirahat"
Akhirnya waktu istirahat datang juga. Aku meregangkan badanku yang terasa kaku setelah beberapa jam hanya duduk dan mendengarkan materi dari dosen
"Kantin yuk!" ajak Fika beranjak dari duduknya yang langsung diikuti Dito
"Ayo" balasku
Kantin di fakultas kami terbilang cukup luas menurutku, walaupun sudah ramai oleh para mahasiswa yang kelaparan, tetap saja tak menyebabkan kami harus saling berdesakan
Aku, Fika dan Dito memakan makanan kami dengan tenang sesekali melihat para mahasiswa yang berlalu lalang mencari tempat duduk untuk makan
Tiba-tiba terbesit dalam pikiranku perihal Keyra. Entah mengapa aku memikirkan gadis itu sekarang. Gadis sombong nan judes yang menyebalkan ralat sangat menyebalkan!
Tapi kemarin entah mengapa nampak begitu rapuh
Aku melirik Fika yang makan dengan tenang. Mungkin Fika kenal dengan Keyra terbilang Fika cukup aktif berorganisasi di kampus ini
"Fik, Lo kenal mahasiswa semester 4 namanya Keyra. Aku nggak tahu dia jurusan apa"
"Kak Keyra?" Ulang Fika memperjelas
"Ya"
"Kak Keyra yang selalu diem itu?"
"Begitulah" aku sungguh membenarkan dalam hati, gadis itu memang nampak tak begitu suka bersosialisasi
Fika nampak memicingkan matanya, badannya kini bahkan condong ke arahku
"Kenapa? Terus gimana lo bisa kenal sama dia?"
"Kita pernah bertemu beberapa kali secara tak sengaja" jawabku
"Ada urusan apa sama dia?"
"Sebenernya lo kenal apa nggak sih Fik? Kalau kenal bilang 'iya' kalau nggak kenal bilang 'nggak'" jelasku pada Fika tak mau bertele-tele
"Kenal"
"Pantas saja, sama-sama judes!" Ketusku.
"Yak! Itu tidak ada hubungannya keparat!"
Tawa Dito pecah di tengah pertengkaranku dengan Fika. Kuyakini dia tertawa karena aku menyebut Fika judes yang benar adanya. Dito menghapus air mata di sudut matanya "Sudah-sudah hentikan. Jadi Abra lo ada urusan apa sama kak Keyra?"
Mendengar pertanyaan Dito membuatku diam sejenak. Aku dan dia bahkan tidak punya urusan sama sekali
"Tidak ada, hanya saja dia sedikit menarik perhatianku"
"Wow. Lo suka sama dia?"
"Bukan!" Elakku cepat. "Kurasa aku tidak menyukainya atau mungkin belum(?)" ucapku dimana di kata-kata terakhir kuucapkan dalam hati
Aku tak menyanggah seratus persen perkataan Dito barusan. Aku memang tidak menyukai gadis keras kepala itu, dia hanya sedikit menarik perhatianku. Tapi bukankah rasa suka berawal dari ketertarikan, mungkin saja aku menyukainya suatu saat nanti.
Gadis itu membuatku semakin tertarik dan penasaran
Jadi ya sudahlah
Dito menepuk bahuku "Good luck bro"
-⚘
Dari informasi yang dikatakan Fika, Keyra mengikuti program studi sastra.
Aku berjalan menghampiri Keyra, berniat mengajaknya pulang bersama.
Kalau saja bunda tidak memintaku membeli bahan makanan bulanan tadi sebelum berangkat dan Fika yang biasanya membantuku tak bisa menolongku kali ini jadi aku memutuskan mengajak Keyra. Si betina ganas
Tunggu
Aku menghentikan langkah kakiku. Menggaruk rambutku yang tak gatal, otakku dipaksa berpikir keras
Aku mau pergi kemana, sedangkan aku belum tau jadwal matkul gadis itu
Aku juga tak punya nomornya
Hanya ada satu kata
Bodoh!
Dan disinilah aku sekarang cengo di tengah lorong ditemani kebingungan yang mengelilingi kepalaku
Terbesit ide pintar di otakku, aku memutar langkah kakiku, entah mengapa menurutku gadis itu berada di perpus mengingat dia suka sekali ketenangan
Dan benar saja dugaanku tak pernah salah. Setelah mencari di antara rak-rak yang berukuran lebih besar dari tubuh manusia aku menemukannya dibangku paling ujung. Membaca dengan tenang
Seperti biasanyaKeyra dengan buku tebalnya
"Hai.." sapa ku, duduk dibangku yang berseberangan dengan mejanya
Aku tersenyum kecut
Diacuhkan kedua kali sialan!
"Kupikir mengabaikan seseorang tak sopan!. Dia sudah dengan senang hati meluangkan waktu untuk menyapamu" ketusku, bicara sedikit keras agar ia terganggu
Kedua alis gadis itu bertaut dia nampak menghentikan bacaannya "Tak ada yang memintamu, itu semua atas kemauanmu sendiri"
"Setidaknya menghargai seseorang itu tidak sulit"
"Jika kau datang hanya untuk berceloteh tidak jelas. Lebih baik pergilah, tak ada yang mengundangmu"
"Galak sekali" cibirku, mengerucutkan bibirku kesal
"Wajahmu jadi jelek!" ejeknya
"Bermulut pedas" balasku tak mau kalah
"Terserah padamu" jawab Keyra acuh lalu kembali pada bukunya
Dia benar-benar mencintai bukunya
"Kenapa kau kesini?" pertanyaan Keyra memecah keheningan yang beberapa saat terjadi diantara kami
"Mengajakmu pulang bersama"
"Tidak" jawabnya cepat, aku bahkan sampai mengedipkan mata beberapa kali. Langsung ditolak?
"Aku bawa motor hari ini, bunda menyuruhku membeli beberapa bahan makanan, jadi aku minta bantuanmu"
"Cari saja orang lain"
Sumpah gadis ini benar benar judes bin bermulut pedas. Setiap kata terlontar begitu menyayat hatiku
"Kumohon.." aku berusaha memasang wajah seimut mungkin, biasanya kalau bunda akan luluh, tak tau lagi dengan gadis dihadapanku ini
"Satu mangkok bakso gratis!" rayuku masih dengan puppy eyes di wajah tampanku
Keyra masih tak bergeming. Tangannya dilipat didepan dada
"Tidak"
"Plus es teh!"
Keyra nampak berpikir sejenak sepertinya dia mulai tertarik dengan penawaranku
"Baiklah, Itung-itung mengurangi pengeluaran uang saku"
•
•
•
•
•
Tbc♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent
RomanceBulan september, dimana hujan dengan habis-habisnya menghampiri negara Indonesia, di halte bus Abra bertemu seorang gadis yang tampak terjebak hujan sepertinya Gadis dengan buku tebal ditangannya -----❀ "Semesta sedang menghukumku, dan aku sedang me...